Sore hari, Jihoon sedang bermalas-malasan dikamarnya. Dirinya sedari tadi hanya bermain game diponselnya dengan kepala yang bersandar pada sandaran kasur, apalagi dengan banyak cemilan dikasurnya. Sungguh surga dunia.Hingga tiba-tiba ponselnya yang sedari tadi digunakan untuk bermain game, berdering. Dengan sangat sangat sangat terpaksa Jihoon mengangkat panggilan telfon yang masuk.
"Halo, Jihoonie!!"
Baru saja dia mengangkat panggilan itu, sang pemanggil langsung menyapa Jihoon.
"Kenapa kalian selalu menggangguku hari ini?" Ujar Jihoon sembari mengusak rambutnya.
"Hehehe, Woojinie juga menelfonmu?"
Jihoon menghela napasnya. Sungguh pasangan kekasih ini membuat Jihoon frustasi.
"Hng, dia meminta bantuanku tadi. Jadi Seobie, Apa yang membuatmu menelfonku? Kau tahu kan sore hari begini aku sedang bermain game." Memang Jihoon sekali, tidak suka berbasa-basi.
Yang menelfon Jihoon itu memang Hyungseob, pacar Woojin. Bagaimana bisa Hyungseob menggenal Jihoon?
Jika kalian menebak mereka mengenal karena Woojin, kalian salah besar.
Mereka mengenal karena Hyungseob menyelamatkan Jihoon dari kejaran para gadis walaupun Hyungseob saat melihat Jihoon itu juga mimisan karena Jihoon itu memang sangat manis. Bahkan madu dan gula kalah.
Lalu Jihoon mengenalkan Hyungseob pada Woojin dan akhirnya mereka berkencan. Bisa dikatakan Jihoon itu mak comblang antara Hyungseob dan Woojin.
"Datanglah ke pesta ulang tahunku nanti malam ya, please!"
"Hyungseob, kau mau aku menghancurkan pesta ulang tahunmu seperti tahun lalu?" Ujar Jihoon.
"Tenang saja, kali ini aku menyuruh semua orang untuk memakai topeng. Jadi, datang ya?"
"Baiklah. Bilang pada Woojin tidak perlu menjemputku." Ujar Jihoon. Dia mengalah karena Hyungseob itu satu-satunya teman yang dimilikinya.
"Yeayyy!! Jangan terlambat, okay."
"Hng. Aku tutup, bye." Dan Jihoon mengakhiri panggilan itu.
Ia meletakkan ponselnya diatas nakas. Hilang sudah selera bermain gamenya, sepertinya makan akan membuat moodnya naik. Ahh, nanti ia akan menghadiri pesta ulang tahun Hyungseob yang pastinya disana banyak makanan manis menggiurkan. Jadi ia tidak boleh makan sekarang jika tidak mau berat badannya bertambah.
Sudahlah, pilihan terakhirnya untuk memperbaikki moodnya sekarang hanya tidur.
—•Terlalu Manis•—
"Hati-hati dijalan, okay? Jangan lupa pakai sabuk pengaman dan jangan mengebut." Saat ini Bunda sedang memperingati anak manisnya yang akan mengendarai mobil.
"Oh ayolah, Bun! Aku bukan anak kecil. Lagi pula ini bukan pertamakalinya aku mengendarai mobil." Jihoon merajuk.
"Dan bukan pertamakalinya kamu merusak mobil milik Ayah." Sang Ayah ikut menimpali.
"Bahkan kalian lebih memedulikan mobil itu dariku." Okay, Jihoon akan menangis jika pembicaraan ini dilanjutkan.
"Baiklah, hati-hati dijalan! Pulang sebelum jam sepuluh malam, okay?" Ujar sang Bunda sembari merapikan rambut Jihoon.
"Aashiapp bunda! Jiun pergi dulu." Ujar Jihoon sembari mencium pipi sang bunda.
"Bye, Ayah! Jiun gak akan merusak mobil Ayah lagi." Ujar Jihoon sembari mencium pipi sang Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Manis. NielWink
FanficPark Jihoon -seorang pemuda yang berwajah cantik dan tampan dalam satu rupa yang membuatnya menjadi manis untuk ukuran laki-laki. Dia memutuskan untuk masuk sekolah khusus pria karena menghindari kaum hawa yang tergila-gila karena ketampanannya, tap...