The T(rain) Never Stop

19 2 0
                                    

     Sebuah ledakan terdengar dari salah satu gerbong. Beberapa petugas berusaha mengevakuasi orang-orang yang masih berada di  gerbong kereta. Kemudian, sebuah tangan meraih petugas itu.

"Kumohon, anak perempuanku masih ada di gerbong, kau harus menolongku"kata ibu itu.

Petugas itu masuk dan mencari anak perempuan itu. Namun, ia tidak menemukannya dan akhirnya ia keluar dari gerbong itu. Saat ia menuju tempat evakuasi korban. Ia melihat ibu itu berdiri sambil menangis di depan papan nama korban. Ia melihat petugas itu dan ia langsung menghampirinya.

    "Dia telah membunuh anakku. Dia membiarkan anakku meninggal"kata ibu itu sambil menangis dan menunjuk petugas itu di tengah keluarga korban lainnya. Mereka terlihat ikut menghakimi petugas tersebut dan mereka membuat petugas itu terdiam. Petugas itu merasa dipukul dengan pandangan mata mereka.

Setelahnya, petugas itu mendapat perlakuan tidak baik dari rekan kerja dan penumpang kereta. Ia menjadi bahan pembicaraan. Ia merasa sedih dengan keadaan yang menimpanya. Hingga seorang kakek menyapanya.

"Kenapa wajahmu murung sekali?"tanya kakek itu.

"Aku telah membunuh orang kek. Kenapa kau mau bicara denganku?"kata petugas itu sambil menundukkan kepalanya. Kemudian kakek itu memegang tangannya.

"Kalau kau sejahat itu. Kau sudah membunuhku duluan"kata kakek itu memberikan sebuah jam tangan pada petugas itu.

"Ah..kakek yang waktu itu"kata petugas itu.

Flashback

Seorang kakek mencari jam tangannya yang jatuh di rel. Terlihat beberapa orang hanya melewatinya dan tidak membantunya. Petugas melihat hal itu dan membantunya.

"Kakek, terlalu berbahaya jika kau berdiri disini. Ini jam tangan milikku. Semoga ini bisa menggantikan jam tanganmu yang hilang"kata petugas itu. Kakek itu terseyum dan mengucapkan terima kasih padanya.

Kakek itu memeluk petugas dan meminta ia lebih kuat menghadapi cobaan ini. Petugas merasa lega dan memulai tugasnya kembali. Ia tetap tersenyum pada setiap orang yang ditemuinya. Hingga ia melihat ibu itu lagi. Ibu itu membawa bunga di tangannya. Kemudian ia  menghilang dari pandangan petugas. Petugas mencarinya ke setiap jalur kereta. Namun, Ia tidak menemukan ibu itu dan akhirnya ia bertugas di  kereta menuju Taman Kota.

*********

Jika kau memiliki kesempatan kedua untuk menyelamatkan anak itu. Apa yang akan kau lakukan?

-Petugas kereta

Aku berfikir sambil menatap jendela kereta. Suara laju kereta yang semakin berat, kemudian berganti menjadi teriakan. Beberapa penumpang berusaha melepaskan diri mereka. Dejavu. Kecelakaan kereta ini terjadi kembali. Saat aku ingin keluar dari gerbong kereta, aku merasa ada seorang anak yang juga terjebak di bawah kursi. Kemudian aku memeriksa beberapa kursi dan aku menemukan anak itu. Aku menarik anak yang terjebak di kursi kereta. Kemudian aku memberikannya pada seorang pria yang mengevakuasi dirinya. Tiba-tiba Aku merasa asap memenuhi diriku. Dadaku mulai sesak dan pandanganku mulai kabur. Kemudian aku melihat anak itu. Anak perempuan itu meraih tanganku. Ia tersenyum.

Aku akan mengajakmu ke tempat yang indah.
-anak perempuan itu.

Dan saat itulah aku kehilangan kesadaranku.

********
Saat melihat papan pengumuman korban, aku merasa terkejut. Aku melihat nama petugas itu disana. Dan seorang ibu menangis sambil mengucapkan terima kasih pada orang yang menyelamatkan anaknya.

"Bukan saya yang menyelamatkan anak anda tetapi petugas itu"kata pria yang menunjuk nama petugas yang aku hancurkan hidupnya.

Dia meninggal. Tidak mungkin. Tanpa terasa air mata menetes di pipiku. Kemudian aku teringat saat mengantar putriku ke Taman Kota.

Seorang putri yang cantik dengan baju merah dan bandana merah miliknya. Ia terlihat bahagia karena aku mengantarnya ke Taman Kota untuk pertama kalinya. Ia mulai menyanyikan lagu.

Naik kereta api..tut..tut..tu
Siapa hendak turun

Suaranya membuat beberapa penumpang dan petugas kereta tersenyum karena ia memancarkan aura bahagia yang terlihat di kedua bola matanya.

"Ibu, apakah perjalanannya masih lama?"

"...."

"Taman kota itu seperti apa bu?"

"...."

Ia menatapku dengan kedua matanya kemudian ia berjalan menyusuri gerbong dan berbicara dengan petugas kereta. Mereka terlihat saling bertukar senyum. Putriku kembali ke tempat duduk dan menatap jendela. Sebuah pesan masuk ke ponselku.

Aku tidak bisa menerima gadis itu. Dia masih terlalu muda. Kau bisa menjualnya saat dia sudah remaja.

-Tedy

Petir seakan menyambarku di dalam gerbong kereta. Aku merasa emosi dan berniat untuk meninggalkan anakku di Taman Kota. Hingga aku merasa semua pandanganku gelap. Saat aku sadar, aku sudah berada di dekat pintu gerbong kereta yang terbuka. Aku berhasil keluar. Namun, aku kehilangan putriku.

Ah..kalau dia mati aku tidak perlu mengurusnya lagi. Tapi jika dia mati karena kecelakaan aku akan mendapat uang asuransi yang sedikit. Setidaknya aku harus mencari orang lain untuk disalahkan.

Saat itulah, aku melihat petugas kereta itu. Kami mencari putriku. Saat aku melewati gerbong, sebuah tangan meraih kakiku. Dengan luka di sekujur tubuhnya. Ia memanggil namaku.

"Lebih baik kau meninggal dengan kobaran api daripada kau akan menyesali kehidupanmu nanti"

Aku melepaskan tangannya dari kakiku dan meninggalkan petugas kereta. Anak itu menatap ibunya dan menangis. Tubuhnya sudah tidak kuat dan bayangan ibunya mulai menjauh. Terdengar ledakan dari salah satu gerbong kereta.

Aku telah membunuh anak itu. Anak yang aku lahirkan lalu aku berniat menjualnya. Mengapa takdir begitu kejam. Mengapa anak itu harus mati dalam kecelakaan. Dunia begitu tidak adil padaku. Aku melihat mata anak itu dan ucapan terakhirnya "ibu". Dia memanggil namaku. Betapa jahatnya aku tidak pantas hidup. Dan petugas kereta itu menanggung semua kebencian orang padanya.

- Ibu yang membuat kebohongan dalam hidupnya.

********

Seorang anak perempuan menghampiri petugas kereta.

"Paman, apa kau tau Taman Kota?"

"Iya. Taman kota adalah tempat indah yang dipenuhi bunga"

"Apakah kau bisa merasa bahagia jika sampai disana?"

"Tentu. Kau akan merasa bahagia saat kau sampai disana"

"Terima kasih, besok adalah hari ulang tahun ibuku. Aku ingin memberikan bunga padanya"

Langkah anak perempuan itu semakin jauh dari petugas kereta.

"Ibunya sangat beruntung memiliki mawar dalam hidupnya. Aku harap mereka akan bahagia"

Petugas itu tersenyum pada anak perempuan itu dan melanjutkan langkahnya ke gerbong berikutnya.

END

T(RAIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang