Babak Baru

7 0 1
                                    

Seoul, Maret 2016

"Hay, Misoo. Apa kabar ? aku yakin kamu sekarang sedang tersenyum cerah di surga bersama teman-teman yang lain. Sahabat ku yang selalu tersenyum seperti namanya, aku yakin kamu sudah bahagia sekarang. Sejak kejadian itu aku memutuskan untuk pindah ke Seoul bersama kakak ku, orangtua ku tetap berada di Incheon untuk meneruskan bisnis mereka. Bayang-bayang kejadian waktu itu selalu membayangiku, entahlah kapan aku bisa melupakannya. Mungkin tidak akan pernah. Kejadian yang merenggut sahabat terbaik ku untuk pergi selamanya ke rumah Tuhan"

"Nara kamu duluan aja, setelah kamu naik, nanti baru aku yang naik" kata Misoo

"Tapi......" kataku yang tak tega meninggalkannya waktu itu

"Udah gak papa, aku kan anggota MAPALA. Jadi aku ahli manjat-manjat kayak gitu" dia berseru sambil melemparkan senyum termanisnya.

Masih terbayang jelas bagaimana kita berpegangan tangan, pasrah apabila nanti kita ditakdirkan untuk tenggelam. Air sudah sampai dada kita dan sebentar lagi sampai bagian leher. Tiba-tiba ada seorang yang meneriaki ku untuk naik melalui tali yang dia pegang. Sebenarnya aku tak tega pergi seorang diri, tapi apabila kita hanya berdebat saja dan waktu terus berlalu air akan semakin naik ke tubuh kita.

"Pastikan kamu harus naik setelah aku naik ya !"

aku menaiki dek kapal tempat orang itu menjulurkan tali bersama teriakanku kepada Misoo. Dia hanya menganggukkan kepalanya, tanda dia akan menepati janjinya untuk naik.

Setelah aku sampai daratan disambut isak tangis keluargaku yang mengira aku akan tenggelam dan pergi untuk selamanya. Sebenarnya aku tak tega melihat keadaan disana, tapi ntahlah, pikiran ku saat itu hanya tertuju pada Misoo, aku menunggunya. Aku menunggunya sampai daratan. Tapi, satu jam, dua jam, lima jam dan bahkan saat hari menjadi gelap pun dia tak sampai-sampai di daratan. Pikiran ku kacau, aku tak tahu lagi harus bagaimana. Tiba-tiba semuanya berubah menjadi gelap dan aku tak tahu lagi apa yang terjadi saat itu.

"Naraaaa....Naraaaa, kamu sudah bangun belum ! Ini hari pertama kamu Kuliah, masa ya kamu telat!"

Aku tersadar dari lamunanku mendengar kakak ku memanggil-manggil namaku.

"Iya kak, aku udah bangun kok." Kataku sambil merapikan kembali foto-foto yang berserakan di tempat tidur ku. Dia kakak ku Namanya Han Woo Jin. Dia adalah laki-laki kedua yang aku paling cintai di dunia ini setelah ayahku. Kak Woo Jin seorang mahasiswa tahun ketiga di KyungHee University, dia mengambil jurusan Arsitektur. Kakak ku sangat jago menggambar, dia seorang yang teliti dan penuh perhitungan. Aku tidak sabar untuk menunggu masa depan dia menjadi seorang arsitek.

Sedangkan aku, aku adalah mahasiswa baru di Yonsei University jurusan Korean Literature. Alasanku mengambil jurusan ini ? nanti kalian juga akan tahu.

Aku liat kak Woojin sudah makan di ruang makan, sambil sesekali membaca buku yang ada di tangannya. Aku memang serumah bersama kakak ku, kita satu Apartemen di daerah Seodamun yang letaknya gak begitu jauh dengan Kampus ku. Tapi lumayan jauh dengan kampus kakak ku meskipun masih berada dalam distrik yang sama.

" Kak, nanti kakak pulang malam kah ? "

" Mau ngerjain tugas bareng Jihoon sih, tapi paling cuma sampai sore gak sampai malam. Kenapa emang ?"

"Aku mau masak, kalau kakak pulang malam ya gak jadi"

"Gak usah masak, beli aja. Ntar kamu capek"

Semenjak kejadian itu, kak Woojin jadi sangat menjagaku. Dia pasti akan ngomel-ngomel kalau aku pulang malam, atau bahkan aku belajar sampai larut malam, dengan dalih "nanti kamu capek". Aku cuma merenggut mendengar ucapannya, ntah sudah berapa ratus kali aku mendengarnya.

"Kak aku berangkat dulu ya?"

"Gak mau barengan aja keluarnya?"

"Gak usah, aku pengen jalan-jalan sambil liat jalanan sekitar"

"Biar kakak antar, tunggu sebentar"

"Gak usah kak, orang Cuma 10 menit juga udah nyampe. Ngapain diantar-antar segala"

"Tapi kan....." Aku langsung mencium pipi kakak ku sayang, agar dia berhenti bersikap keras kepala.

"Aku duluan ya kak !" sambil melenggang pergi ke arah pintu.

" Bagaimana kakak ku mau punya pacar kalau dia selalu mengekoriku kemana pun aku pergi". Batinku sambil berlalu. Teman-teman kakak ku cuma seputaran kak Jihoon, kak Jonghyun, dan kak Donghyun. Kalau kumpul pun mereka pasti akan berujung di Apartemen ku, atau mentok-mentok di Kafe depan Apartemen.

"Nanti kalau udah sampai kampus, chat kakak ya!"

Aku cuma mengangguk sambil menutup pintu, gak menjawab satu patah katapun. Bukannya aku durhaka dengan kakak ku, tapi aku sudah gak sabar ingin melihat kampus baruku.

Aku berjalan menuju kampusku, sekarang bulan Maret, sebentar lagi Musim Semi akan memasuki kota Seoul, biasanya musim semi akan mulai terlihat sekitar tanggal 6-13 April di Kota Seoul. Kalau di Incheon mungkin sekitar tanggal 9-15 April musim Semi akan mulai menampakan wajahnya. Hmm, kenapa aku tiba-tiba jadi kangen Inheon ya. Ada satu tempat favoritku untuk melihat bunga sakura bersama sahabatku di Incheon, yaitu Inchеоn Grаnd Раrk Chеrry Blоssоm Fеstivаl. Tempat ini merupakan taman terbesar di Incheon yang akan berubah menjadi pink pastel setelah musim semi datang. Indah, hanya itu yang ada di kepalaku saat melihat bunga sakura. Tapi ntahlah, aku kadang membenci bulan April, padahal aku lahir di bulan April. 

Aku tiba di depan gerbang Yonsei University

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tiba di depan gerbang Yonsei University. Babak baru akan segera aku mulai, ntah seperti apa kehidupan kampus ku nanti, aku tak begitu peduli.

"Misoo-ya, kamu lihat kan ?, aku sekarang di kampus yang selalu kamu impikan itu! Tak apa jika kamu tak bersama ku sekarang, toh kamu disana sedang tersenyum bahagia bersama teman-teman yang lain dan melihatku disini"

"Tidak. Aku tidak menjalani separuh kehidupanku seperti apa maumu. Aku bahagia dengan pilihanku. Yakinlah padaku sekali ini saja, jangan membantah" batin ku sambil sedikit tersenyum dan mulai melangkahkan kakiku memasuki dunia baruku.

BRUUUK . . . .

"Maaf aku tidak sengaja, aku sedang buru-buru"

Aku mendengar suara laki-laki di belakangku, dia menabrak seseorang di belakangku. Aku juga gak kenal dia siapa, yang aku tahu dia tergopoh-gopoh masuk Kampus sambil bawa tas gitar di pundaknya. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 12, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CANDLEWhere stories live. Discover now