Sebuah mobil metalik hitam terlihat berhenti di depan gerbang rumahnya. Ia tertarik dengan mobil itu, ia penasaran dengan siapa orang didalam mobil itu, tapi dia lebih penasaran mengapa mobil itu berhenti disana.
Maka ia pun mengawasi mobil itu dengan seksama. Dan tak berapa lama menunggu, keempat orang gadis turun dari mobil itu. Dan terlihat seorang gadis membuka gerbang cokelat, dan segera masuk disusul kedua gadis lainnya. Dan mereka berbicara dengan sedikit berteriak seraya berlari kecil kerumah disebelah kanan rumahnya, dan secepat kilat hilang dibalik pintu.
Ia pun mengalihkan matanya kearah seorang gadis yang tersenyum, dan melihatnya berjalan perlahan kearah rumah tempat ketiga sahabatnya tadi. Setelah berjalan beberapa langkah, gadis itu berhenti dan tak sengaja memandanginya.
Ia melihat wajah gadis itu dan tampaknya wajahnya tidak asing dan terlihat familiar. Dia dan gadis itu saling memandang dengan wajah datar. Keheningan terjadi kala mereka berpandangan. Keheningan yang entah kenapa menyenangkan, dan membuatnya merasa tenang.
Tapi keheningan itu berlalu, kala kelima sahabatnya datang dan mengikutinya memandang kearah luar lewat jendela, dan melambaikan tangan seraya mengucapkan 'halo' dengn suara keras yang membuatnya sedikit menyipitkan mata. Lalu, tanpa sengaja dia teringat seseorang dan kembali memandang gadis itu.
"Dia..." pikirnya.
Ia sedikit terkejut dan segera menyingkir dari sana dengan cepat. Dan tanpa sengaja mendorong sahabat sahabatnya.
Ketika ia melangkah cepat, sambil membuka pintu kamar, ia tidak mempedulikan sahabatnya yang memanggilnya, ia tetap pergi menuju ruang tamu dan duduk untuk berpikir.
Sementara kelima sahabatnya heran dan kembali melihat kejendela dan melihat gadis itu sudah pergi.
"kemana gadis tadi? Dan ada apa dengan Sehun?" Tanya Baekhyun sedikit jengkel.💕💕💕💕
"Hey, ini kamarku! "teriak aigiya kearah jenni, sambil menunjuk kamar nomor 2 yang kelihatan lebih besar dari keempat kamar yang berada di lantai dua. Jenni terpaksa mengalah karena memang aigiya yang mendapatkan kamar itu terlebih dahulu. Ia terpaksa memilih kamar nomor 1 yang lebih kecil dari kamar nomor 2.
Sementara mereka berdebat, rima sedang membersihkan debu dikamar yang bernomor 3. Ia tidak terlalu mempersalahkan ukuran kamar, yang terpenting baginya.
Ia tidak berada diujung, ia lebih suka berada di tengah tengah karena menurutnya lebih nyaman. Dan itu artinya astrid berada dikamar paling ujung, yaitu bernomor 4 kamar yang paling jauh dari tangga dan kamar yang paling berantakan.
Astrid membuka pintu rumah, dan tak melihat ketiga gadis itu disana. Ia berjalan dan mendengar ada suara suara berisik dari lantai dua.
Ia naik tangga dan melihat ada empat buah kamar dan tiga buah pintu yang terbuka. Hanya kamar paling ujung pintunya tertutup dan ia sudah yakin itulah kamarnya.
Maka ia pun masuk ke kamar nomor 1 dan melihat jenni sedang tertidur tanpa selimut, lalu dikamar nomor 2 tampak aigiya yang juga tertidur pulas dengan sebuah jaket tebal. Astrid pun berlalu dan masuk kekamar nomor 3, dan melihat rima juga tengah tertidur pulas di sofa dengan sebuah selimut tebal.
Astrid tersenyum, "mereka semua tertidur, padahal sekarang masih pukul dua belas siang" batinnya.
Ia pun membuka pintu yang masih tertutup ia mencari kuncinya dan menemukannya didekat gagang pintu, ia mengambil kunci itu dan masuk. Astaga! Kamarnya sangat berangakan dan banyak sekali debu disana, maka ia pun segera mengganti pakaiannya demgan celana selutut dan sebuah kaos blouse putih. Ia mengikat satu dan menggulung rambutnya yang terulai lalu memulai membersihkan kamar yang dimulai dari menyapu lantai keramik kamar itu. Dan melanjutkan mengepel lantainya sebanyak dua kali
Setelah mengepel ia mulai menata kamar itu, memindahkan perabot yang masih sangat cantik dan bersih. Setelah sekitar lima belas menit menata perabotan dan seluruh ruangan sudah terlihat bersih, ia membuka lemari kaca dan melihat debu disana.
Ia pun kembali mengelap kaca itu sebanyak dua kali, setelah semua sudah tersusun sesuai dengan yang diinginkannya. Ia pun berjalan keluar rumah dan berjalan menuju mobil hitam itu, dan mengambil kedua kopernya.
Ia menarik koper itu dan ia tidak sanggup untuk menariknya, koper itu terlalu berat untuk gadis seukurannya.
Tapi apa boleh buat? Ia harus membawa koper itu bagaimanapun juga. Maka dengan menggulung lengan bajunya ia pun mengerahkan seluruh kekuatannya, tapu ketika ia menarik koper itu, koper itu tak sedikit pun bergeming dari tempat awalnya. Maka dengan mendengur astrid pun menunjang koper itu seraya duduk diatasnya sambil menetraikan nafasnya.
YOU ARE READING
just a moment with you
Non-Fictionkisah tentang perjalanan 4 sahabat yang mengejar mimpi lewat dunia entertaiment dan tak sengaja takdir membawa mereka kearah liku-liku kehidupan dan membuat mereka menjalani kisah cinta yang pahit dan menyakitkan. Tapi jika bukan karna harapan yang...