[IND] Can I

521 36 0
                                    

"Phi Plan, berhenti merokok naa?"
"Aku tidak bisa, Aku belum menemukan alasan untuk berhenti mungkin?"

"Bisakah aku jadi alasan itu?"

Fuuhhhh
Plann menghembuskan asap dari mulutnya, masih terdengar kata terakhir sang partner, Mean.

Dia tak tau kapan mulainya, tapi dengan pekerjaan yang semakin padat dan emosi yang terus terkuras, Plann menggunakan jalan satu-satunya untuk melepaskan penatnya, dengan merokok.

Mean adalah tetangga masa kecilnya, musuh saat beranjak dewasa, dan partner saat mereka disatukan dalam sebuah series.

Entah disebut apa, tapi hubungan mereka terus berkembang, tanpa pernyataan mereka masuk dalam sebuah hubungan penuh ikatan, mereka bahagia yaa mereka saling mencintai.

Namun kebiasaan Plann sering membuat mereka bertengkar, tapi pembicaraan mereka pagi ini tak membuahkan pertengkaran tapi satu pertanyaan dengan nada sedih dari Mean, dan mereka berpisah begitu saja karena jadwal yang berbeda.

Plann tau merokok itu bahaya, tapi dia telah melakukan segala cara untuk berhenti, namun tak ada hal yang bisa membuatnya berhenti.

Plann menghela napas pelan, "haah apa yang harus kulakukan..." Nada sedih Mean terus terngiang ditelinganya.

.

Ditempat yang berbeda, Mean telah menyelasaikan jadwal nya, hanya dia dan Gun, mereka berdua berjalan bersama menuju basement.

"Ai Mean, kau bertengkar dengan Plann?? Wajahmu sangat tidak rapi?" Gun berkomentar saat mereka cuman berdua didalam lift.

"Ck, mana ada muka yang rapi Phi, tidak kami tidak bertengkar," Mean bersandar didinding lift, ia menghela napas lelah.

"Ohoo, ini pasti karena kebiasaan nya, kita tidak bisa memaksa nya berhenti dengan tiba-tiba Mean, kau harus membujuknya perlahan demi perlahan, aku yakin Plann akan berhenti,"

"Aku tau Phi, tapi ... "

"Ayyhh, jangan memasang wajah tak berdaya seperti itu, kalau Perth tau dia pasti akan menjauhkanmu lagi dengan Plann"

Mean mengerutkan keningnya dalam saat mendengar nama sahabat sang partner.

"Ishh, bukan seperti itu Phi, aku hanya sedih saat Plann bilang tidak ada alasan untuknya berhenti merokok, apa aku tidak cukup untuk jadi alasannya,"

"Ayolahh, Mean jangan kekanakan seperti ini, mungkin maksud Plann hal yang bisa menggantikan keadiktifan nya itu"

"Hmmm, entahlah Phi"

"Dengar, aku akan membantu mencari cara tapi jangan perlihatkan wajah tidak rapi mu itu, sungguh tak bagus kau tau, ayo" Gun berjalan lebih dulu keluar dari lift yang langsung menuju basement tempat mereka memarkir mobil.

Titt

Titt

Suara klakson mobil membuat kedua makhluk Tuhan yang ganteng itu menoleh, dan sebuah mobil tiba disamping Gun, sang supir menurunkan kaca mobil

"Hai Phi, maaf aku terlambat naa.." sang supir tersenyum minta maaf.

"Cihh, dasar perayu.."

"Hah lihat siapa yang bicara.." Mark kembali mengalihkan perhatiannya pada Gun setelah menyahut perkataan Mean.

Dalam kamus Mark, sesama bucin dilarang saling menghina, meski dia yang lebih sering melanggar sih.

"Ayo Phi kita pulang, aku sudah kangen.." dengan senyum polosnya Mark memohon pada Gun.

Dan seperti karakter nya Techno, Gun dengan rela mempasrahkan hatinya yang lemah pada suatu keimutan kembali jatuh dalam pesona Mark.

"Eh, aku duluan, ingat jangan terlalu dipikirkan .." Gun pamit pada Mean dan masuk ke dalam mobil Mark.

Mean yang tertinggal sendirian berdecih "bahkan mereka tidak bertanya dengan apa aku pulang, ck"

.
.

[IND-ENG]MeanPlan - Cigarettes ° End °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang