1) First Meeting

9.2K 102 9
                                    

Author POV

Deru suara mesin kendaraan tengah bersahutan dengan intonasi tak berirama,membuat sebagian orang bahkan penumpangnya sendiri pun merasa sangat terganggu akan hal itu. Kepulan asap pun turut menghiasi jalan raya tempat berlalu-lalangnya kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang tengah berlalu-lalang. Tak sedikit orang yang terbatuk-batuk karenanya. Tapi apa boleh buat. Toh,ini memang sewajarnya jika suasana perkotaan itu ramai.

Tap

Seorang gadis turun dari bus beserta penumpang yang lainnya. Gadis bernama lengkap Jollin Aryana itu tengah memandang takjub pada gedung-gedung pencakar langit yang mungkin baru pertama kali dilihatnya. Mulutnya masih menganga lebar,matanya pun masih enggan tuk berkedip barang sedetik saja.

Patut dimaklumi,pernyataan tadi perlu diralat. Bukan mungkin lagi,tapi ini memang pertama kalinya ia menginjakkan kakinya dikota ini selama hidup 18 tahun didunia. Gadis yang biasa disapa Olin itu adalah seorang gadis yang berasal dari kota yang cukup jauh dari kota Jakarta ini, Olin tinggal di Surabaya. Ia datang jauh-jauh ke Jakarta karena ingin mencari pekerjaan yang gajinya lebih baik.

Gadis itu tak membawa koper,hanya tas ransel yang ukurannya pun sedang-sedang saja. Dengan jaket warna abu-abu,celana jeans dan sepatu kets nya ia melangkahkan kaki dengan wajah sumringahnya. Rambutnya yang terikat dengan poni ratanya itu menambah kesan manis dan lugu dari seorang Olin. Masih tetap melangkah,Olin merogoh saku celana jeansnya untuk mengambil selembar kertas didalamnya. Sebuah alamat tertera dalam kertas itu,membuat senyumnya makin mengembang.

'Aku pengen banget jadi artis' batinnya.

Ya,menjadi artis memang impiannya sejak kecil. Ketika Olin lulus SMA,ia bingung ingin melamar pekerjaan dimana karena yang ia tahu gaji untuk seorang pekerja lulusan SMA itu tak seberapa. Kala itu ia iseng membeli sebuah koran harian dibus dan mencoba mencari lowongan pekerjaan yang sekiranya bisa ia lamar. Olin sangat bahagia ketika ada sebuah agensi artis yang memasang lowongan pekerjaan disana.

.

.

Olin POV

Aku mengedarkan pandanganku kesegala penjuru gedung ini. Tidak perlu basa-basi,setelah turun dari bus tadi aku langsung mengganti pakaianku ditoilet umum dengan dress sederhana warna dasar hijau dengan corak bunga-bunga warna oranye yang panjangnya selutut,tak lupa flat shoes kesayanganku warna hitam ini. Aku menggerai rambutku dan menghiasnya dengan pita kecil untuk menjepit poniku yang mulai panjang. Penampilanku benar-benar sederhana. Tapi mau gimana lagi,aku hanya mampu membeli ini.

Setelah itu aku menyetop taksi untuk mengantarkanku digedung agensi ini. Tidak mungkin aku naik angkot,bajaj,atau sejenisnya. Bukannya sombong sih,tapi kalau aku naik kendaraan umum itu bisa-bisa sampai sini aku udah awut-awutan. Tidak, tidak. Calon artis harus modal dikit lah,hehe.

Aku melangkah semakin memasuki gedung ini, tampak beberapa orang berlalu-lalang. Penampilannya rapi-rapi, keliatan banget dari kalangan borju. Jauh banget sama aku yang biasa-biasa gini.

"Ada yang bisa saya bantu,mbak" aku terhenyak ketika suara seorang wanita. Aku menoleh kesamping, itu resepsionis. Aku tersenyum kikuk padanya.

"Saya mau nanya,ruang pendaftaran dimana ya?" tanyaku kemudian.

Aku bisa melihat kerutan didahi wanita cantik itu. "Maaf,pendaftaran apa ya mbak?"

Loh,kok nggak ngerti sih? Dia pegawai ditempat ini tapi malah nggak tau. Harusnya dipecat nih yang kayak gini. "Saya mau daftar jadi artis, masa mbak tidak mengerti juga sih" kataku mulai kesal.

Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Mbak,agensi kami itu mengadakan audisi sudah setahun yang lalu dan mengadakan audisi lagi tahun depan karena agensi kami buka audisi 2 tahun sekali"

Photographer and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang