•1

49 2 0
                                    

Putri sesekali menghela napas kasar,dia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk menolak most wanted di sekolahnya,Ryan.
Ryan tersenyum ke arah Putri,mungkin jika yang dihadapan Ryan bukan Putri,sudah pasti akan teriak histeris,seperti melihat Ji Chang Wook.

"Put,ini buat lo,lucu kan?" kata Ryan. Gelang yang ada ditangan Ryan,begitu cantik dan juga ber-Merek.

"Ryan,kamu bisa gak sih berhenti kasih sesuatu untuk Putri? Putri nggak mau nerima barang dari Ryan karena barang itu gak cocok untuk Putri,barang itu cocok untuk orang yang berharga bagi Ryan," tolak Putri.

Bagaimana tidak ditolak? Putri sudah jengkel pada Ryan. Sudah 1 tahun ini,Ryan masih saja menyukainya. Putri sudah menolak dengan cara halus,tapi dengan seiring berjalannya waktu,Ryan malah semakin sayang pada Putri.

"Ini cocok sama lo Put,karena lo berharga bagi gue," kukuh Ryan.

"Berharga? Ryan?! Putri udah nggak anggap Ryan selama ini,tapi Ryan bilang Putri berharga?" Tanya Putri.

"Karena gue sayang sama lo Put,gue mau dapetin lo apapun itu caranya,"

"Ryan udah deh! Mending berhenti sayang sama Putri. Jangan bikin Putri merasa bersalah karena sikap Putri ke Ryan itu gak baik," kesal Putri.

"Sorry,gue gak bisa hilangin rasa sayang gue ke lo Put. Gue tau kalau lo risih sama gue,tapi tolong sekali ini aja,lo nerima pemberian dari gue,"

"Maaf ya Ryan,Putri harus pulang,udah dijemput."

Putri meninggalkan Ryan begitu saja. Putri tidak ingin hati Ryan semakin sakit karena ucapan-ucapan Putri. Sebenarnya,Putri tidak tega berbicara kasar seperti itu kepada Ryan,tapi ini adalah cara terbaik untuk Ryan membenci Putri.

•••

Kevan mengacak-acak rambutnya frustasi,sudah sangat kesal dia menghadapi orang yang ada dihadapannya ini. Bukannya membenci malah semakin mencinta.

"Kevan,ini ada oleh-oleh dari mamih gue. Kemarin kan mamih gue ke Bali,ter--"

"Gak nanya," potong Kevan cepat sambil berjalan melewati perempuan itu.

"Kevan,ini pemberian dari mamih gue!"

"Terus?" jawab Kevan yang terus berjalan.

"Ya terimalah,ini pemberian dari seorang mertua ke seorang menantu,"

Perempuan itu melangkah lebih cepat agar bisa berjalan disamping Kevan. Lalu Kevan berhenti melangkah yang diikuti oleh perempuan itu.

"Raisa!" bentak Kevan.

Bukannya takut,Raisa malah tersenyum manis ke arah Kevan. "Iya sayang?"

"Sayang? Hahaha!"

"Iya sayang,emangnya kenapa?"

"Murahan banget lo jadi perempuan!" kata Kevan lalu berlalu begitu saja.

Raisa,ya perempuan yang sedari tadi membuat Kevan risih,tidak hanya tadi tapi sudah 1 tahun seperti itu.

Dan,baru pertama kali Kevan mengatakan itu kepada Raisa,yang akhirnya Raisa diam membeku,bungkam,tidak tahu harus berbuat apa selain tersenyum miris.

"Gue bakal dapetin lo kevan! Apapun itu caranya!!"

•••

Putri berlari kecil ke arah parkiran,sesekali menengok ke belakang,karena ada rasa takut. Takut Ryan mengejarnya sampai memaksanya pulang bersama.

Bruk!!

"Aww!!" ringis Putri,karena dahinya terkena punggung seseorang.

"Eh?"

"Maaf-maaf,Putri gak sengaja," jawabnya sambil membenarkan beberapa bagian rambutnya.

"Nama lo siapa tadi?" tanya laki-laki itu.

"Nama aku,Putri," jawab Putri seadanya.

Putri mendongak,melihat siapa yang ada dihadapannya,laki-laki itu tersenyum. Sangat manis.

"Hai," sapa Kevan sambil mengulurkan tangannya.

"H-hai juga," jawab Putri kaku yang membalas uluran tangan Kevan.

"Kenalin,gue Kevan,"

"A-ah hai Kevan,"

Kevan dan Putri melepaskan genggaman tangannya. Putri merasakan detak jantungnya yang sangat keras bahkan cepat.

"Gue mau kasih tau,lain kali kalau jalan liat-liat,gunakan mata lo sebaik-baiknya," kata Kevan.

"Eumm,iya Kevan. Maaf ya,Putri gak sengaja kok,beneran," jujur Putri merasa takut.

Kevan tersenyum tipis,lalu menaiki motornya yang sepertinya baru dibeli. Kawasaki Ninja H2. Masih mengkilat. Lalu melaju begitu saja.

Tak lama datanglah mobil Mercedes-Benz S560. Putri menghampirinya dengan senyuman yang sangat tulus,siapa lagi jika bukan sopirnya yang setia? Pak Tino dan Om Toni.

Pak Tino bagian menyetir hari ini,dan Om Toni yang membukakan pintu untuk Putri.

"Silahkan masuk Nona muda," kata Om Toni.

"Terimakasih Om," balas Putri sambil tersenyum dan masuk ke dalam mobil yang disusul oleh Om Toni.

"Nona,sekarang mau kemana dulu? belanja dulu? Atau makan-makan dulu?" tanya Bi Tina.

"E-eh bibi ikut? Kira Putri ngga ikut,"

"Ikut dong,kan ngejagain nona Putri,harus rawat nona Putri,gak boleh ada yang lecet-lecet sedikitpun," kata Bi Tina sedikit bercanda,walaupun memang itu kewajibannya.

Putri tersenyum,"sekarang Putri mau pulang aja,nanti kalau udah beres,kita jalan-jalan ya bi,"

"Baiklah,Pak Tino ayok kita kembali kerumah,menuruti perintah Tuan Putri kita yang kecil ini," kata Bi Tina,selembut mungkin.

"Siap!! Apa sih yang tidak untuk nona muda!"

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang. Suasananya ramai,apalagi ketika Om Toni terus menghibur Putri.

"Putri,kamu tau gak? Kalau kamu jadi buku,akan aku apakan?" tanya Om Toni.

"Gak tau,emangnya Buku itu bakal di apakan om?" tanya Putri.

"Bakal aku buka buku itu,lalu aku menulis diatas kertasnya,dan akan selalu aku baca,lalu aku bawa buku itu kemanapun aku berada,"

Putri tertawa keras,dia tidak bisa menahannya. "Dasar alay!" sudah tidak aneh lagi bagi Putri jika Om Toni menggombal. Karena itu hanya untuk hiburan.

Semuapun tertawa,wajah Putri yang sangat lucu dan polos membuat Bi Tina semakin sayang padanya.

"Eh bi,bunda sama ayah udah pulang?" tanya Putri.

"Sudah,nanti malam akan ada acara makan malam bersama teman bunda,yang satu pekerjaan di model katanya," jelas Bi Tina.

Putri manggut-manggut mengerti.

Tak lama,sampailah Putri didepan rumahnya.

•••

Ehe,gimana? Ya gitu):
Jangan lupa buat vote,comment,dan share ya.
Semoga suka🙌

P U T R ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang