PERGI

43 11 4
                                    

"Membiarkan mu pergi memang bukanlah cara yang terbaik, Tapi memohon mu untuk kembali pun bukan cara yang tepat. Biarlah tuhan pertemukan kita dengan cara yang indah"

***

Kini aku telah berumur 17 tahun,nama panjang ku Elizabeth Fritzy. Disini lah aku berdiri, hembusan angin yang menerpa wajah ku..sambil menggenggam pot bunga, didalam itu ada setangkai bunga pemberian nya.

Aku selalu ketempat ini dimana ia berjanji pada diriku. Ya tempat ini adalah pantai dimana saat aku dan dia berpisah saat 'senja' hari

"elisa aku berjanji aku akan kembali untuk menemui mu, tetap lah menjadi elisa ku yang sekarang. Ingat suatu saat kita akan bertemu" ucap anak laki-laki itu sambil menggenggam setangkai bunga di belakang

"aku berjanji rey, aku akan tetap seperti ini" Senyum ku, namun tiba-tiba orang tua rey datang. Seketika senyuman ku memudar menjadi kesedihan

"annyeong higaseyo elisa"ucap rey yang semula menggenggam setangkai bunga, lalu bunga itu jatuh dan aku mengambil nya

"nado" senyum terpaksa ku, sambil terus menatap punggung rey yang menghilang

Seketika lamunan ku terpecah saat Tante Vanie menelpon ku untuk menyuruh ku segera pulang, ya kini kehidupan ku bergantung pada tante vanie, tante vanie sangat baik dia adik dari ibu ku

"hallo tante?"

"elisa cepat pulang nak ini sudah mau malam, kita akan makan malam bersama"

"baik tante elisa akan pulang, kalau lain nya sudah lapar. Makan dulu aja te ini elisa masih ada urusan sebentar"

"tidak kami akan menunggu mu"

"baiklah tante,aku matikan telpon nya"

Lalu, aku menghembuskan nafas dengan kasar aku berpikir ternyata di dunia ini masih ada yang menyanyangi ku

Kemudian, aku berjalan ke arah halte bus, saat diriku menunggu bus datang tiba tiba tetesan air dari langit membasahi jalanan perkotaan. Petir bergemuruh, percikan air yang deras membuat ku takut. Ya aku sangat takut dengang hujan, karena.. Dibalik dibalik hujan ada memori yang mengerikan bagiku..

5 menit kemudian..

Tin--Tin-Tinn (suara klakson mobil)

Lalu, aku menengok ke arah sumber suara itu dengan ketakutan, saat diriku mengangkat wajah ku yang aku lihat ternyata tante vanie

"sayang kamu gak apa-apa kan?"ucap tante ku sambil menunjukkan ekspresi khawatir nya dan aku hanya mengangguk. Lalu ia menuntun ku untuk masuk ke dalam mobil nya

Saat di mobil hanya ketakutan lah yang melanda ku, tante ku terus saja berusaha membuat ku tenang dia menggosok-gosok kan tangan ku agar diri ku tenang, hal itu mampu mengurangi rasa khawatir dan takut di dalam hati ku dan pikiran ku

"elisa ayo turun kita sudah sampai"

"i--iy--aa te" ucap ku sambil gemetar

Tante ku terus menuntunku hingga ke dalam rumah nya,aku lihat disana ada Om vicky yang sedang khawatir menghampiriku

"elisa kamu gak apa-apa kan?apakah ada yg terjadi?"

"ti--ti--d-daak om"

"baiklah kalau ada apa-apa bilang ke om sama tante ya"

"i--iya om"

"istirahat sana"

Aku mangangguk dan menaiki tangga untuk menuju kamar ku, saat sudah sampai di kamar aku membuka lemari ku. Ya, disana ada kenang-kenangan di mana saat keluarga ku masih lengkap di foto itu ada ayah ku sambil menggendong diriku saat berumur 7 tahun dan ibu ku sedang tersenyum sambil menyiram bunga foto itu 2 hari sebelum kejadian itu,  Tiba-tiba air mata ku menetes..

Aku menangis sekeras keras nya.  Diluar sana tidak akan terdengar, karena kamar ku ini kedap suara..

Aku terus memandangi foto-foto ku mulai berumur 2 tahun sampai 7 tahun..bersama kedua orang tua ku

"hikss..hiks Ibu ayah..kalian terlalu cepat untuk meninggal kan ku, lihat anak mu kini telah besar, seandainya kalian masih hidup...aku ingin terus memeluk kalian"

Note:
*annyeong higaseyo (selamat tinggal)
*

Nado (juga)

Love You readersss❤
Jangan lupa votemen nya

SENJA YANG TAK TERLUPAKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang