Because Of Love [5]

31 13 0
                                    

Drrtt...drrtt...
Drrtt...drrtt...

Sasa terbangun dari tidurnya di karena kan dering telepon yang berada di atas meja dengan keras bergetar dan menimbulkan suara. Sasa dengan cepat bangkit dari baringnya, lalu berjalan menuju meja dan meraih telepon tersebut. Ia langsung mengangkat panggilan dari seberang sana.

"Halo," Mata Sasa membulat sempurna, ia sangat bahagai, ia sangat senang, rasa khawatir nya telah hilang saat mendengar suara Caca dari telepon itu.

"Haloo!! Kak!! Pulanggg!!! Sasa takuttt!!!" Tanpa basa-basi, Sasa dengan nyaring berteriak yang di mana berhasil membuat telinga Caca kesakitan di seberang sana. Nafas Sasa terengah-engah, ia begitu lega saat kakak perempuan nya ini menghubungi nya.

"Ya ampun Sa.. telinga kakak sakit lohh kamu teriak begitu," Dengan sabar Caca menjawab teriakan adiknya itu. Sasa hanya menyengir sambil terus menggaruki kepalanya, ia tidak perduli dengan teriakannya tadi, yang jelas ia sudah sangat merasa lega saat Caca menghubungi nya, pikirannya sudah tenang.

"Jadi begini, kakak hari ini nggak pulang ke rumah," Ucap Caca.

"Lah? Trus nanti Sasa sama siapa dong?" Mendengar ucapan Caca tadi membuat Sasa mengerutkan keningnya, memikirkan apa alasan Caca tidak pulang.

"Kak Ika bakal temanin kamu di rumah," Jawab Caca.
Sasa menghela nafas dengan jengkel, ia menganggukan kepalanya.

"Iya-iya! Tapi besok kakak pulang kan?" Tanya Sasa lagi.

"Iya Sasa,"

"Oke deh, dah!"

"Dah, tungguin kak Ika ya bentar lagi dia sampai kok. Kakak tutup ya," Setelah mendengar kalimat terakhir Caca dari telepon tersebut, panggilan terputus.

Sasa kembali berjalan menuju sofa yang tadi ia tiduri, pikirannya kini berganti alih menjadi memikirkan Caca. Tidak biasanya Caca meninggalkan rumah seharian tanpa alasan, yang biasa meninggalkan rumah seharian tanpa alasan adalah Tya bukan Caca.
Sasa melipat kedua tangannya sambil duduk menyenderkan punggungnya ke kepala sofa tersebut, pandangan kosong dengan pikiran yang di penuhi oleh Caca membuat Sasa menggigit-gigit kuku nya.
Seketika mata Sasa membulat sempurna. Senyumnya kini terukir di wajah manisnya, dengan cepat Sasa kembali berdiri dan meraih handphone nya yang berada di karpet berbulu samping sofa itu.
Dengan lihai jari jempol tangan sebelah kanan serta jempol tangan sebelah kirinya mengetik keyboard di handphone itu.

SEND

Setelah menekan tulisan send itu, Sasa kembali mematikan handphone nya, lalu kembali merebahkan diri di sofa dengan senyum yang masih terlihat jelas.


*****

"Dahh, hati-hati ya!" Tangan kiri Caca sedari tadi tidak berhenti melambai-lambai ke arah bus yang terdapat teman-temannya di dalam nya. Karna sudah terlalu malam, Caca memaksa mereka untuk segera pulang kerumah mereka, ia juga menyuruh untuk pulang menaiki bus umum agar tidak terjadi apa-apa pada mereka, Caca berpikir tidak baik jika teman-temannya berjalan kaki untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, apa lagi hari sudah malam. Pasti banyak cowok-cowok nakal yang akan berkeliaran dan menggoda cewek-cewek yang sedang berlalu lalang, bahkan ada beberapa cowok yang mungkin dengan beraninya melecehkan cewek-cewek tersebut. Semoga itu tidak akan pernah terjadi pada mereka.

BECAUSE OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang