______________________
Masa heat.
Masa dimana semua wolf akan mulai bersenggama dengan mate-nya untuk membuahi dan dibuahi. Masa dimana semua wolf akan saling memancing perhatian lawannya dengan cara apapun.
Namun sekali lagi Felix bukanlah serigala yang akan melakukan apa yang akan dilakukan oleh wolf biasanya temannya lakukan pada umumnya. Bila teman-temannya tiba masa heat ia akan lebih memilih untuk pulang ke rumah. Mengurung diri sampai masa heat-nya hilang.
Seperti saat ini, tidur di kasur yang empuk dan hangat dengan lengan yang diletakkannya di atas kepala. Beberapa obat pereda heat berserakan dimana-mana. Bahkan kali ini tak ada satupun yang tersisa di lemari.
"Ngh..." Lenguhnya, memiringkan tubuh berusaha untuk menenagkan birahinya yang mulai meluap-luap.
Ia benar-benar membenci masa heat yang membuatnya harus rela menahan rasa sakit dan kepanasan di sekujur tubuhnya. Ia merasa sangat tersiksa, apapun yang ia lakukan tak mengurangi rasa panas yang dideritanya. Malahan dengan banyak melakukan gerakan, wolf dalam dirinya semakin meronta. Kecuali dengan satu cara yang ia yakin dapat mengurangi penderitaannya.
Netra matanya menatap sebuah boneka plastik yang menyerupai pisang yang lumayan panjang di atas nakas. Salivanya dengan kasar ia telan susah payah saat pikiran kotor mulai menyerangnya. Tangan kanan dengan gemetar menggapai boneka pisang itu lalu jemari-jemarinya dengan perlahan menyusuri tekstur boneka pemberian bibi panti asuhan sebagai teman tidur di malam hari. Tampak seperti adik miliknya, namun sepertinya lebih kecil lagi.
Dibukanya mulut itu memberi jalan lidah untuk dapat mengecap rasa dari boneka pisang. Dibelainya dengan lidah yang dipenuhi liur seolah itu adalah ice cream. Mengemutnya layak permen dengan pekat membasahi boneka itu.
"Mmh.." Felix melenguh kala merasakan panas yang mulai merambat ke segala arah tubuhnya.
Tangan yang bergemetar tetap erat memegang boneka yang kini sudah ia pertemukan dengan lidahnya. Mulai menelusuri tiap inci dari boneka pemberian bibi panti itu dengan lidahnya sendiri. Membasahi area tiap boneka dengan air liurnya sendiri sampai menetes mengaliri dagu Felix.
Felix tersenyum dengan aksinya sendiri. Memasuki lebih dalam ujung kepala mainan itu tak lupa tangan kanannya yang menganggur merambat pelan kedaerah selangkangan yang sudah menunjukkan ereksi. Memuaskan birahinya dengan cara satu-satunya agar ia bisa melanjutkan tidur siang yang nyenyak.
Andaikan Jisung mengetahui cara pelampiasa birahi pada masa heat ala Felix, mungkin pemuda tupai itu akan terkenal di penjuru dunia dengan ceritanya.
"Sial!" Umpatnya kepada mainan yang sudah banjir akan air liurnya bahkan sampai menetes mengenai kaos abu-abu yang ia kenakan. Menatap kesal mainan itu karena rasa panas yang bukannya mereda malah makin bertambah.
Tubuhnya masih bergemetar hebat, pula nafasnya yang terengah cepat. Tak biasanya saat masa heat datang, cara ini adalah cara yang paling ampuh untuk meredakan rasa panas yang menggerayangi tubuhnya. Namun, sepertinya walau sudah dilakukan berulang kali, cara tersebut tidak akan berhasil. Biasanya tangan kecilnya itu saat ini sudah menampung semburan sprema, tetapi sekarang ia cukup sulit mengeluarkan. Penis itu hanya berdiri tegak dan memerah.
Apakah ini karma bagi omega yang menganggap remeh takdir alam? Dan jika iya, dia sedang menanggung akibatnya. Lalu apakah ia akan segera mati setelah ini? Diacaknya kasar surai pirangnya dengan frustasi.
"Haruskah aku mencari pasangan?" Gumamnya dengan nafas terengah hampir putus asa.
Tidak! Ia tidak ingin terlihat lemah lagi seperti masa kecilnya. Ia harus semangat menentang takdir. Walaupun tidak akan mungkin.
Dengan semangat empat lima, diambilnya kembali mainan yang tergeletak di samping tubuhnya lalu mulai menggesek-gesekkan di depan kemaluannya. Melakukannya dengan lumayan cepat tepat di depan lubang dubur miliknya.
"Ahh.. Ahhh.. Shh..." Desahnya dengan kenikmatan yang tiada tara.
Biji peler kali ini ia jamah dengan harapan dapat mempercepat keluarnya sperma. Mainan yang sebelumnya ia gesekkan di depan kemaluan berpindah memasuki dirinya melalui lubang dubur yang tampak lapar minta diisi. Mendorongnya dengan perlahan sehingga setengah dari boneka yang panjangnya melewati jari tengah Felix.
"Ahh! Kenapa ini nikmat sekalihh.. Ohh.. Ehm.."
Desahan yang cukup kuat memenuhi apartement Felix. Lama-kelamaan lenguhan keras menandakan puncak surga dunia akan segera tercapai. Seluruh anggota badan Felix bergetar, punggungnya yang morat-marit kesana kemari karena tak sanggup menahan nikmat dan kedua tangannya yang bekerja memuaskan little Lee.
Detik kemudian akhirnya Felix sampai juga menggapai orgasmenya yang ternyata cukup susah untuk keluar. Nafasnya tersenggal-senggal setelah merasakan kenikmatan dunia.
"Aku tidak tau jika suara desahanmu itu mengganggu diriku."
?!
___________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Omega • Changlix
FanfictionFelix itu udah lama jomblo. Temen-temennya udah pada punya mate semua, tinggal dia aja. #Felix uke #Boyslove