Pagi ini berjalan seperti biasanya. Aku berangkat sekolah bersama sabahat kecilku, ia adalah Kenzo Alvaro. Aku sering memanggilnya Ken. Disepanjang jalan kami hanya diam. Hanya angin pagi yang sejuk terasa menyelimuti tubuh kita berdua. Pagi ini sangat cerah, disambut panas matahari yang tidak begitu panas.
Sesampainya di sekolah aku dan Ken langsung menuju kelas. Kita berdua berada di kelas yang sama dari kelas 10 sampai sekarang sudah kelas 12. Banyak orang yang iri terhadap kita berdua. Karena kita sudah dekat dari kecil. Kenzo adalah cowok idaman para perempuan yang ada di SMA ku, dan aku hanyalah cewek biasa saja yang selalu ada disisi Ken.
Aku sempat berpikir Ken mungkin akan risih jika aku terus berada disampinya. Tetapi ia selalu menyangkalnya bahwa ia senang jika aku berada disisinya. Dengan perlakuan baik Ken terhadap ku, aku mulai menyukainya sejak SMP kelas satu. Aku tidak ingin menyatakan perasaan ku kepadanya. Karena aku tidak mau persahabatan ku dengan Ken rusak dan aku tidak mau hal itu terjadi kepada kita.
Saat sampai di kelas aku langsung duduk di bangku ku dan kulihat sudah ada Sarah duduk manis dibangku ku. Ia adalah Sarah teman sebangku ku sejak kelas 10. Aku dan dia bersahabat sejak kita berdua masuk SMA. Ia adalah cewek baik, manis, berkulit putih, pintar dan banyak digilai oleh cowok.
" Sarah! " sapaku padanya.
" Hai, Sel, " ucap Sarah membalas sapaku ku.
Oh iya, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Gisel Anastasya, kalian bisa memanggilku Gisel. Aku tinggal bersebelahan dengan Ken, karena rumah kita bersebelahan makanya aku dan Ken bersahabat.
Saat bel istirahat bunyi, aku bersama kedua sahabat ku pergi ke kantin. Kita kemana-mana selalu bersama. Kalau tidak bertiga, ya aku hanya berdua dengan Sarah atau Ken.
" lihatlah mereka selalu bersama, lucu sekali ya? Aku iri deh pada mereka. Ingin rasanya aku seperti mereka. " kata salah satu siswi yang ada di kantin.
" benar apa kata mu, aku pun iri melihat Gisel dan Kenzo selalu bersama dari SMP. Kapan kita bisa seperti mereka. Menurutku, mereka berdua itu cocok sekali dan saling melengkapi. " ucap siswi itu kepada temannya.
Aku yang mendengar pembicaraan mereka merasa senang jika aku dan Ken memang cocok bersama. Tetapi disini hanya aku yang menyukai Ken, aku tidak tahu Ken menyukai ku atau tidak. Mungkin dia hanya menganggapku sebagai sahabat saja tidak lebih. Andai aku dan Ken saling menyukai mungkin kita sudah menjalin hubungan sejak dulu.
Aku pun hanya diam saat mendengar pembicaraan dua siswi itu. Tanpa kusadari aku sudah melamun sejak tadi mendengarkan pembicaraan mereka. Sarah yang melihat ku merasa kebingungan, kenapa aku melamun.
" hei, gisel! " ucap Sarah sambil mengayunkan tangannya di wajahku.
Aku yang merasa terpanggil, bangun dari lamunku, " ah, iya Sar ada apa? "
" kamu kenapa? kelihatannya tadi kamu melamun, ada yang kamu pikirkan? "
" tidak ada apa-apa kok, mungkin aku hanya capek. " ucapku berbohong pada Sarah.
Sarah memang tidak tahu tahu kalau aku menyukai Ken. Aku tidak mau memberitahunya karena aku malu saja jika aku menyukai sahabatku sendiri. Aku sebenarnya ingin saja memberitahunya, tetapi mulutku ini susah sekali berkata bahwa aku menyukai Ken. Andai Sarah tahu pasti dia akan mendukungku. Aku pun takut jika Sarah menyukai Ken. Aku tidak mau hal itu terjadi.
Aku dan kedua sahabatku lalu memesan makanan dan minuman. Kemudian kami membayarnya dan kembali ke kelas. Kita bertiga memang selalu makan di kelas, tidak mau makan di kantin karena tempatnya yang sangat ramai dan bising.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih Adakah Ruang Untukku
Historia Cortaseseorang yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya