Prologueh

101 12 2
                                    

Bertahun-tahun aku menunggu tirai jendela dibuka dan menampakkan sosoknya, sosok yang kuidamkan, sosok yang kukagumi, padahal aku tidak tahu siapa dia.

Dia hanyalah tetangga sebelahku, kebetulan kamar kami sama-sama dilantai dua. Dia, dia hanyalah pria dengan tubuh tegap, pria dengan rambut acak-acakan, yang tidak kuketahui paras wajahnya.

Kita sudah bertetangga sejak aku duduk dibangku sekolah menengah, aku selalu berusaha untuk ingin berkenalan atau sekedar melihat wajahnya saja.

Kalian tahu, setiap malam saat aku belajar, aku selalu takut, tapi, selalu ada yang menemaniku. Itu dia, ya hanya sekedar menyalakan saklar lampunya dan menutup tirai kamarnya.

Padahal bisa saja aku mencari kenalan lain diluar sana, entah mengapa aku hanya ingin dia. Karena dialah yang selalu menghiburku walau tak menujukkan sosoknya.

Saat aku sedih, dikamarnya diputar lagu-lagu yang mendukung suasana hatiku sehingga membuatku merasa tenang, bahkan dia memutarnya dengan nada suara yang tinggi.

Aku harap, Tuhan mau mempertemukanku denganmu, agar aku bisa bertegur sapa denganmu, agar kita bisa berteman.

Dan kini, ini kisahku dimasa menengah atas, dimana aku bertemu dengannya,

Wahai bintang dan bulan, titip salam ya untuknya, bilang padanya sebentar lagi aku akan menemuinya.

A / N :

Hehehe, slow up ya huhu. Hepi Reading!!!

My Secret BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang