"Riza-yah, jangan bilang aku salah sambung."
"A-aniya! Ini memang aku, noona..." jawabku panik karena takut tiba-tiba noona mematikan teleponnya.
"Lalu kenapa kamu diam?"
"A-aku masih gugup karena mendengar suaramu..."
Noona tertawa kecil, "Sebegitunya kamu? Ini baru suara, belum bertemu tatap muka seperti tadi pagi."
"Seperti itulah aku, kadang pemalu kalau di hadapan yeoja."
Noona tidak menjawab apapun selain menertawakan sifat pemaluku.
"Riza, kamu dimana sekarang? Oh ya, bagaimana soal fotomu?"
"Aku sedang menunggu bis yang sampai saat ini belum datang. Kata managernim, semua fotoku tidak betul kecuali satu. Sebelumnya maafkan aku noona..."
"Maaf untuk apa? Kamu tidak melakukan kesalahan."
Aku lalu mengirimkan foto itu kepadanya, lalu...
"Fotomu bagus sekali, sepertinya benar kata managermu. Tapi, gadis yang duduk di bangku taman sambil memandang ke arah sungai itu aku kan?"
Salah tingkah? Tentu, karena noona tiba-tiba bertanya setelah memuji fotoku. Jangan sampai noona marah padaku hanya karena memotretnya dari kejauhan seperti penguntit.
"Mianhae..." ucapku.
"Gwenchana, lagipula aku suka kok."
Demi apa? Dia suka fotoku?
Blblblblblblblblblblbl aku jadi bingung, tanpa sadar pipiku memerah dan jantungku berdegup kencang.
Ayolah noona, kamu membuat perasaanku seperti rollercoaster yang kadang naik kadang turun.
"Riza-yah, apa bismu masih lama datangnya? Bagaimana kalau aku mengajakmu makan malam?"
Hah?! Telingaku tidak salah mendengar kan?
"Malam ini? Makan malam? Noona, kita baru bertemu tadi pagi dan sekarang kamu mengajakku makan malam?" tanyaku bingung.
"Terus kenapa? Apa kamu menolaknya?"
"A-aniya! B-bukan itu maksudku noona, aku hanya..."
Aku tidak bisa menolak ini, tetapi aku juga takut akan kehadiran para penguntit jika aku hanya makan berdua bersama noona.
"Malu? Untuk apa, toh appaku yang mengundangmu." ucapnya sambil tertawa meledek.
"Noona, apa kau meledekku? Ayolah, jangan seperti ini padaku..."
"Oke oke, tapi kamu akan datang kan?"
"Tentu saja noona."
"Gomawo, kalau begitu sampai bertemu nanti."
Percakapan ditutup secara sepihak olehnya.
Hah... Sekarang napasku mulai tak beraturan, aku merasa seperti hxushsisjsugsv. Ah, i could die in this moment...
(Jangan mati sekarang dong, ntar yang selesain ceritanya siapa. Lah iya saya?)
Aku masih tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar dari noona. Omona, eottokachi? Aku seperti mati akal, kutampar pipiku sendiri dan kusadari kalau ini bukan mimpi belaka.
■■■
- Sowon POV -
Beberapa menit sebelumnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Cherry Blossom (Kim Sowon) [The 1st Gfriend Project Remake]
FanfictionPrevious Title : First Love (Project Hallucination #1) "Cinta kita bukan kebetulan" "Aku akan menjagamu, walaupun aku harus mempertaruhkan segenap jiwa dan ragaku" Urusan keluarga memaksa seorang pemuda bernama Jeon Riza untuk pindah ke Seoul bersam...