"La, tadi malem gw ngechatt tante wilda"
Verena memulai percakapan dengan Lala saat sedang makan siang diwarteg langganan mereka"Biar apa?" balas Lala
"Kok biar apa? lucu lo ya! Mau sampai kapan lo diemin Tante wilda? Mau sampai kapan gue ngasih tau semua informasi tentang lo ke beliau? Padahal lo anak kandungnya sendiri. Tapi Lo ga pernah mengganggap dia. Sadar lala!"
jelas Verena panjang lebar"Kurang ngegas Lo ngomong ren" balas Lala santai
Verena menghela nafasnya
"Lala, lo ga boleh terus terusan kegini. kasian tante wilda. Udah 8 taun yang lalu, tapi lo masih gamau maafin orangtua lo juga?" suara Verena melembut
Lala tetap menyantap makanannya dengan santai
"Gue sahabat lo dari kecil la. dan gue sedih ngeliat kelakuan lo yang sekarang. Dulu lo anak yang lucu, lasak, hobi banget baca Alkitab padahal usia lo saat itu masih muda banget"
verena berusaha agar sahabat kecilnya itu bisa berubahPerlahan kepala Lala menunduk, dan tubuhnya sedikit bergetar
"Gue inget omongan lo dulu waktu kita masih kelas 4 SD, suatu saat Lo pengen bergabung dalam suatu pelayanan yang besar. Yang bisa memberkati banyak jiwa"
Kedua tangan Lala memegang kepalanya
"gue tau lo anak yang baik la. Gue tau lo punya keinginan besar yang bermanfaat bagi semua orang. Dan gue juga paham kok gimana rasanya kalo orangtua pisah, bahkan meninggalkan bekas luka ditubuh lo"
mata Verena berkaca-kacaTubuh Lala bergetar makin hebat. Meja tempat mereka makan perlahan mulai bergeser
"Lala... Lo kenapa?" Verena mendekat ke arah Lala
"Aaaaakkkkk!!!!!!!"
Lala berteriak sambil memegang kepalanya yang tertunduk"La! Kendalikan diri! Lala kendalikan diri Lo!"
Verena berusaha menenangkan sahabatnya itu"Lala liat gue! Liattt kesini!!!" Verena memeluk lala
Saat ia memandang ke arah Verena, perlahan ia mulai melotot.
Orang sekitar yang menyaksikan kejadian itu tampak bingung, termasuk penjual nya."Ren, dia datang lagi" setelah berbicara dengan lambat, Lala pingsan
***
"Keadaan nya baik-baik saja. Lala kecapean, karena terlalu banyak pikiran."
ucap dokter Billy, teman papa Lala, sekaligus sudah menjadi dokter langganan bagi keluarga Clarimond"Hufft syukurlah. Terimakasih ya dok" ucap bik ida sambil membungkukkan badannya
"Kalau begitu saya pamit dulu. Lala, lekas sembuh ya sayang" ucap dokter Billy sambil berjalan keluar
Lala hanya diam sambil memandang Ke arah jendela kamarnya. Pandangannya tampak kosong
"Neng, selamat ya atas kelulusannya. Bik ida seneng banget dan bangga sama neng Lala. Udah cantik, tinggi, baik, pinter lagi. Walah seandainya bibik punya anak seperti neng Lala"
bik Ida memulai percakapan nya didalam kamar Lala"Bibik bakal nyesel kalo punya anak kayak aku" ucap Lala datar
Bik Ida menelan ludahnya
"Ya ndak mungkin nyesel lah neng. Haha bibik seriusan loh"
Lala hanya diam
"Oh iya, tadi bibik buat salad buah khusus untuk neng Lala. Mau nyobain?"
Lala tetap diam
"Ehem, baiklah kalo gitu neng Lala istirahat aja dulu yaa" bik Ida keluar kamar
Lala tak mampu lagi menahan air bening yang menumpuk dibalik kantung matanya itu. Bibirnya bergetar. Matanya pun mulai tertutup setelah melihat perempuan baju putih berambut panjang tengah berdiri disudut kamarnya, Lala pun tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Dreams
Mystery / ThrillerBrunella Clarimond, gadis yang akrab disapa Lala itu memiliki Indra keenam dan anugerah yang tak dimiliki oleh semua orang. Namun hal itulah yang justru membuat hidupnya tidak tenang. Terlahir dari keluarga yang kurang harmonis membuat hidupnya sema...