1. Awal pertemuanku dengan nana

10 1 0
                                    


NANA Pria kelahiran bandung 25 april 2003,dia bernama asli Putra Kelana,namun sering aku panggil nana badanya mungil,kulitnya kuning langsat bersih dan ada tahi lalat diatas sudut bibirnya,ia pindah ke daerah dimana aku tinggal.dia pemalu.

Oh iya,perkenalkan aku Trifa tapi biasa dipanggil MPA aku lahir di Cirebon 10 Mei 1999,aku sedikit gemuk,kulitku kuning langsat  bersih dan memiliki tahi lalat dibibirku banyak orang bilang itu tandanya cerewet.padahal enggak aku pendiem.dan aku adalah teman baik nana.

Aku akan bercerita tentang pertemuan awalku dengan nana,malam  itu aku kurang ingat hari,tanggal,dan bulan namun aku ingat itu terjadi pada tahun 2009 .

Ada sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di jalan depan rumahku,aku melihat dengan jelas satu persatu orang yang keluar dari mobil tersebut. Sudah kutebak itu pasti Reza dan keluarganya.  Benar saja itu Reza dan keluarganya, karna rumahku dan Reza berhadapan.

Reza juga teman mainku. Namun tak lama kemudian,dari mobil itu terlihat lelaki kecil dengan baju spongebob dan melirik ke arahku. Aku juga melihatnya. Aku heran karna aku baru melihatnya. Akhirnya ku beranikan diri untuk tersenyum kepada lelaki kecil itu.

Ya, aku menyebutnya lelaki kecil. karna ia terlihat lebih muda dibandingkan aku,padahal pada saat itu umurku masih 10 tahun hehehe.

Pada saat aku tersenyum,namun dia hanya melihatku lalu menundukan kepalanya.lalu pada saat itu aku simpulkan dia pemalu.
-------------------

Waktu demi waktu berlalu, ternyata lelaki kecil itu adalah adik tiri Reza. namanya Kelana,umur 7 tahun kelas 3 SD asalnya dari Bandung. Pada saat itu aku sedang bermain di rumah Reza bersama kawan-kawan yang lainya,tiba-tiba bu eel keluar,bu eel itu ibu reza.

“mpa..” bu eel memanggilku,akupun menolehkan kepalaku dan menengok ke arah bu eel,namun ada yang berbeda. Bu eel keluar bersama laki-laki kecil yang kulihat waktu itu. Oh iya Kelana namanya,aku lupa hehe padahal baru saja Reza menceritakanya.

“nananya diajak main ya mpa...” lanjut bu eel,ia seperti sedikit mendorong Nana. Karena Nana terus mengumpat di balik badan bu eel. ku pastikan dia masih malu bergabung untuk bermain bersama denganku dan kawan-kawan lain.

Akhirnya aku beranjak dari posisiku dan mendekati Nana,kutarik secara perlahan tanganya agar tidak bersembunyi lagi dibalik tubuh bu eel.  “ayo na sini mainn bareng” paksaku,jujur saja saat itu nana tidak menepis tanganku yang memegang tanganya. Dia juga tak bergerak sama sekali,hingga aku sedikit kesulitan pada saat itu.

Namun tak lama kemudian. Nana akhirnya ikut bermain bersama kami. Sepanjang waktu saat bermain, Nana takbanyak pergerakan. Dia hanya sesekali mengeluarkan suaranya. Astagaaa suara itu sangat sangat pelan dan khas sekali seperti orang bandung,halus dan terkesan lembut.

Sumpah demi neptunus dari dulu aku terobsesi dengan pria-pria bandung bahkan sampai saat ini,saat umurku sudah mengijak 19th. Astaga maaf aku jadi curcol gini.

-------------------------

Selang waktu berlalu akhirnya Aku dan Nana sangat akrab,setiap pagi Nana selalu menjemputku untuk bermain bersama. Sekarang aku menemukan sesuatu yang lain dari nana. Dia lucu.

Hari demi hari,waktu demi waktu berlalu. Pada saat aku menduduki bangku SMP. Ntah,Nana sudah jarang sekali menjemputku untuk bermain bersama.

Padahal biasanya nana selalu menjemputku,bahkan jika aku baru datang sekolah kami tak segan-segan untuk berpelukan, lalu kita berdua selalu berkata jujur,saling merindukan. Maklum saja sekolah kami berbeda.

Nana sering sekali tidur di rumahku, Akupun begitu. Aku sering tidur di rumah Nana.
Bahkan, jika Nana tak ingin berangkat sekolah,sampai merengek nangis pada orang tuanya. Hanya akulah yang bisa membujuknya.

Pada saat aku menduduki bangku SMA ternyata Nana pindah lagi kerumahnya yang baru, Nana sudah lama pindah, kata ibuku.pantas saja aku jarang melihatnya keluar.

Hanya berbeda gang saja dari rumahnya yang dulu berhadapan denganku. Aku tetap tinggal di gang Raya.

Sedangkan  nana sekarang tinggal di gang Jaya. Tentu saja itu semakin membuatku dan nana sulit untuk bertemu. Na aku rindu.

---------------------------

Saat itu ntah aku lupa kapan.yang aku ingat itu adalah hari senin selepas pulang sekolah,aku yang masih mengenakan seragam putih abu-abuku dengan sengaja aku pulang melewati gang jaya.

Padahal jika pulang lewat gang jaya sangat jauh. Aku harus mau berjalan kaki dengan melewati banyak belokan. Tapi tidak apa-apa. Yang jelas rinduku ke nana harus terobati.

Benar saja. Saat aku ingin sampai di depan rumanhnya, aku melihat sosok lelaki kecil yang selalu aku rindukan, dengan seragam putih-biru yang masih melekat pada tubuh mungilnya. Tak ada yang berbeda darinya,sudah 2 tahun aku tidak melihatnya padahal hanya berbeda gang saja.

Tingginya masih sama bahkan dia masih terlihat pendek seperti dulu,tapi dia semaaaaaakin tampan. Ya ampun aku.

Aku dan nana sama-sama diam dan saling pandang. Astaga na! Apa kamu tak ada niatan sedikitpun untuk memeluku seperti dulu?.

Akhirnya aku mengerjapkan mataku dan melempar senyum ke aranya. Nana masih terdiam.

Dia masih menatapku.sangat lama.

“na... aku memanggilnya dengan sangat pelan ntah dia dengar atau tidak. Yang jelas dia terus-terusan menatapku. Andai dulu aku sudah mengerti banyak hal. Ku pastikan dulu Nana juga sangat merindukanku.

"mpa,kamu baru pulang sekolah?’ ucapnya,akhirnya setelah dua tahun berlalu ku dengar lagi suaranya.

Suara lelaki dengan logat sunda yang sangat melekat.tentunya yang sangat aku rindukan.

“eh,iya nih na. Kamu juga baru pulang?” jawabku kemudian
“iya mpa baru nih heheh” jawab Nana.sungguh demi dewa neptunus yang suka kerebipeti muka Nana saat itu bersemu merah sekali. Ah gemash!

“mau main nggak na?” tanyaku,sungguh aku sudah tidak bisa membendungnya lagi. Aku ingin bermain bersama. Aku merindukan dia. Pria kecil yang bisa megambil alih hari-hariku.

“eum....boleh,emang kamu gak sibuk mpa? Kamukan udah SMA.”
“nggak na nggak” sergahku dengan cepat.

Akhirnya aku dan Nana memutuskan untuk mengobrol berdua di warung dekat pertengahan gang raya dan gang jaya. Supaya adil. Padasaat kita pulang kerumah masing-masing,sama-sama jauh.

Banyak sekali yang kita obrolkan disitu, dari masa kecil kita, dan lain sebagainya.
Hingga pada  akhirnya aku terdiam mendengar kata-kata Nana yang mengucapkan.....
“mpa setelah lulus SMP nanti aku pindah lagi ke Bandung. Menetap disana dan gak tau bakal balik lagi nggak ke Cirebon.

Obrolan kami berakhir saat aku berkata pada Nana,”maaf na aku harus pulang sekarang.aku lupa masih ada tugas yang belum aku kerjakan.” Padahal pada saat itu aku berbohong! Ntah aku merasa sedikit kesal mendengar ucapan nana tadi.
Aku menggerutu sepanjang jalan tak ada henti-hentinya.
--------------------

Malampun menyapa aku masih ingat pada saat itu pukul 8 malam. Ibuku memanggilku yang sedang berada dalam kamar “mpaaaa!!!!!,ada nana nihhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh”

Ntah aku tidak tau harus senang atau bagaimana.akhirnya aku  menemui Nana,dia tersenyum sangat lebar diatas sepedanya dan aku?ntah ekspresi seperti apakah yang aku tampakan pada Nana, saat itu.

Kami bersepeda mengelilingi alun-alun kota. Aku yang menyetir dan Nana boceng dibelakang dengan posisi berdiri sambil memeluk leherku.

Wajar saja ya aku yang menyetir karna tubuh nana yang kecil takan mampu memboncenng tubuhku yang tinggi dan sedikit berisi ini.

Kami berdua saling tertawa bersama. Akupun sampai lupa bahwa aku masih sedikit marah padanya.

"kamu makin cantik mpa...

Hah? Apa ini????sebentar apa yang nana katakan barusan?. Sudah kupastikan ini hanya hayal belaka.

--
Sekian dulu gais,baru mencoba menyalurkan hobi nih. Wk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nana dan mpaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang