[IND] You

181 23 1
                                    

Uhuk uhuk

Mean tersedak asap rokok yang ia isap.

"Ck, kau tak bisa Mean, cara ini tak bisa, coret," seru  Gun mencoret list di tangannya.

Sudah beberapa cara ia dan Mean coba praktekkan namun tak ada yang berhasil.

Memberikan permen bukan cara yang tepat saat Plan lebih senang makan buah, tak seperti Can di dalam series yang suka memakan apa saja , Plann hanya lebih senang memakan buah.

Tak ada yang tau Plann sangat bergantung pada batang rokok selain Mean dan Gun juga Mark pastinya, yang lain hanya tau wajar seorang lelaki mengisap rokok.

Tapi menurut Mean 10 batang dalam sehari itu sudah kelewatan, meskipun hal itu hanya di lakukan saat Plann sedang banyak project.

Tak ada yang tau kapan tubuh Plann tahan dan setiap melihat berita tentang kematian diakibatkan merokok yang membuat paru-paru tak dapat berfungsi membuat seluruh tubuh Mean bergetar takut akan hal itu.

Dan sekarang matanya menatap sedih rokok ditangannya, jika cara ini gagal lalu ia harus apa?

"Huahhhh kita harus apaa???" Gun merebahkan badannya di kasur Mark, mereka ada di apartemen Mark, tak mungkin untuk melakukan di tempat Mean yang ia bagi bersama Plann.

"Aku bahkan dengan sengaja berbicara dengan Perth tentang bahaya merokok dihadapan Plann saat kami di belakang stage catwalk," dengus Gun frustasi.

"Dan aku bahkan tak tau dimana Phi Plann menyimpan rokoknya," desah Mean sedih.

"Fuuhh aku tak ada ide lagi," dengus Gun. "Dan aku hampir mati ditangan Mark saat menyimpan 5 kotak rokok," Gun mengusap wajahnya dan memanyunkan bibirnya.

"Tapi aku yakin mati dalam kenikmatan bukan ide yang buruk," Mean menggoda Gun yang memerah.

"Dasar," ucapnya lalu melemparkan bantal di atasnya ke wajah Mean.

"Haahh," keduanya mendesah pasrah.

Mereka menyerah dan hanya bisa berdoa Plann tak terlalu berketergantungan pada sebuah benda kecil itu.

.
.

2 hari berlalu dengan biasa saja menurut Plann, hari ini ia bisa mengistirahatkan tubuhnya setelah 3 hari penuh ke fanmeet ataupun mengikuti fashion show.

Menapakkan kakinya satu langkah memasuki apartemennya dan Mean, ia disambut suara batuk yang menyakitkan.

"Mean??" Panggilnya, apa Mean sakit?

Dengan cepat Plann menaruh barang-barangnya disamping sofa lalu berjalan mencari suara itu berasal.

"Uhukk uhukk.." Mean memegang dadanya erat dengan mata yang berair membuat Plann terkejut.

"Mean kau sakit?"

"Uhk Phi kau hkk sudah pulang?" Suara parau Mean terdengar di telinga Plann yang ikut mengusap dada Mean.

Dapat ia rasakan dada itu naik turun dengan berat dan napas tersengal Mean membuat Plann khawatir.

"Demi Tuhan apa yang kau makan?" Plann menuntun Mean duduk di atas ranjang mereka, membantunya berbaring sembari mengambil penghangat lalu mengusapkannya di dada Mean.

"Uhk terimakasih Phi," Mean tersenyum meski batuk membuat dadanya terasa sesak.

"Tunggu aku ambilkan air hangat," Plann berdiri dan akan berjalan saat Mean menahannya, "tidak apa-apa Phi hkk, Phi lebih baik mem ehm bersihkan diri, Phi  pasti lelah," Mean memberikan senyum terbaiknya meski dengan bibir yang pucat dan kering.

[IND-ENG]MeanPlan - Cigarettes ° End °Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang