Seringnya aku menyadari, bahwa
kata kata menjadi sangat irit ketika kita berjumpa.
Menyangkal perasaan untuk berbicara,
dengan mengandalkan waktu sebagai perantara.
Tapi diujung temu, nyatanya kata itu meluap menjadi air mata.
Menggantikan kata hingga menetes dan terbata-bata.
Hangatnya pelukan sebenarnya ingin kurasakan lama.
Tapi waktu kembali menemukan ruang untuk berada.
Hingga suara teredam dalam dada dan tak kemana-mana.
Hubungan kita tetap ada, jarak kita pun juga ada.
Teknologi hanya mempertemukan dua muka
Tanpa tau perasaan kita
Yang menginginkan jumpa
Dan berakhir menyibukkan luka
Agar tak lebar terbuka03.03.2019 | BJN
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa Kehidupan
PoetryIni hanyalah.. sebuah cuitan hati atas realita yg dibalut dengan kalimat. Terkadang hanya sebuah pemikiran, beberapa kali ini tentang perasaan. Karena aku, hanya sebatang kara tanpa mimpi. Karena aku, ingin dimengerti oleh diri sendiri.. dan ini, b...