antara ada dan tiada

sejak dini

"Ayoo sinih kejar aku"

"Jangan lari-larian aku capek"

"Ayo kejar aku jangan lemah dong"

Saat itu aku berumur 8 tahun dan duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar aku mempunyai sahabat yang bernama farrel Agustian dia adalah sosok laki-laki yang selalu menemaniku setiap hari di saat aku terjatuh dan merasa sedih.

"Ya udah kita istirahat dulu yah felisya"

"Kamu larinya cepet banget aku gak bisa kejar"

"Aku haus banget"

"Kamu haus, tapi aku gak bawa uang kita pulang aja yuk felis" ucap farrel mengajak felisya

"Farrel aku gak mau pulang"

"Kenapa"

"Ayah dan ibuku sedang bertengkar aku takut kakak ku sedang tidak ada di rumah"

Sejak kecil aku memang kurang membutuhkan perhatian dari orang tua ku mereka selalu bertengkar di depan aku dan kakak ku.

Aku memiliki kakak yang bernama riyan umurku tidak beda jauh dengannya dia duduk dikelas 5 sekolah dasar. Aku dan kakakku selalu mengurung diri di kamar karna ketakutan melihat orangtuaku bertengkar.

"Felisya kita pulang kerumah aku aja yuk nanti kita minum dirumahku"

"Ya udah yuk"

Di tengah perjalanan...

"Felisya"

"Kakak"

"Kamu mau kemana"

"Aku mau kerumah farrel kak aku mau minta minum aku haus "

"kita pulanh aja hayu minum di rumah nanti ibu sama ayah kebingungan cari kita"

"iyah kak"

"Felisya"

"iyah farrel" felisya menoleh kebelakang

"Hati-hati"

Felisya tersenyum kepada farrel..

"Felisya, riyan kalian dari mana"

"Riyan dari rumah temen bu"

"Felisya juga abis main bu"

"kalian berdua kerjaannya main terus masuk kamar terus tidur"

pukul 21:30

"kak"

"iyah dek kamu belom tidur nanti kalau ibu tau bisa marah"

"Aku pengen main sama ayah dan ibu kayak temen-temen aku"

"Felisya Kenapa bilang gitu"

"Felisya pengen kayak temen-temen felisya yang pergi ketaman sama ayah dan ibu di suapin main balon kak"

"Besok kita ketaman pagi-pagi yah sekarang felisya tidur dulu udah malem"