95%

2K 275 24
                                    

***

"Aku ingin keluar! Bukankan...!" Ucapan Hyunjoon terhenti ketika beberapa selir tanaman rambat mengikat tubuh Hyunjoon lalu menyeret namja kecil itu untuk mendekat pada Hyungseo dan mendorongnya hingga jatuh terduduk ke dalam air dengan Hyungseo di bawahnya.

Dengan mudah Hyungseo memeluk tubuh polos Hyunjoon yang berada di pangkuannya, Hyunjoon hanya dapat menutup matanya berharap semuanya akan baik-baik saja saat ia membuka matanya.

Dan tepat ketika dia membuka matanya udara di sekitar Hyunjoon berhenti, cipratan air berhenti di udara, dan dua bayangan putih bersayap berdiri tepat di hadapannya.

Hyunjoon kembali menutup matanya dan tepat saat itu tubuhnya telah tertutup sebuah kain berwarna putih.

"Kalian... siapa?"






***





Juyeon mengamati ruang baca kerajaan, berderet-deret rak besar menjulang tinggi memenuhi ruangan. Tangannya mengambil salah satu buku tua dan membuka lembarannya asal. Tangan berhenti membolak-balik lembaran ketika matanya tak sengaja menangkap sebuah gambar—simbol yang dulu pernah dilihatnya.

"Ini...."








"Eomma..., Hyunjoon tidak melakukan itu pada mereka. Jika Eomma tidak percaya, tanyakan saja pada Juyeon Hyung," rengek Hyunjoon sambil menarik-narik baju Juyeon yang berada di sampingnya.

"Maafkan aku, Eomma. Aku tidak bisa menjaga Hyunjoon dengan baik."

"Kenapa Hyung minta maaf?! Ini salah mereka, Eomma! Mereka tidak ingin bermain dengan Hyunjoon! Jadi, apa salahnya Hyunjoon marah pada mereka?!"

Wajah Hyunjoon memerah menahan marah. Deretan rak-rak besar di sekitar mereka bergoyang, bahkan beberapa buku di sana ikut melayang-layang.

Dengan sergap Ratu Heo itu memeluk anak bungsunya. Mencoba menenangkan Hyunjoon sekaligus membuat keadaan di ruang baca itu kembali tenang. Hingga menyisakan Hyunjoon yang menangis di dalam pelukannya.


***


Juyeon menggenggam tangan Hyunjoon yang terpejam di atas berwarna putih gadingnya. Tangan yang lebih besar mengusap yang lebih kecil, berharap adiknya itu baik-baik saja. Raja dan ratu Heo ada di sudut ruangan memperhatikan tabib istana yang tengah memeriksa keadaan anak bungsu mereka.

"Hyunjoon memiliki kekuatan yang berbeda dari makhluk biasa. Tuhan telah menjawab doa kita melalui Hyunjoon, di dalam tubuhnya terdapat kekuatan hwasal dal."


























Juyeon kembali mencari sebuah buku dari salah satu rak untuk mencari dua kata yang berhubungan dengan hidup adiknya. Mata Juyeon tertuju pada sebuah buku ajaib yang lama sudah lama tak tersentuh. Buku itu sebenarnya adalah hadiah dari sang ayah ketika ia berhasil menggantikan dirinya tahta kerajaan tepat satu hari sebelum ayahnya meninggal.

Juyeon membuka buku hitam berdebu di tangannya itu.

"Kau sudah lama tidak mempergunakan ku, Raja Juyeon."

"Hehe... Sebagai permintaan maaf ku perbolehkan kau memanggilku namaku saja. Juyeon."

"Terserah kau saja, Juyeon."

"Bolehkah aku meminta bantuan mu, wahai buku ajaib? Tolong jelaskan padaku semua hal yang berkaitan dengan hwasal dal!"

Tepat setelah Juyeon berhenti bersuara, lembaran demi lembaran buku ajaib itu membalik dengan sendirinya. Menunjukkan halaman-halaman berisikan informasi mengenai hwasal dal.

The END [Kevhwall][Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang