5 | Kehidupan di Tokyo

396 16 0
                                    

Mitsuha POV

Alarm di ponselku berbunyi keras. Aku masih tertidur. Angin dari luar masuk ke kamarku lewat jendela.

Aku pun meraba-raba dan mencari ponselku. Hingga akhirnya aku malah terjatuh dari tempat tidur.

"Aduh!"

Aku menghela nafas,lalu bangun pelan-pelan. Kubuka selimut yang menutupi wajahku. Sinar matahari menerpa wajahku,sehingga terasa hangat.

Tapi...tunggu. Dimana aku? Aku melihat sekeliling. Kamarku menjadi berbeda. Kausrku menjadi tinggi. Di pojok kiri ruangan ada rak buku yang penuh dengan buku-buku. Seragam sekolah tergantung rapi di dinding. Dan di sebelah kanan ada meja belajar yang juga penuh dengan buku.

"Di mana...",kataku.

Eh? Kok,suaraku menjadi lebih berat? Aku memegang tenggorokanku. Loh? Mana dadaku? Aku memegang dadaku yang bidang. Aku pun merasa ada hal yang lebih aneh. Ada sesuatu yang mengganjal di celanaku. Tanganku meraba bagian itu dan...

"Hwa?!!!",aku benar-benar terkejut.

Aku pun berjalan ke arah wastafel,lalu mencuci wajahku. Ku tatap diriku di cermin. Hah? Aku,laki-laki? Apakah ini hanya mimpi?

Tunggu,ada perban di pipi kiriku. Aku pun menyentuhnya.

"Aduh!",rasanya masih sakit ketika ku pegang. Rasanya memang sakit,aku bisa merasakannya. Tapi kenapa aku tidak terbangun dari mimpi ini?

"Taki! Apa kau sudah bangun?",tanya seseorang dari ruang makan.

"Eh? Taki?",aku kebingungan. Masih saja aku bertingkah seperti perempuan.

Aku pun menghampiri suara itu.

"Ini jatahmu untuk memasak. Bangunlah tepat waktu",kata lelaki paruh baya,yang kuduga adalah Ayah dari orang yang bertukar tubuh denganku.

"S-sumimasen (maaf)",jawabku agak takut-takut.

Orang itu terkejut dengan balasanku. Aku tidak tau kenapa. Apa mungkin Taki jarang minta maaf?

"Ayah mau berangkat. Habiskan sup misonya",katanya sambil membereskan laptopnya. Sudah kuduga dia ayahnya.

Aku mengangguk.

"Berangkatlah ke sekolah walau terlambat. Ayah pergi",kata Ayah sambil berjalan ke luar.

"Hati-hati di jalan",kataku sambil melambaikan tangan.

Ku lihat sekeliling. Cucian piring yang menumpuk,air kran yang menetes. Pakaian kotor di dalam keranjang,laundry mungkin? Beberapa makanan di atas meja makan.

"Mimpi yang aneh",gumamku.

Ponselku tiba-tiba berbunyi keras. Aku sangat terkejut. Lalu aku berlari ke kamar dan mendapati notifikasi di ponselku.

Tsukasa : Lari,kau terlambat!

"Emm,dari siapa ini? Tsukasa? Siapa dia?",gumamku kebingungan.

Aku pun beralih pada seragam yang tergantung di dinding,bersama dengan kertas-kertas gambaran yang ditempel di dinding. Ah,mungkin Taki suka menggambar. Gambarnya sangat bagus. Ku lihat logo sekolah di bagian kantong baju.

"Eh? Aku harus ke kamar kecil",kataku.

Setelah selesai,aku pun keluar dari apartemen dan sudah menggunakan seragam. Kututup pintu,dan menghembuskan nafas.

"Ini sangat nyata",kataku lirih.

Mataku terbelalak melihat gedung gedung bertingkat yang berjajar-jajar di hadapanku. Angin berhembus. Sinar matahari menerpaku. Aku sungguh kagum dengan semua ini!

Kimi No Nawa (Your Name)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang