05 - Moving Out

2.9K 486 35
                                    

Keesokan harinya, Sojin berniat menunggu hingga Taeyong datang sebelum ia pulang.

Ternyata sekitar pukul 10 pagi Taeyong dan Haera sudah sampai.

Taeyong terkejut begitu melihat Sojin muncul dari kamar Mark.

"S-sojin?"

"Bisa ngomong sebentar?" tanya Sojin yang baru saja selesai mencuci muka dan sikat gigi.

"Sayang, aku ke kamar duluan ya. Aku mau lanjut tidur lagi masih ngantuk," ucap Haera kemudian meninggalkan Taeyong dan Sojin.

***

"Aku mau bawa Mark tinggal sama aku..." ucap Sojin to the point saat ia dan Taeyong sudah berada di ruang tamu.

"Gak. Mark tetep tinggal sama aku."

"Udah cukup ya Tae, 10 tahun aku biarin dia tinggal disini sama kamu, tapi nyatanya kamu gak bisa ngurus dia."

"Gak bisa ngurus gimana? Sampe sekarang aku masih perhatiin dia. Kamu jelas gak tau karena yang sehari-hari sama dia itu aku!"

"Sehari-hari? Sama dia? Bukannya kamu sibuk sama istri baru kamu? Buktinya dia kesepian!"

"Itu karena dia egois! Dia gak mau nerima Haera. Padahal Haera bukan ibu tiri yang jahat. Dia baik sama Mark! Atau jangan-jangan kamu yang hasut dia buat benci Haera?"

"Kenapa sih kalian masih ribut aja? Udah 10 tahun kalian pisah dan masih ribut aja!" Mark yang baru saja bangun tidur muncul di ruang tamu karena merasa kesal mendengar perdebatan kedua orang tuanya.

"Harusnya kamu punya anak aja sama istri kamu yang sekarang. Dan biarin Mark tinggal sama aku. Mark bahagia, kamu juga akan bahagia sama keluarga baru kamu!" Sojin masih kesal pada Taeyong.

Taeyong menghela nafas.

"Haera gak bisa punya anak. Puas? Kamu mau bawa Mark? Kamu mau misahin dia dari papanya yang udah ngerawat dia selama 20 tahun? Kamu udah bawa Jeno. Sekarang kamu mau bawa Mark juga? Kamu ambil aja semua kebahagiaan aku!"

"..."

"Mark, silahkan kamu ikut sama wanita egois itu kalau kamu mau. Silahkan kamu ikut sama dia kalau emang selama 20 tahun ini kamu ngerasa papa bikin kamu menderita, papa gak bisa ngurus kamu."

Mark bingung. Iya ingin, sangat ingin tinggal dengan ibunya dan Jeno. Tapi apa ia harus meninggalkan ayahnya yang sudah membesarkannya?

"Kenapa? Itu kan yang kamu mau? Tinggal sama Sojin? Silahkan. Papa bukan lepas tanggung jawab. Silahkan hubungi papa kalau kamu butuh uang. Dan kamu boleh tinggal sama dia."

"B-bener pa?" tanya Mark ragu.

"Ya. Silahkan,"

Sejujurnya Sojin tidak tega untuk merebut Mark dari Taeyong. Tapi ia juga ingin anaknya bahagia.

"Papa gak benci kan sama Mark?" tanya Mark lagi.

Taeyong menggeleng.

"Orang tua mana yang benci sama anaknya?"

"Jadi Mark boleh ikut mama?"

"Kalo itu bikin kamu seneng silahkan..."

"Papa gapapa Mark pindah?"

"Yang penting kamu seneng. Gak masalah. Kamu tetep boleh main kesini kapanpun kamu mau. Sana, beresin baju-baju sama keperluan kamu,"

"I-iya pa,"

Mark segera berlari ke kamarnya dan merapikan barang-barangnya.

"Aku titip Mark. Jangan biarin dia kesepian." pesan Taeyong pada Sojin.

BROKEN PIECESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang