40%

2.1K 299 8
                                    

SO SHORT!!!
***

Hyungseo terpaku melihat makhluk Tuhan yang tengah memerah di bawahnya. Kulitnya yang putih halus seperti bayi baru lahir. Hyungseo mengamati setiap lekuk tubuh di bawahnya yang nampak sempurna tak bercelah. Dia benar-benar tidak sabar bermain dengan mainan barunya itu.

"Mendesahlah untukku, Hyunjoon!" titah Hyungseo kembali menjelajahi leher putih Hyunjoon yang nampak indah di matanya.

Hyunjoon menggigit bibirnya menahan desahannya yang hampir saja keluar setiap merasakan sentuhan Hyungseo. Sedangkan makhluk di atasnya itu tengah beralih dari leher menuju dua tonjolan kecil di dada Hyunjoon.

"Bukankah ini menyenangkan?" tanya Hyungseo di sela permainannya.

Lidah Hyungseo bergerak cepat pada puting kecil milik Hyunjoon. Menjilatinya dan sesekali menghisapnya dengan rakus seperti bayi kelaparan yang menginginkan minumannya. Mulutnya terus saja menghisap benda itu sedangkan tangan kanannya bermain-main dengan yang lain di seberang sana.

Hyungseo bangkit dari posisinya. Dan kini berganti pada milik Hyunjoon yang sedari tadi terabaikan olehnya.

"Jangan gigit bibirmu, Hyunjoon! Aku tak ingin ada darah yang keluar kecuali yang di bawah sana!" Tangan Hyungseo terus turun sampai bongkahan pantat Hyunjoon.

Hyungseo berhasil membuat Hyunjoon mendesah dan secepat cahaya lidahnya sudah dengan goa manis milik Hyunjoon. Lelaki yang sudah sah menjadi suaminya beberapa jam yang lalu itu membelit lidah Hyunjoon dengan lidahnya, atau lebih tepatnya mengaduk-aduk isi mulut Hyunjoon.

"Makhluk apa kau sebenarnya?" Pertanyaan itulah yang sekarang hadir dalam pikiran Hyunjoon. Dia sudah merasa setengah mati menghadapi perlakuan Hyungseo padanya. Lidah Hyungseo terus saja bermain di dalam liang mulutnya seperti robot yang seakan tidak akan mati.

"Apapun itu, aku akan membunuhmu!" Tepat di saat itu darah segar membasahi dada Hyunjoon bercampur dengan cairan saliva milik Hyungseo yang mulai mengering.

"Matilah dengan tenang!" Hyunjoon memperdalam tusukannya pada bahu Hyungseo.

Iris mata Hyunjoon membulat menatap Hyungseo yang tersenyum lebar di atasnya. Tangan kecilnya mencabut pisau yang sudah berlumuran dengan darah segar dan kembali menusukkannya pada buhu Hyungseo.

Hyungseo menarik tangan tangan Hyunjoon dan secara bersamaan tusukan pisau pada bahunya tercabut. Dapat dirasakan tangan Hyunjoon bergetar menahan ketakutan dan kekhawatiran.

"Sudah kukatakan, bukan?" Hyungseo mengambil pisau dari tangan Hyunjoon secara paksa hingga benda tajam itu melukainya telapak tangannya, lalu membuangnya ke sembarang arah, "aku tidak mau ada darah yang keluar sebelum aku memasukimu." Di saat Hyungseo menjilati tangannya yang berlumuran darah, dirinya hanya mampu menatap luka Hyungseo yang secara perlahan kembali menutup dan kulitnya berubah menjadi mulus seperti tak pernah terjadi apa-apa di sana.  Hal itu juga terjadi pada tangan Hyunjoon, luka di telapak tangannya bahkan langsung menghilang ketika Hyungseo menjilatinya.

Sebenernya Hyungseo sudah menyadari keberadaan pisau itu di tangan Hyunjoon, tapi dia sama sekali tidak menghiraukannya dan lebih memilih untuk bermain-main dengan Hyunjoon.

"Kau tidak bisa membunuhku!" Mata Hyungseo melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam dua belas lewat. "Hari ini adalah ulang tahunku." Hyungseo beralih menjilati bekas darahnya di tubuh Hyunjoon dan hal itu membuat Hyunjoon kembali melepaskan desahannya. Diam-diam Hyungseo tersenyum tanpa menghentikan kegiatannya.

"Seharusnya aku menjilati cairanmu sekarang, bukan darah pahitku," ucap Hyungseo di sela kegiatannya. Dan lagi-lagi Hyunjoon hanya menjawabnya dengan desahan.

Hyungseo beralih mencium bibir Hyunjoon yang sedikit terbuka karena napasnya yang tak teratur.

Manis.

Itulah yang Hyunjoon rasakan saat bibir Hyungseo yang bercampur darah menyapa indra pengecapannya.

Tanpa sadar Hyunjoon membalas ciuman Hyungseo yang semakin membuatnya terbuai dengan rasa manis dari darah Hyungseo.

"Nghh...." Hyunjoon tersentak dalam ciumannya berniat untuk melepaskan tangan Hyungseo pada miliknya.

"Kau milikku sekarang," ucap Hyungseo mutlak dengan penekanan di setiap katanya.









"Menggunakan sihirmu untuk memuaskan kejantananmu itu sangat tidak adil, Hyungseo."

"Aku hanya tidak ingin dia tersakiti olehku, Hyung," batin Hyungseo yang tengah bertelepati dengan seseorang. "Kenapa tidak kau gunakan juga sihirmu untuk Juyeon? Apa kau puas menjadi tunggangannya?" Dan ucapan Hyungseo itu berhasil membuat kesal seseorang di seberang sana.



To be continued...
February 9, 2019

Pendek:)

The END [Kevhwall][Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang