Tempat makan itu penuh jika hujan seperti ini, benar ya kata orang-orang jikalau hujan perut tuh minta diisi. Salah satunya cewek yang satu ini, Helya memesan untuk dibawa pulang, lagi pula sudah tidak ada tempat yang tersedia. Setelah pesanannya selesai, Helya tidak langsung pergi dari tempat itu. Hujannya lumayan deras dan ia tidak membawa payung. Ponselnya berbunyi tanpa melihat siapa yang menghubunginya cewek itu langsung menempelkan ponselnya ke telinga.
'Masih di mana? Ini ujan lho.'
Dari suaranya saja Helya tau ini siapa. Suara yang membuat cewek mana saja meleleh ketika mendengarnya.
"Ini lagi nunggu reda." jawabnya sambil melihat ujung sepatu yang sedikit basah.
'Di mana? Biar kakak jemput.'
"Di kedai langganan kita kak."
Helya menghela nafasnya ketika sambungan itu terputus. Hujan semakin lebat, tangannya memeluk sebagian tubuh bagian depan karena dia hanya memakai kaos tipis. Setelah beberapa lama menunggu sebuah mobil berhenti di depannya, jendela itu terbuka dan Helya mendapati seorang cowok memakai topi hitam.
"Helya? Lo Helya kan?" alis cewek itu mengernyit, tapi dari suaranya dia pernah dengar "Ceye?!"
"Iya, ayo gu-"
"Udah lama nunggu?" seseorang datang dengan memakai payung memotong obrolan mereka. "Enggak ko." cewek itu menatap Ceye kembali "Ye, gue duluan."
Ceye yang di dalam sana melihat dari kaca spion, Helya dengan cowok itu di bawah satu payung yang sama. Senyuman miris tercetak di sudut bibir tebal Ceye "Udah ada anjingnya ternyata."
-
Dentuman musik dengan volume yang keras itu sudah familiar di telinga lebar Ceye, botol yang berisikan minuman berkadar alkohol sudah setengahya dia minum. Tangannya terulur untuk menuangkan pada gelas kosong itu lagi tapi, Kai dengan cepat mengambil botol sialan itu.
"Udah dong njing, kenapa sih lo mabuk-mabuk. Padahal tadi pagi lo ceria aja perasaan." Ceye menoleh ke arah Kai dengan mata belernya, dia tersenyum.
"Udah ada anjingnya Nyet, padahal dia low quality. Udah lama gue gak ketemu sama dia, pas ketemu dia sama anjingnya, anjing."
Kai menekuk alisnya, masa Ceye soal cewek gini sih. Ceye galau? Masa iya?
"Ye lo galau nih ceritanya?"
"Hhhhh Jong, di kamus gue tuh gak ada kata 'GALAU' hhhheee." ucapnya dengan menuliskan kalimat 'galau' dengan tangannya di udara. Kai menghela nafasnya percuma bicara pada orang yang mabuk. Tak lama seorang wanita yang berpakaian minim menghampiri Ceye dan duduk di samping Chanyeol.
"Butuh kehangatan darling?" ucapnya mengerling nakal, Ceye menatap cewek itu dari atas hingga bawah dan berhenti dibagian yang menonjol, dia tersenyum.
"Tete lo gede ya."
Merasa di puji cewek itu mendekatkan payudara ke Ceye dan memeluk leher cowok itu, menuntun tangan Ceye agar menyentuh gundukan itu. Kai yang ada di sampingnya hanya memutar bola matanya malas.
"Tangan lo pas lho, gak mau pegang yang lainnya?"
"Bangsat?!"
Umpat Ceye, dia langsung menarik cewek itu ke dalam pangkuannya dengan gerakan cepat tangan besar Ceye masuk ke dalam baju hitam itu dengan tak sabar, pun dengan bibirnya yang sudah berperang dengan cewek yang tak tahu dari mana asalnya. Kai menggelengkan kepalanya, sudah tidak aneh lagi sih kalau Ceye seperti ini. Dulu juga ia seperti itu, tapi sudah tobat semenjak ketemu sama Krystal. Ponselnya berbunyi dan tertera nama kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Male Voter [PCY with SeKai]
Genç KurguIni kisah tentang Ceye yang Desain Elegant and High Quality yang pemilih, dan bagaimana jika Ceye bertemu dengan cewek yang tidak sesuai dengan kamusnya? Juga Kisah Kai yang takut pacar, dan Sehun yang bucin. Dan beberapa cerita menarik di dalamnya...