Musiknya jangan di putar dulu guys. Nunggu ada instruksi, hiya apaan dah instruksi instruksi segala :v
Yaudah, selamat membaca deh😘
-
-
-
Apakah ada jalan untuk ku bertemu dengan mu?
Apakah ada jalan untuk ku merasakan genggaman tangan mu?
Apakah ada kesempatan untuk ku sejenak bersandar di bahu mu?
-
-
-Sudah lewat dua puluh menit sejak aku duduk di depan cermin tanpa melakukan apapun, masih dengan handuk yang melilit rambut basahku.
Beberapa baju berserakan di atas tempat tidur karena ulah ku, rasanya pusing hari ini harus memakai pakaian yang mana.
Hari ini termasuk hari sakral dalam hidupku, pergi ke kantor BigHit.
Aku mengepal tangan ku frustasi, sebenarnya bukan hanya pakaian yang membuat ku bingung pagi ini.
Akan tetapi kejadian minggu lalu masih berbekas dengan jelas di ingatanku, bahkan malam setelah hari itu aku tak bisa tidur.
Jika sebelumnya aku sangat berharap untuk bertemu dengannya nanti di kantor BigHit, kini aku merubah pikiran ku.
Aku tidak boleh sampai bertemu dengannya.
Bagaimana jika nanti dia melihatku lalu mengenaliku? Dia pasti akan tambah membenci ku karena telah berbohong padanya tempo hari.
Dia mungkin akan menyangka bahwa semua ini telah kurencanakan bersama para sasaeng itu agar bisa berduaan dengannya.
Aku bahkan tak bisa membayangkan bagaimana dia akan menatap jijik pada ku.
"Arghhh." Aku mengerang sembari menarik handuk yang membungkus rambutku lalu mengacak-ngacaknya.
Aku menoleh pada pintu kamar ku saat mendengar ada seseorang yang mengetuk.
Sedetik kemudian pintu berwarna cokelat itu terbuka, menampilkan sosok ibuku dengan sepiring roti bakar dan segelas susu.
"Jimin akan lari jika melihat penampilan mu seperti itu." Ujarnya terkikik geli, melangkah masuk dan meletakkan bawaannya di atas nakas kemudian mengambil tempat duduk di sisi ranjang, menatap ku.
"Aku bingung, eomma. Haruskah aku pergi atau tidak?" Tanyaku meminta pendapat. Aku memang bimbang masalah ini, saking takutnya bertemu Jimin.
Ibuku tersenyum lembut, selalu seperti itu. Membuatku merasa tenang seberapa berat pun masalahku. Ia tidak pernah sekalipun mengejekku karena terlalu menyukai seorang 'Park Jimin'. Ia bahkan mendukung ku dengan mengatakan bahwa Jimin adalah menantunya.
Aku juga sudah menceritakan padanya tentang kejadian yang membuatku bertemu dengan Jimin.
"Bukan kah ini mimpi mu sejak lama? Kau tak harus menyerah karena hal seperti itu, Jiyeon." Jawab ibuku, ia berdiri lalu mengelus rambut ku pelan.
"Kalau dia mengenal mu, kau hanya tinggal memberitahukan saja pada Jimin yang sebenarnya. Bahwa kau tidak bermaksud untuk berbohong, akan tetapi kau hanya tidak ingin ia merasa khawatir."
Aku mengangguk setuju, "Baiklah eomma. Terimakasih."
"Itu baru anakku." Ibu mengecup singkat pucuk kepala ku, kemudian berjalan keluar kamar dan menutup pintu.
Tuhan, semoga hari ini semua akan baik-baik saja.
###
Nuansa putih bercampur abu-abu langsung menyapa ku saat pertama kali menjejakkan kaki di tempat ini. Dengan logo besar BigHit Entertainment yang tertempel pada dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Idol
FanfictionMenikah dengan BTS Jimin?! Sebuah hal yang biasanya hanya terjadi dalam mimpiku kini sudah mungkin untuk menjadi kenyataan! - - Aku selalu bermimpi untuk menikahi sosoknya, yang selalu menghiasi layar ponsel ku, yang selalu kuucapkan selamat tidur t...