PROLOG
Hai, nama saya Luna Radinka Wijaya.Umur saya sekarang 24 tahun. Anak tunggal dari keluarga Wijaya generasi ke 3. Menjadi anak tunggal sekaligus pewaris tunggal dari sebuah perusahaan ternama bukanlah mimpi saya dan sangat membuat saya cukup tertekan.
Semua keputusan dalam hidup saya harus diambil dengan masak masak dan dalam mengambil keputusan saya sangat jarang di libatkan. Why? This is my life. Dengan enaknya Papah yang menentukan arah hidup saya . Luna punya mimpi sendiri, Pah. Kenapa Papah ga pernah nanya Luna?
Entah sejak kapan papah mendeklarasikan sikap diktatornya itu. Papah mengatur semuanya, sekolah saya, pekerjaan saya, bahkan sampai pacar, papah semua yang menentukan. Jika di tanya saya muak dengan kehidupan yang selalu di atur kayak gini.Tapi ada satu orang yang membuat saya bisa bertahan dengan sikap diktatornya papah, yaitu mamah saya . Setiap gue berpikiran untuk kabur dari rumah, saya selalu kepikiran mama. Kalau saya pergi, nanti mama sama siapa?. Itulah hal yang selalu ada di benak saya dan membuat saya mengurungkan niat itu.
Itu semua kini sudah berlalu. Saya sangat Bersyukur dan bahagia dengan kehidupan yang saya milikin sekarang. Untuk mendapatkan kehidupan seperti sekarang, saya harus melewati berbagai lika liku kehidupan dan mengalami berbagai gejolak kehidupan.
Puncak gejolak kehidupan yang pernah saya alami itu saat saya umur 21 tahun. Saat itu kondisi saya lagi masa peralihan dari anak remaja yang harus bertranformasi menjadi orang dewasa.
Saat itu benar benar rasanya saya ingin menyerah dengan kehidupan saya. Namun saat saya benar benar berada di titik terendah dalam kehidupan saya, ada seseorang yang datang lalu menggapai tangan saya. It’s speechless.
It’s my journey.
Bukan hanya cinta, tapi dalam perjalanan hidup saya ini, saya bisa lebih mengerti perasaan orang lain dan arti kehidupan yang sesungguhnya. Serta betapa penting nya menghargai waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Journey
Teen Fiction"Semua yang ku alami saat itu memang tak mudah. Tapi aku memiliki alasan untuk tidak menyerah. Aku ini juga manusia biasa yang bisa lelah dan terjatuh kapan saja. Aku sudah pernah mencapai titik terendah dalam hidupku, hampir aku kalah dengan kehidu...
