Callate 02

13 3 0
                                    

Selasa pukul tujuh lewat tiga puluh Menit Agy baru saja sampai di sekolah, padahal bel berbunyi tepat pukul tujuh pagi tapi Agy kadang suka di bawa santai, toh ini hari selasa jadi tidak di hukum.

Sesampai dikelas Agy langsung menuju bangku nya yang biasa ia tepati. untung, pelajaran Sejarah Bahasa guru nya tidak datang kata nya sih lagi ada urusan di luar. Itu membuat kelas XI IPA 2 bebas ngapain saja, ada yang bergosip, ada juga yang bermain gitar sambil bernyanyi. Tapi Agy lebih memilih di luar kelas sembari menikmati suasana sekolah yang sedang sepi ini, hanya ada suara bising yang terdengar dari arah lapangan.

Ternyata yang sedang olahraga kelas XI Sastra 2 semua nya aktif dalam olahraga. Komplotan cewek dengan bermain bulu tangkis sedangkan komplotan Cowok nya sedang bermain Basket.

Tidak tahu kenapa mata Agy selalu memperhatikan satu gadis yang baru saja memasuki area lapangan, mata nya tak lepas dari itu.

Nazla, gadis itu sedang berbincang dengan teman cowok nya yang ia tahu bernama Esdi. Pandangan Agy langsung terarah ke Abie yang sedang di marahi oleh guru piket.

Hampir jam delapan Abie baru datang, dikira ini sekolah punya nenek nya?

Melihat Agy berada di lantai dua tetapi di gedung B, membuat Nazla tak bisa menahan senyum nya sesekali ia terkekeh.

"Kok hari ini dia rapih banget ya tataan rambut nya" entah, dapat magnet dari mana Nazla tersenyum kearah Agy, Agypun tak sengaja melihat Nazla tersenyum pada nya.

Agy merespon nya dengan senyum yang sangat tipis, hampir tidak terlihat. Tapi, dengan mata jeli nya Nazla melihat nya membuat hati nya girang tak karuan.

"Dia senyum kegue?"

Hari ini bikin mood nya bagus, tidak, tidak hanya hari ini saja tapi dari kemarin.

Huh, andai ia bisa dekat dengan nya betapa senang hati nya di tatap Agy saja dia sudah senang bagaimana ia menjadi pacar Agy, Bangaimana?!

"Kenapa jadi kesenengan gini, Na" Tanya Necca dengan ekspresi heran nya, melihat teman nya ini yang senyum-senyum sendiri.

Nazla kegelabakan, "Hah? Nggak kok biasa aja"

Necca mengikuti arah pandang Nazla, "Lo lagi ngeliatin Agy?"

Dan disini Nazla benar-benar panik ketahuan banget dari gelagat nya, "Hah? Nggak kok kata siapa, kalaupun gue bener suka emang kenapa?"

"Ya, nggak apa-apa si, cuma asal bisa nerima aja"

Nazla mengernyit heran, "Maksud lo apa?"

"Nggak,"

Setelah itu Necca langsung menarik lengan Nazla mengajak nya untuk ikut bermain Bulu Tangkis, sebelum itu Nazla sempat melihat Agy yang masih berada di atas dengan muka nya yang datar. Sumpah itu yang bikin gue gemesh liat nya hehe :v

~•~•~

Baru saja Nazla menaruh tumpukan buku tulis di meja guru, setelah itu ia segera keluar dari ruang guru. Disaat dingin keluar tanpa sengaja ia tertabrak seseorang Nazla meringis memegangi kening nya yang terbentur dada cowok itu. Ia masih belum menyadari siapa cowok itu.

"Ah, sorry lo nggak apa-apa" Ucap Agy yang merasa bersalah karna terburu-buru karna ia dipanggil oleh walikelas nya.

"Sakit-" belum sempat Nazla melanjutkan ucapan nya, ia terkejut siapa yang menabrak nya sebener nya salah ia juga karna tidak melihat-lihat lagi.

"Sorr-" Tangan kanan Agy menyentuh pundak sebelah kiri Nazla, membuat gadis ini ingin teriak tapi ia tahu lokasi.

"Nggak, nggak apa-apa kok"

"Bener?" Agy masih tak yakin.

"Bener kok, eum gue duluan ya"

Setelah mengucapkan itu Nazla langsung berlari,ia tak kuat berlama-lama dengan Agy. Jantung Nazla berdebar dua kali lipat, dengan pipi nya yang merah merona gimana tidak perlakuan Agy tadi begitu manis di mata gadis ini. Apalagi dengan wajah nya yang penuh bersalah padahal mereka sama-sama salah.

Rasa nya ingin teriak karna kesenengan, lebay memang tapi nyata nya begitu.

Agy duduk didepan walikelas nya-Bu Rere sudah berapa kali ia dipanggil ke ruang guru oleh walikelas nya, sebab ia sering terlambat dan absensi yang kebanyakan alpa. Agy hanya berpura-pura paham saja padahal ia sudah bosan dengan ucapan yang terus berulang kali.

Percuma dikasih nasehat, toh nanti juga bakal terulang kembali.

Setelah dua puluh menit mendengarkan arahan dari sang walikelas, akhir nya Agy di perbolehkan masuk kelas kembali. Dengan syarat; kalau bulan ini alpa nya lebih dari lima ia bakal dikasih surat peringatan.

Dan Agy hanya di bawa santai.

~•~•~

Agy mamakai hoodie hitam nya hari ini ia ada janji oleh teman nya yang berbeda sekolah untuk nongkrong. Mengelurkan motor besar nya dari area parkir siap melajukan motor nya, tapi mata nya terarah kepada sosok gadis yang sedang bertelponan ntah dengan siapa.

"Abang gimana sih, kalo nggak mau jemput bilang dari tadi aku udah nungguin lho dari tadi" kesal nya yang tertahan.

Agy berhenti di belakang gadis itu, tapi Nazla belum menyadari.

"Iyaa maap Na, abang mau ngumpul sama anak-anak soal nya." ucap Abang nya Nazla-Reghi memang umur nya hanya beda setahun doang, Reghi yang kelas XII Nazla kelas XI tapi mereka beda sekolah.

Setelah itu Nazla mematikan sambungan telpon itu secara sepihak.

"Bareng gue aja kalau gitu" ajak Agy dengan muka datar nya.

Siapa si yang nggak kaget tiba-tiba ada yang berbicata seperti itu? Syok itu yang Nazla rasakan.

"Nggak macem-macem kok, anggap aja permintaan maap soal tadi" Agy menyalakan mesin motor nya siap meninggalkan area sekolah.

Ya Tuhan masih ada di bahas mala gue seneng Gy ucap nya dalam hati.

"Ehh, nggak usah-" Nazla langsung membekap mulut nya dengan telapak tangan nya, bodoh mala menolak inikan yang ia mau?!

"Ayo, sebelum gue berubah pikiran!" tanpa di sangka-sangka Agy langsung menarik pergelangan tangan nya untuk segera menaiki motor besar nya.

Dengan muka yang terkejut dengan prilaku Agy ditambah dengan debaran jantung Nazla yang berpacu lebih cepat dari sebelum nya.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam tanpa banyak berbica, paling bertanya kemana arah jalan rumah nya. Sesampainya di depan rumah Nazla, Nazla langsung turun dari motor besar Agy.

"Eum, makasih ya Gy udah anterin gue pulang" nada bicara Nazla benar-benar kaku.

Agy terkekeh, "Nggak usah kaku lagi, kalau sama gue, biasa aja" Nazla hanya tersenyum menanggapi nya.

"Mau minum atau-"

"Nggak usah, gue langsung cabut aja udah ada janji." Agy memotong ucapan Nazla, Nazla hanya mengguk paham.

Setelah itu Agy meninggalkan area perubahan Nazla, setelah Agy pergi Nazla memasuki rumah dengan muka yang ceria nya sambil tersenyum-senyum. Ia menghempaskan tubuh nya di sofa sambil mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

Andai waktu bisa di stop, akan ia stop saat itu juga.

~•~•~

Vote n komen

CallateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang