[00] : Prologue

471 41 10
                                    

T : To life.

But i know.
Because i'm the one i should love, in this world.

                     --- Fake Yourself ---

                                - o0o -

Smeraldo.

Bunga yang selalu didapatkan Seokjin selama empat tahun terakhir itu seolah-olah benar-benar memerhatikannya. Baik dalam kegelapan, ia akan tetap memerhatikan dan akan membuatnya bermimpi buruk. Kapan saja. Setiap saat. Seakan-akan ia membuatnya terlihat seperti nyata.

Terlalu nyata, hingga Seokjin tak dapat menyangkal.

Namun, harus Seokjin akui, bahwa ia mulai menyukai bunga itu. Entah sejak kapan, Seokjin pun demikian tak tahu. Ya, walaupun secara logis, ia menyukai smeraldo tanpa alasan. Aromanya yang berbeda dari bunga-bunga pada umumnya dan perpaduan gradasi antara biru langit dengan warna putih pada setiap kelopaknya. Bahkan, ia tahu berapa banyak jumlah tangkainya pada setiap pasang buket untuknya.

Begitu terobsesi.

Seokjin sudah menghafalnya selama empat tahun terakhir, dan anehnya, ia malah menyukai bunga sialan itu. Ah, benar-benar ... Seokjin bahkan tak habis fikir kenapa dan mengapa. Namun hanya ada satu alasan, bukan pengecualian. Ia menyukainya. Bunga sialan itu. Seokjin bahkan bisa dengan jelas mendeskripsikan bagaimana bunga itu terlihat istimewa di matanya. Jika ia diminta, maka dengan senang hati Seokjin tentu akan melakukannnya.

Gila, memang.

Ya, Seokjin pernah beranggapan bahwa dirinya gila. Namun, di sana ia malah menemukan keraguan. Sebuah keraguan yang bahkan tak dapat ia percayai semudah melihat hantu.

Lalu, ia hampir selalu mendapatkannya. Sebuket bunga smeraldo cantik. Berhias pernak-pernik di bagian kartu ucapan. Entah dari siapa, yang jelas, sebuket smeraldo kini menjadi bunga favoritnya. Pria itu bahkan tak tahu kenapa dan mengapa ia bisa menyukainya. Padahal, bunga itu selalu membimbingnya dalam bermimpi buruk. Terlalu buruk, malah.

Mungkin, ia harus belajar untuk mempertanyakannya lain kali.

Tik. Tok. Tik. Tok. My code is a puzzle. Rangkain kata yang kerap meneror Seokjin di malam hari, tepat ketika kelopak matanya akan beristirahat di tulang pipi. Seokjin akan bermimpi.

Sebuah mimpi yang tak akan bisa terkendali. Karena Seokjin hanya sendiri, bertumpu pada sebatang lidi.

Cari, cari, cari, dan cari.

To Be Continued ....

.
.
.
.
.
.
.

Halo-halo-hai semuanya! Gimana prolog-nya? Semoga aja syuka ^_^ oh iya sekedar klarifikasi, epep ini terinspirasi dari Teory Smeraldo Flower. Jika ada kesamaan alur dalam cerita ini dengan fanfiksi lain, itu tidaklah disengaja, karena lagi pun, ini karya lama yang aku tuang ke sini.

Btw ini epep first-ku yang dipublish di wattpad lho >< terima kasih karena sudah mau meluangkan waktu untuk mampir dan membaca :') jadi, tunggu part selanjutnya ya!

Jangan lupa untuk Vomentnya ya, juseyo :* dan akan kutunggu setiap tanggapan dari kalian ^_^

Sekian, terima cinta dari Jjinnie 💜

Tertanda; AiLeeCort - Lola Sinta

Hogwarts [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang