Terbilang dua hari lalu ketika Ceye berbicara tak jelas pada Helya, semenjak itu juga cewek ini tak bisa jika tidak memikirkan Ceye. Ada...saja waktu untuk memikirkan Ceye meskipun dirinya sedang disibukan dengan kegiatan kampus. Apa sih maksud cowok itu? Helya menghela nafasnya dan mencoba fokus pada dosen yang sedang menjelaskan sesuatu di depan sana.
'Karna gue pengen kenal lo lebih jauh.'
Astaga! Bisakah kata-kata itu berhenti untuk sebentar saja? Karena sungguh, dia tidak bisa fokus. Helya menoleh ke samping dimana sahabatnya sedang duduk terkantuk mendengarkan dosen di depan sana. Mata mereka bertemu, sahabatnya itu hanya mengerucutkan bibirnya lucu, Helya mengangguk dan tersenyum. Mengerti bahwa cewek itu mengantuk dan bosan.
"Sumpah ya dosen yang satu itu kalau ngejelasin kaya ngedongeng. Mana kelas siang lagi." Helya tersenyum mendengar rengekan cewek yang sekarang sedang meminum minumannya, selesai kelas mereka langsung menuju kantin.
"Jangan gitu lho, nanti ilmunya gak nerap lo baru tau rasa."
Nari- cewek itu langsung memajukan bibrinya "Yahhh jangan ngomong gitu dong Hel."
" Ya makanya. Nurut aja, lagian lo juga gak ngedengerin apa yang dosen tadi jelasin kan?" benar, sangat benar Helya ini. Nari tersenyum lalu menyeruput minumannya lagi.
"Yaudah, cabut yuk Ri."
Nari mengangguk menyetujui perkataan Helya untuk segera pulang. Mereka memasuki mobil yang Nari bawa, karena Helya tidak bisa membawa mobil. Ah lebih tepatnya belum lancar.
"Gue belum bisa lupain cowok gue Hel." Helya menoleh ke Nari yang kini sedang menyetir. "Cowok lo yang mana?"
Nari menoleh dan mendengus sebal "Itu lho cowok yang mutusin gue di cafe karena gue telat." Helya mengangguk, meskipun Nari tidak memberitahu nama cowok itu padanya, tapi Helya yakin cowok itu bertempramen buruk. Masa, hanya telat saja sudah diputusin. Semoga saja Helya tidak bertemu cowok itu. Kalau ketemu Helya yang seperti ini bisa-bisa di lempar jauh-jauh oleh cowok itu.
"Selera dia berarti jelek, masa lo yang cantik kaya gini di tinggalin."
Nari tersenyum mendengar pujian dari Helya, memang sih dirinya cantik berarti, selera Ceye jelek kan? Helya tak habis pikir cowok itu seleranya seperti apa sih? Nari yang cantik ini ditinggal, bahkan jika Helya berdiri di samping Nari, cewek itu seperti upik abu yang berdiri di samping sang putri. Secantik itu memang Nari ditambah gayanya yang anggun dan modis, menambah kesan kecantikan dan keanggunannya. Kalau Helya? Jangan ditanya, malu.
"Mau mampir dulu gak?" tanya Helya ketika sudah sampai di depan apartemen miliknya, Nari menggeleng dan melihat jam kecil yang ada di pergelangan tangannya "Gue udah ada janji nih, nemenin nyokap."
"Yaudah, hati-hati ya."
Helya melambaikan tangan ketika mobil Nari menjauh dari hadapannya dan menghilang ditelan jarak. Cewek itu memasuki unit apartemennya, dia tinggal sendiri di apartemen itu. Ibu dan ayahnya dirumah, karena jika ia berada di rumah kejadian itu seakan menghantuinya.
Cewek yang mempunyai tahi lalat di hidungnya itu segera merebahkan asal dirinya di atas ranjang, menatap langit-langit kamarnya yang sengaja ia tempeli bintang-bintang, ah bukan hanya langit-langitnya tetapi juga dindingnya. Memang sih sekilas seperti kamar kanak-kanak, tapi itu cukup indah menurut Helya. Menurutnya lagi jika dinding hanya polos, kamarnya itu seperti kosong dan tidak menarik. Kan kalau di tempeli begini jadi indah, di tambah lagi beberapa foto dirinya dan teman-temannya di tempeli disana. Rapi dan indah. Tidak salahkan Helya menganggap itu indah? Cewek suka keindahan bukan?
"Ko Ceye gak minta id line gue ya?" bisiknya. Mungkin terdengar seperti berharap, tapi bukan itu ko. Yang Helya pikirkan itu cuman....apa ya? Hanya khawatir saja dengan keadaan Ceye, apa cowok itu udah keluar dari rumah sakit? Mungkin saja sudah. Mengingat Ceye pernah bilang bahwa ia akan dirawat sampai dua atau tiga hari. Iya, mungkin sekarang sudah beraktivitas seperti biasa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Male Voter [PCY with SeKai]
Teen FictionIni kisah tentang Ceye yang Desain Elegant and High Quality yang pemilih, dan bagaimana jika Ceye bertemu dengan cewek yang tidak sesuai dengan kamusnya? Juga Kisah Kai yang takut pacar, dan Sehun yang bucin. Dan beberapa cerita menarik di dalamnya...