P A R T 1 (A)

2 2 0
                                    

Seperti biasa, pagi ini Elisha sudah bersiap untuk bekerja. Namun baru saja ia keluar dari kontrakan kecilnya, ia dikagetkan dengan sosok arwah penasaran gadis cantik yang meminta tolong padanya. Arwah penasaran gadis cantik bernama Ainaya Talita itu, meminta tolong sudah lebih dari lima kali. Namun Elisha enggan membantu, karena ia sudah lelah membantu para arwah.

Sepanjang perjalanan menuju tempat kerja, Elisha banyak mendapat tatapan aneh dari orang-orang yang dilewatinya. Mereka saling berbisik-bisik tentang Elisha yang berbicara sendiri. Padahal, ia berteriak mengoceh dengan makhluk yang tidak bisa dilihat mereka; menolak permintaan tolong dari makhluk tak kasatmata itu.

Sesampainya di Mall tempat ia bekerja, Elisha langsung disapa oleh teman satu profesinya; Echa, "Selamat pagi, Elisha."

"Pagi juga, Cha," jawab Elisha malas, kemudian menaruh tas kecilnya di loker penyimpanan barang khusus untuk SPG. Pagi ini benar-benar pagi yang lebih buruk dari setiap pagi yang dia jalani sebelumnya. Pasalnya, arwah Naya dan arwah lain terus saja mengikutinya, sampai ia bekerja pun masih diikuti. Tak heran jika Elisha terkadang menjerit kesal jika sudah sampai rumah, membuat para arwah yang mengikutinya pergi menghilang begitu saja.

"Elisha! Echa! Ayo cepat ke bawah! CEO muda Pradipta Company akan segera sampai!" teriak Lusi rekan kerja Elisha menyadarkannya dan Echa yang masih berbincang-bincang. Elisha dan Echa pun bergegas menuju lantai satu, untuk menyambut CEO muda. Setelah sampai, semua karyawan di Mall itu langsung membentuk barisan masing-masing. Dari yang jabatan tertinggi, hingga paling bawah. Elisha, Echa dan Lusi berdiri di barisan kedua dari barisan yang paling terakhir.

"Memangnya ... Tuan Ridwan Pradipta sudah pensiun, ya, Cha?" tanya Elisha berbisik pada Echa. Sebenarnya, Elisha tidak mau tahu perihal seperti apa dan bagaimana sosok anak pemilik Mall tempatnya bekerja. Hanya saja, si arwah Naya yang masih membuntutinya ini cerewet, mengoceh terus menyebutkan nama Zaidan, yang Elisha sendiri tidak tahu Zaidan itu siapa. Jadi, dia berpura-pura tidak mendengar, lebih memilih mengabaikan sosok arwah itu lagi, dengan melempari pertanyaan kepada Echa sahabatnya.

"Iya, Tuan Ridwan Pradipta akan mewariskan seluruh bisnis miliknya pada anak tunggalnya. Katanya sih, anak Tuan Ridwan tinggi dan tampan, loh, Sha," jawab Echa ikut berbisik, dan Elisha hanya mangut-mangut. Echa begitu antusias membicarakan soal CEO muda Pradipta Company kepada Elisha. Berharap, Elisha akan menyukai CEO muda yang dimaksud, lalu meninggalkan predikat jomblo yang sudah disandangnya begitu lama.

"Iyalah dia tampan, dia kan, tunanganku," ucap arwah Naya yang masih mengikuti Elisha, membuat Elisha melirik ke arah arwah tersebut.

"Apa? Jangan bermimpi kau, Naya! Masa iya, seorang CEO muda bertunangan dengan arwah penasaran? CK, yang benar saja," ucap Elisha tidak percaya. Setelahnya lalu menutup mulut sendiri, merasa bodoh karena pada akhirnya dia kembali meladeni arwah Naya. Dasar bodoh! batin Elisha merutuki diri sendiri.

"Arwah penasaran? Lagi? Di mana, Sha?" ucap Echa dan Lusi hampir bersama, Elisha mengangguk sambil menyengir. Echa dan Lusi sahabatnya ini sudah tahu, perihal dia yang bisa melihat arwah penasaran, bahkan bisa berbicara dengan mereka. Seketika Echa dan Lusi saling pandang, merasakan bulu romanya tiba-tiba meremang.

"Dia ada di ...." belum sempat Elisha melanjutkan ucapannya, sosok arwah Naya sudah lebih dulu merasuki raganya tanpa aba-aba maupun permisi. Menguasai dirinya begitu saja, "... tunanganku!" ucap Elisha setengah berteriak.

"Tunangan? Bukannya, kau jomblo, ya, Sha?" tanya Echa bingung.

"Echa! Sepertinya ... Elisha kerasukan lagi. Lihat saja, pandangannya lurus ke depan begitu," ucap Lusi dengan menepuk bahu Echa takut.

Saat Echa dan Lusi sedang mengamati sikap Elisha yang lebih aneh dari biasanya, mata keduanya menangkap sosok pria tinggi dan tampan yang tengah berjalan melewati pintu masuk otomatis Mall, dengan Tuan Ridwan Pradipta di sebelahnya, serta dikawal empat bodyguard di kiri dan kanan. Saat yang bersamaan pula, Elisha berlari ke arah pria itu sambil berteriak, "Tunanganku!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang