"Irene!" Pekik Suho melihat Irene yang tergeletak lemas.Suara panggil namanya tergiang-ngiang di kepalanya padahal matanya terpejam entah kenapa matanya tidak bisa sulit dibuka.
"Loh Irene tidur apa pingsan?" Tanya konyol Bangchan.
"Lo cakep tapi goblok ya Chan, heran gue jelas-jelas Irene pingsan dasar idiot!" Maki Hitomi menjitak kepala Bangchan walaupun dia pendek tetapi dia dapat menyamai tinggi Bangchan dengan jinjit.
"Ih Hitomi lo kok galak? Sakit tau." Bangchan manja.
Hitomi tidak menanggapinya dan langsung mendekati Irene.
"Rene lo blom apa-apa udah kayak gini aja, apalagi lo dateng kesini sendirian." Ujar Suho mengelus dahi Irene.
"Olesin minyak angin di perutnya Ji" suruh Suho ke Jiae.
"Kenapa nggak sama lo aja Ho?" Jimin mesum.
"Lo mau mati ya Jim?" Tanya horror Suho.
"Udah biar gue yang olesin" Jiae siap siaga.
"Nah tuh dia udah melek Rene nya, udah jangan nangis gitu Ho. Cewek apa cowok?" Jimin benar-benar membuat kesabaran Suho habis untung saja Irene sedang sakit kalau tidak Suho akan garang.
"Emnnn" Irene menyamakan cahaya dengan netra matanya yang berasa silau.
"Rene lo nggak papakan? Lo kenapa kok bisa kayak gini?" Tanya beruntun Suho.
"Gue takut tau! Lo semua pada kemana sih?" Irene buang muka.
"Lo sih ke-asikkan main handphone sendiri kan kita juga nggak nyadar." Nayeon mengusap-usap tangan Irene yang dingin.
"Gue takut, tadi gue denger suara teriakkan cewek gitu kan gue refleks loncat eh gordengnya tiba-tiba gerak sendiri gue badan gue jadi lemes tiba-tiba gue jatoh ya gue pingsan." Ungkap Irene.
"Rene lo jangan nakut-nakutin ya!" Yuju.
"Gue serius kok, gue nggak boong. Ngapain gue boong, gue mau pulang Ho. Kita pulang aja ya? This is really not my opinion, oke?" Pinta Irene.
"Kita udah bayar mahal buat ini dan juga kita nggak bisa buat pulang sekarang kendaraannya juga nggak ada apalagi sekarang udah mau maghrib Rene, lo harus ngerti?" Joshua penuh pengertian..
"Oke tapi gue mau besok kita semua pulang, gue mau ada resiko besar kita tinggal lama disini." Ujar Irene.
Tbc