Bab 1.1 New life

13 3 2
                                    

Lira PoV

Malam ini terasa sangat dingin atau mungkin aku yang belum terbiasa dengan rumah ini. Well malam ini adalah malam ke tiga aku menempati rumah dan kamar ini. Kamarku berada di lantai dua dengan dua jendela kecil didalamnya.

Pukul 10.08
Ibuku dan ayahku belum juga pulang mungkin mereka terjebak macet.

Pukul 11.30
Mereka belum memberi kabar juga, mungkin aku harus menghubungi mereka. Sudah kedua kali aku menghubungi mereka tapi hasilnya nihil. Hmm mungkin mereka punya alasan.

Pukul 00.00
Angin mulai berhembus kencang dan kedua orangtuaku belum juga pulang. Entahlah, tapi mereka harus tau sekarang aku sudah sangat bosan menunggu. Tiba- tiba ponselku berdering...

"Hallo ini siapa ? " tanyaku

"Ini mamah, li. Tadi hp mamah mati terus yang papahmu juga mati . Ini mamah pake hp yang bibimu. Maaf malem ini mamah dan papah ga akan pulang kerumah soalnya disini ada badai . Jangan lupa kunci rumah sama jendelanya ya, li. Ilove you Lira anak mamah "

" Tapi mah......" panggilan pun terputus

Oke , hanya satu malam aku sendirian lagi pula ini tidak akan terlalu buruk. Sebentar lagi aku pasti akan tertidur, mungkin.

Pukul 01.22
Aku salah besar ternyata sampai saat ini aku belum tertidur juga. Angin masih berhembus kencang.

Aku mendengar seperti ada yang berjalan menaiki tangga dan berjalan ke arah kamarku, mungkin hanya perasaanku saja.

Bruuk ..
Suara apa itu seperti benda yang terjatuh. Akupun memberanikan diri keluar kamar, dan seketika aura mencekam dan hawa dingin mulai terasa .

Saklar lampu, ku nyalakan satu persatu sehingga lorong menjadi terang . Tapi tunggu dulu , hanya satu lampu yang tidak menyala yaitu lampu diujung kamar . Entahlah, mungkin lampunya memang mati tapi tadi setauku semua lampu menyala .

Saat aku akan kembali masuk ke kamar, sesosok bayangan hitam sedang berdiri menatapku. Oke, tetap tenang Lira mungkin itu papah.
"Pah, papah udah pulang? " kataku sambil berjalan perlahan mendekati bayangan tersebut. Langkah kaki ku terhenti ketika bayangan tersebut mulai berubah menjadi sesosok wanita berbaju pengantin berwarna putih dan tersenyum kepadaku.

"K..kkamu siapa? " tanyaku dengan tubuh yang gemetar menahan rasa takut. Wanita itu tidak menjawab dan malah menangis tersedu-sedu, tangisnya kian menakutkan ditambah darah yang keluar dari matanya.

Jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya , rasanya ingin menjerit dan berlari tetapi kenapa kaki ini menjadi kaku. Tunggu , mata wanita itu kembali menatapku. Kali ini tatapan matanya menjadi sendu seakan memendam rasa sedih dan darahnya berhenti mengalir tapi wajahnya tetap saja menyeramkan.

Aku pun mulai meneteskan air mata , entahlah aku menangis karena takut atau karena aura di rumah ini yang berubah drastis. Tok.. tok..tok . Tiba-tiba pintu diketuk, aku harap itu orang tuaku. Aku ingin sekali berlari dan membuka pintu , namun bagaimana lagi wanita itu terus saja menatapku.

" Pingsan Lira .. cepat mungkin kamu akan sadar setelah pingsan " kataku

" Lira, kamu kemana aja ? Daritadi mamah  teriak-teriak ga dijawab." Aku dikagetkan dengan mamah yang sudah berdiri diujung tangga. Kemana wanita tadi ? Syukurlah dia sudah tidak ada, tapi sosoknya masih menjadi tanda tanya besar .









Another eyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang