Rian, Fajar, dan kawan-kawan berniat untuk menonton kawan-kawannya yang sedang bertanding di final Djarum Superliga 2019. Menunggu giliran mereka main.
Sabuga ramai oleh penonton pecinta bulutangkis. Mereka semua duduk di bangku yang tak jauh dari pintu ke athlete room.
"Djarum tuh, hebat juga kalau dipikir-pikir." ucap Fajar.
"Iya, lah. Andalannya kan si Kevin. Thunder Hand."
"Apalagi Bang Owi, tuh. Jagoan Djarum kan, selama ini."
Tak lama kemudian, seorang gadis datang seorang diri memghampiri mereka.
"Permisi, Kak. Aku boleh duduk di sini?" tanya gadis itu.
"Oh ya, silahkan. Sini duduk."
Gadis itu mengangguk sambil tersenyum dan menduduki bangku penonton di samping Rian.
"Namanya siapa, Dek?" tanya Rian.
"May, Kak. Mayurine Alfiana." jawab gadis itu dengan melontarkan senyuman.
"Salam kenal, May." sorak Fajar dengan suara yang memekakkkan telinga.
"Astaghfirullah, Jar. Pengeng kupingku iki, ngrungoke telake sampeyan."
"Hehehe... Sorry, Jom."
"Kamu orang asli Bandung?"
"Bukan. Aku aslinya Cilacap. Aku ke sini karena refreshing sehabis ujian. Juga besok aku ada wawancara kerja di Jakarta."
"Oh, begitu."
Gadis bernama May itu mengangguk. Lalu beralih melihat arena. Yang saat ini bertanding adalah Ihsan Maulana Mustofa dengan Tommy Sugiarto.
Terdengar nada dering dari ponsel May. May mengeluarkan ponselnya dari ransel kecilnya.
"Assalamu'alaikum, Ate. Ini May lagi nonton badminton di Sabuga."
"..."
"Iya, Ate. Habis Ihsan tanding, May pulang, kok. Kita ke Jakarta nanti sore, kan?"
"..."
"Iya, Ate. Ya udah, May mau nonton badminton dulu."
"..."
"Wa'alaikum salam, Ate."
"Telepon dari siapa?"
"Dari tante aku, Kak Rian."
"Oh ya. Maaf kalau aku kepo."
Gadis itu menggeleng sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, Kak. Ini juga cuma privasi umum. Oh iya, semangat bertanding ya, nanti. Aku nggak bisa lihat sampai selesai, aku udah ditunggu tante aku. Cuma bisa lihat tandingnya Ihsan."
"Santuy... Siapa tahu, lain kali kamu bisa selalu lihat aku bertanding."
"Amiiiinnn..."
---
Mbak Wid bilang, hari ini mau ada wawancara wartawan baru. Katanya, wartawan baru itu baru selesai ujian di Sekolah Menengah Kejuruannya.
"Gue pengen tahu, deh. Wartawan baru itu senyebelin Mbak Wid nggak, ya?"
"Emang dia cewek? Yang jadi wartawan baru?"
"Iya. Katanya, wartawan baru itu baru sembuh dari introvert-nya. Jadi, dia nyoba buat kerja jadi wartawan."
"Anaknya anti social social club gitu, maksud lo?"
"Ya gitu, mbok."
"Njajal basa ngapak sampeyan, Jar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Lucky Charming
FanfictionFanfict Badminton Fajar Alfian/Rian Ardianto "Hai, namaku Mayurine Alfiana. Mulai sekarang, aku akan bekerja sebagai wartawan bulutangkis. Mohon bantuannya, ya." Mayurine Alfiana, nama indah yang dimiliki gadis berwajah tembam itu. Rian dan Fajar ta...