Satu

112 10 2
                                    

Jam menunjukkan pukul 6 pagi, gadis bernama Lesha Jenneraldy masih berkutat dengan alam bawah sadarnya. Tersadar alarm berbunyi Lesha bangun dari mimpi indahnya.

"Hoaaaaamm..."Ia menguap sambil meregangkan tubuhnya yang kaku,

Lesha segera membereskan tempat tidurnya, ia dari kecil sudah dibiasakan untuk mandiri. Lalu seperti biasa, ia membuka tirai dan jendela balkon kamarnya membiarkan udara segar mesuk keindra penciumannya, terlihat diseberang sana, tepatnya kamar tetangganya itu, hanya terbuka jendela namun tidak dengan tirainya. Membuat Lesha bernafas kasar.

"Selamat pagi, tetangga"Ucapnya sambil menatap sendu balkon diseberangnya

Ia berjalan menuju kamar mandi, segera melakukan ritual dan panggilan alamnya dipagi hari.

Tok..tok..tok, terdengar bunyi ketukan dikamar Lesha, tentu itu mamanya, Shena.

"Lesh, bangun nak"Teriak Shena, sambil membuka knop pintu yang tidak terkunci

"Lesh, jangan lama-lama mandinya, udah setengah tujuh, ayo"Teriak mamanya didepan pintu kamar mandi

"Bentar, mam. Lagi ada panggilan alam"Teriak Lesha didalam sana

"Hadehhh, mama tunggu dimeja makan ya,"Ucap Shena yang lalu keluar dari kamar Lesha

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Dimeja makan, hanya ada mamanya, kakaknya, dan Lesha. Papa Lesha sudah meninggal sejak Lesha SMP, meski begitu mereka terus bersenda gurau, mereka keluarga yang harmonis, mereka selalu bersukacita disetiap keadaan.

"Hahahah, terus kan, dia bilang mau ditraktir bebek pak slamet aja katanya, hahaha" Ucap Gheo, kakak Lesha yang terbahak-bahak menceritakan masa SMA nya dulu

Kini Gheo sedang sibuk dengan perguruan tingginya di Malaysia, jurusan hukum. Kali ini, kakaknya sedang ada praktik di Surabaya, kebetulan saja bisa mampir ke Jakarta, rumah Lesha.

"Hahaha, kok ngakak sih, aduh, sakit perut, kak"Ucap Lesha disela tawanya yang nyaring bagaikan mak lampir

"Aduh, mama sakit rahang nih, hahahah,"
"Eh, kesibukan cerita, ini jam berapa Lesha?"Tanya mamanya kepada Lesha, tersadar ini sudah jam 7 pagi, sedangkan ia masum jam setengah 8 pagi

"Eh-eh iya hehe"

Lesha segera membereskan bekas makannya dan mencucinya, ia juga tak lupa untuk minum air putih. Lalu terburu-buru menali sepatunya.

"Nih ongkosnya ya, uang jajan mama udah kasih kan buat seminggu?"Sambil mrmberikan uang sepuluh ribuan

"Iya, mam, berangkat dulu ya, Kak Ghe, aku berangkat ya"Ucapnya berpamitan dan mencium punggung tangan Shena dan Gheo

"Tiati, Les"Kata Gheo sambil melambaikan tangannya pada Lesha yang sudah keluar dari halaman rumah

Lesha berjalan sambil bersenandung kecil, ia selalu mengintip rumah tetangganya itu, kebetulan kalau ia mau keluar komplek ia harus melewatinya dulu. Berharap agar tetangganya keluar, namun setelah beberapa menit Lesha menunggu, tak ada juga.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
"Iya, pa, ma, Rez siap kok, aku nggak mau nyusahin kalian terus, aku pengen belajar mandiri" Kata Rezhta sambil memeluk kedua orangtuanya

"Ohiya, Rez. Perban nanti malam buka ya, terus kasih obat tetes mata ya,"Ujar Reffan

"Iya"

Rezhta baru saja mendapatkan donoran mata dari rumah sakit sejak sebulan yang lalu, beruntung operasinya lancar, jadi mulai besok Rezhta akan melihat keindahan dunia dan bisa melihat kedua orangtuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Secret BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang