Mata Shikamaru berbinar menatap gadis itu yang tampak malu-malu. Bahkan satu kedipan mata pun enggan ia lakukan. Bagaimana tidak? Ciptaan Kami-Sama yang ada di depannya ini terlihat sangat memukau. Padahal usianya baru 18 tahun. Tapi begitu mengundang untuk diajak bergulat di ranjang. Ehm!
"T-tuan, kurasa a-anda salah membeli pakai-an," gagap Hinata dengan senantiasa menunduk. Tuannya sedari tadi memandanginya tanpa menoleh sedikitpun. Hai, tuan. Bujang lapuk sepertimu punya selera bagus rupanya.
Demi p*nt*t Miyabi, jangan kau perlihatkan air liurmu yang menganak sungai itu jangan sampai tumpah dan menjadi air terjun. Dasar Shikamaru!
"Oh, Hinata. Kurasa tidak. Kau cocok mengenakannya," setelah tersasar dari keterpakuannya, Shikamaru menanggapi sambil cengengesan.
Padahal kini ia tengah menahan sesuatu yang terasa rumit apabila diutarakan. Kepala naga yang terkurung apik di sangkarnya memberontak minta dilepas dan mengamuk sedemikian rupa. Wajah puas Shikamaru membuat Hinata merasa khawatir sekarang ketika ia mmberanikan diri untuk memandang tuannya.
"Tuan! Kau tidak apa-apa?" Panik Hinata sambil berlari mendekati Shikamaru. Tak tahukah jika kau sekarang sedang berada dalam bahaya Hinata? Keperawananmu terancam! Shikamaru pasti akan sangat puas jika berhasil melubanginya.
Jika ada yang merasa bingung dengan suasana ini, mari kita flashback sejenak.
FLASHBACK
Setelah membersihkan diri Hinata segera membuka paperbag yang berisi pakaian-pakaian yang dibelikan Shikamaru sebelumnya. Bukankah ia tuan yang baik? Hinata saja baru satu hari bekerja di sini.
Hmm, pilihan tuannya akan underwear wanita tidak buruk. Celana dalam yang sepasang dengan bra berwarna hitam berenda dan tak terlalu banyak hiasan. Hinata segera memakai kedua benda itu. Setelah itu ia membuka paperbag yang berisi pakaian.
Betapa terkejutnya Hinata melihat pakaian yang dibelikan Shikamaru itu. Hinata sendiri menganggap itu lebih cocok disebut dengan gaun. Dan ternyata, dari semua pakaian yang dibelikan Shikamaru, tak satupun celana maupun rok yang ia temukan. Bahkan pakaian-pakaian yang diberikan untuknya itu kurang bahan semua. Tidak ada satupun bajunya yang berkerah tinggi.
Akhirnya, setelah berkutat lama, pilihannya jatuh pada sebuah gaun berwarna maroon dengan motif bunga lylac. Hanya baju ini yang dirasa 'masih' agak tertutup walau tak dapat dipungkiri bagian kerahnya menunjukkan belahan dada Hinata yang terbilang besar.
"Kuharap gajiku akan segera dibayar. Agar aku bisa membeli pakaian yang lebih tertutup," keluh Hinata.
Ingat, kau baru satu hari bekerja, Hinata. Emm, sebenarnya ini yang kedua.
FLASHBACK OFF
Shikamaru berdesis menahan sesuatu yang bergejolak di perutnya. Wajah Hinata yang khawatir membuatnya semakin terlihat menggemaskan. Dan dengan satu sentuhan di bahunya, Shikamaru bergetar hebat. Walau terlindung kain akantetapi perlakuan tersebut justru memperkuat hasratnya.
Sialan Hinata. Hanya dengan begitu ia mampu membuat Shikamaru horny dengan hebatnya. Dan jika diingat-ingat, ia tak pernah seterangsang ini sebelumnya.
Niat hati hanya ingin melihat bagian dalam tubuh Hinata, hingga ia nekat membelikan gadis itu baju-baju seksi di butik langganan pacar-pacarnya. Tapi Shikamaru kebablasan. Ingin memanggil salahsatu pacarnya untuk menuntaskan hasratnya, tapi sekarang dia tidak tinggal sendiri. Lagipula kesemua pacarnya sedang tidak ada di Konoha sekarang. Onani? Shit! Itu cara yang teramat rendahan. Lalu pergi ke pun dan menyewa salahsatu jalang di sana? Percayalah, Shikamaru pernah terjebak oleh satu jalang brengsek yang pernah disewanya. Maka dari saat itulah ia bertekad untuk tak menyewa satu jalangpun. Opsi terakhir. Menerkam gadis yang terlihat ranum didepannya saat ini? Lalu bagaimana tanggapan Hinata nanti? Gadis itu pasti akan terluka dan membencinya. Kepolosan gadis itu tak patut untuk dinodai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Apropiado
FanfictionDalam petualangan cintanya yang terbilang biasa saja, Shikamaru, seorang pria mapan yang tidak terlalu memikirkan kisah cintanya bertemu dengan seorang gadis miskin dari panti asuhan yang sedang membutuhkan pekerjaan. Awal mulanya ia hanya berempati...