Chapter 2

3.5K 282 16
                                    


"Baekhyun" Sesaat setelah berhasil membuka pintu rumahnya, Luhan segera menghamburkan diri untuk memeluk Baekhyun adiknya. Gadis bermata rusa itu menangis tersedu, merasa bersalah akan kelalaiannya hingga Baekhyun nyaris hilang darinya.

"Luhan hiks, aku takut" Siapa sangka dua gadis ini tak sedikitpun memiliki ikatan darah? Bagaimana wajah kalut Luhan ketika kehilangan adik satu-satunya yang ia miliki dan bagaimana suara rintihan Baekhyun mengadukan segala kesakitannya pada sang kakak, bahkan mungkin hubungan mereka melebihi pasangan saudara kandung di luar sana.

"Maafkan aku, kau terluka? Hum?" Luhan melepas pelukannya pada Baekhyun dan segera mengamati seluruh badan Baekhyun memastikan jika adiknya baik-baik saja.

Baekhyun hanya menggeleng dan kembali memeluk Luhan.

.

.

.

"sekali lagi terimakasih sudah menolong adikku" Luhan tak ada hentinya mengucapkan rasa terimakasihnya pada Chanyeol dan Jongin. Bahkan hingga mereka sudah menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit di sofa ruang tamu kediaman dua gadis cantik itu. "Tinggalah sebentar, aku akan menyiapkan makan malam, tolong jangan menolak".

Jongin dan Chanyeol hanya tersenyum dan mengangguk, merasa percuma juga jika mereka menolak tawaran kakak Baekhyun itu.

"Luhan-ssi, bisakah aku mengajak Baekhyun berjalan-jalan sebentar? Di taman mungkin"

Luhan sedikit mengerjap mendengar penuturan laki-laki tampan berdarah Korea itu.

"tentu saja Chanyeol, taman belakang rumahku sangat menyejukkan" Bukan, bukan Luhan yang menjawab. Itu adalah seorang gadis cantik dengan mata sayunya yang memang sedari tadi hanya duduk diam di sebelah Luhan dengan senyuman lembutnya.

Luhan Jongin dan Chanyeol hanya saling pandang kemudian ketiganya sama-sama tersenyum.

"Pegang tanganku" Chanyeol mengulurkan tangannya dan segera meraih jemari lentik Baekhyun untuk kemudian menuntun gadis itu berjalan bersamanya.

Dua orang lain yang ada disana hanya terdiam memandang sepasang laki-laki dan perempuan yang tengah berjalan semakin menjauh menuju arah belakang rumah minimalis itu dengan tatapan masing-masing yang sangat berbeda jika ada yang menyadarinya.

Jongin menggelengkan kepalanya kasar berusaha mengusir pemikirannya sendiri, sedangkan Luhan perlahan menyunggingkan senyuman penuh arti, entah apa yang dua anak manusia itu pikirkan, hanya masing-masing dari mereka dan Tuhan lah yang tau.

.

.

"Jadi disini kau menghabiskan waktumu? Hum?" Chanyeol mengamati wajah Baekhyun dari samping. Cantik, Yaa.. sejak pertama memang satu kata itu yang selalu terucap dari bibir maupun hatinya ketika menatap wajah Baekhyun. Sorot matanya, entahlah. Mungkin bagi orang lain sorot mata Baekhyun terlihat hanya menampilkan sebuah kekosongan, namun tidak untuk laki-laki berparas tampan ini. Sejak pertama menatap mata indah Baekhyun, hanya ketenanganlah yang terpancar jelas dari manik indah itu, seakan memaksanya untuk terus masuk lebih dalam menyelami tatapan sayu gadisnya.

"kau naik kesini sendirian? Luhan-ssi membiarkannya?" Lanjutnya. Baekhyun mengeryit mendengar nada suara Chanyeol dan kemudian terkekeh kecil.

Keduanya kini sedang berada di Rumah Pohon di taman belakang rumah Baekhyun, Rumah pohon yang ketinggiannya hanya sekitar satu meter di atas permukaan tanah. Tidak terlalu tinggi memang, tetapi untuk gadis seperti Baekhyun, tentu membayangkan gadis itu menaiki rumah pohon itu sendirian menumbuhkan secarik kekhawatiran untuk Chanyeol.

Eyes Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang