Part 6

888 90 33
                                    

Selamat Membaca All...

---

Aku memejamkan mataku lalu membuka perlahan, mataku langsung bertemu dengan manik mata tajam milik James, Seringai nya semakin menjadi bahkan saat dia mengakui dengan gamblang kalau dia benar benar pembunuh menjijikkan.

"Kau iblis."Suaraku akhirnya.

"Aku memang iblis nyata saat ini...sayangku."

Tanpa diperintah tubuhku meremang saat suara dingin dan datar James memenuhi gendang telingaku, aku mendorong tubuhnya untuk menjauh dari diriku.

Aku mundur perlahan memberikan jarak yang cukup jauh untuk diriku dan juga James, biar bagaimanapun James adalah sesuatu yang berbahaya yang harus dijauhi.

"Apa kau ingin menemui Aiden sayangku?" Suaranya serak maju selangkah, semua berlangsung sangat cepat dia mengambil pisau lipat yang kini berada pada tangan sebelah kanan milik nya, dia terus mendekat kearahku dan bodohnya aku, aku masih tetap diam dan tidak bergerak seincipun.

"Saat aku mendekat membawa pisau tajam kearah Aiden, dia membatu sama sepertimu. Tidak bisa bergerak dan membiarkan aku mengoyak tubuhnya.."Suara James dan menyeringai di akhir kalimat.

"Aku menusuk pisau sebanyak 10 kali pada tubuhnya."Lanjutnya membuatku memekik saat James yang sudah berjalan di depanku mengarahkan pisaunya tepat disamping wajahku, jika aku bergerak sedikit saja tadi, aku yakin wajahku sudah tergores pisau itu.

"Ka—au sakit."Suaraku pelan mundur dan berakhir dibelakang pintu yang tertutup, tanganku mencoba meraih ganggangan pintu namun aku tidak menemui nya, lagi aku mendapatkan smirk yang paling aku benci.

"Dokter Arnold mengatakan seperti itu juga saat pertama kali melihatku."Suaranya lalu dia tertawa geli membuatku semakin ketakutan, namun ketakutanku tidak menyurutkan keingin tahuanku tentang Dokter Arnold.

"Dokter Arnold—mengetahuinya?"Tanyaku ragu, apakah Dokter Arnold yang kami bicarakan sama atau tidak.

"Iya, Direktur Rumah sakit tempatmu magang. Kau fikir kenapa rumah sakit sebesar itu mau menerima mahasiswa magang yang tidak tau apa apa seperti mu hm?"

Aku terdiam, tanganku yang mencoba meraih pegangan pintu mengendur dan terjatuh begitu saja, tubuhku terlemas saat mengetahui fakta itu, belum cukup pada satu kenyataan mengerikan itu James kembali bersuara.

"Sejak awal hidupmu sudah aku atur Nadine, bahkan kekasihmu yang sudah mati itupun sudah mengenalku sejak lama.. kemanapun kau pergi kau akan kembali padaku, seperti lingkaran yang tak berujung begitulah nasib hidup mu.. kau sudah masuk kedalam lingkaran ini."

"Kum—ohon."Hanya pengampunan itu yang dapat aku suarakan, aku tidak tau meminta ampun atas apa.

"Memohonpun tak ada gunanya." Balas James  dingin tanpa pertimbangan, sekilas aku mencoba menyelami manik mata James  dan aku tau sudah tak ada harapan lagi untuk diriku sendiri, aku tidak bisa kabur dari 'dia' sampai James sendiri yang melepaskanku, kedua bola mata James kosong tidak ada apapun, hampa dan sendirian.

Aku mencoba lebih berani kini, aku tatap mata James lebih dalam, kembali membaca apa yang ada pada diri James, aku tidak membaca fikiran yang hanya bisa aku lakukan adalah menilai dari apa yang aku lihat dari mata nya, jika mata sumber penglihatan, mata juga bisa menjadi buka yang bisa dibaca.

Sinar ceria, kesakitan dan penyesalan tidak ada sama sekali disana, tidak ada kesedihan yang bisa kutemui adalah kehampaan.

Tanpa alasan yang jelas aku menangis, tanpa alasan yang jelas aku menyentuh wajah pria itu, tanpa alasan yang jelas aku menatap mata nya lebih dalam.

Fall In Love With CriminalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang