Aku Mencintaimu

930 81 14
                                    

Suasana canggung mengelilingi mereka. Saat ini Hyungwon dan Wonho duduk berhadapan. Belum ada yang memulai sejak Wonho mempersilakan Hyungwon untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Ah maaf, tunggu sebentar, aku akan membuatkanmu minuman dulu," ucap Wonho dan berlalu ke dapur miliknya.

Hyungwon hanya mengangguk setuju.

Sekembalinya Wonho dari dapur pun, tetap sunyi. Tak ada yang memulai. Dua cangkir teh yang tersedia pun tak bisa menjadi alasan mereka untuk membuka suara. Hening.

Hyungwon gelisah. Dia ingin memulai tapi takut tak sesuai apa yang dia inginkan. Meskipun sudah banyak bukti. Wonho? Dia hanya sedang menenangkan deguban di dada kirinya. Bukan tak ingin berbicara. Hanya belum siap untuk lidah yang tak tepat ketika berucap. Jadilah mereka diam.

Sesekali Hyungwon melirik ke arah Wonho. Oh tidak suasana ini sangat membunuh. Sungguh.

"Ekhem," dan akhirnya ada yang memulai meski hanya sebuah deheman.

"Jadi, ada gerangan apa Hyungwon kesini?" Tanya Wonho gugup. Namun dia berusaha menampilkan senyuman seolah dia sedang tenang.

"Euumm, anu, hyung, a-aku, hanya ingin memastikan sesuatu," jawab Hyungwon tak kalah gugup.

Wonho tersenyum. Tentu saja dia tau apa maksud dari Hyungwon. Namun dia tak ingin secepat itu menguak hal itu.

"Memastikan sesuatu? Seperti?" Wonho pura-pura tidak mengerti.

"A-anu, euumm, a-apa kau yang me-mengirimkan i-ini semua?" Terkutuk lah kau Hyungwon, mengapa jadi gagu seperti ini. Hyungwon menyesali dirinya yang terlihat bodoh.

Hyungwon mengeluarkan kotak yang dibawanya. Kemudian menyerahkan kepada Wonho.

Wonho tidak akan terkejut dengan isinya. Dia tersenyum. Manis sekali. Hyungwon yang melihat pun tak berkedip.

"Iya, itu aku, jadi?" Sialan kau Wonho. Kemana rasa gugupmu tadi. Sekarang hanya ada rasa percaya diri pada Wonho.

"A-apa maksudmu, hyung? Maksudku, ke-kenapa kau mengirim i-ini semua?" Hyungwon masih sulit untuk tidak menjadi gugup. Tentu saja, siapa yang tidak akan seperti ini ketika di depanmu seseorang yang kau sukai?

Wonho tidak menjawab. Hanya menatap ke dalam mata Hyungwon. Mencari sebuah titik lemah yang nantinya akan membuat Hyungwon jatuh ke pelukannya. Wonho tau sekali, jika Hyungwon masih ragu. Karena memang dia tidak yakin.

Hyungwon yang tidak mendapatkan jawaban serta ditatap sedalam itu hanya bisa menundukkan kepalanya. Tidak berani menatap balik lawannya. Dia takut salah bicara.

Wonho tidak tega dengan keadaan Hyungwon sekarang. Dia tersenyum. Menyentuh pucuk kepala Hyungwon. Yang disentuh terkejut ketika usapan hangat di atas kepalanya. Dia mendongakkan kepalanya menatap Wonho.

Wonho tersenyum lembut sekali. Menatap dengan binar cinta pada seseorang di depannya.

"Seperti yang ada di pesan itu, aku mencintaimu, Hyungwon," ucap Wonho lembut.

Hyungwon terpaku. Rasanya beda sekali. Ini lebih mendebarkan. Lebih menyesakkan. Bukan menyesakkan dalam artian buruk. Lebih seperti menyenangkan. Hyungwon tak bisa mengatakan apa pun. Dia masih melayang.

Wonho yang melihat reaksi diam Hyungwon terkekeh lucu. Memang wajah terkejut Hyungwon sangat menggemaskan.

"Hei, jangan bereaksi seperti ini, aku bisa tambah gila," ucap Wonho sembari mengelus pipi Hyungwon.

Hyungwon menunduk kembali. Jelas terlihat pipinya memerah. Dia jatuh, sejatuh-jatuhnya kepada pria di depannya ini.

Wonho tidak kuat melihat reaksi Hyungwon. Ah dia sudah tidak tahan ingin mengurung pria manis di depannya ini.

Love Message [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang