Hogwarts [Hiatus]

[02] : The New One

W : What do you see?
    
                                       .
                                       .
                                       .
                                       .
                                  - o0o -

Langitnya berganti menjadi warna abu-abu kelam; hujan masih tetap mengguyur hingga di detik-detik terakhir dengan ditemani sekawanan angin dan siluet kilatan cahaya di atas sana. Gemuruh panjang tak hentinya mengisi sunyi yang serta merta menutupi haluan untuk sang rembulan dan manik-manik kecilnya menghiasi.

"Lagi-lagi malam tanpa bintang." Pemuda bersurai blonde itu mengembuskan napasnya pelan, di lihatnya rintik-rintik menyerupai cairan bening yang berasal dari atas langit kelam itu melalui pintu kaca utama kantornya, kemudian menoleh ke arah lift, berharap seseorang yang tengah ditunggunya keluar dari dalam sana. Dirasa bibir mulai kebas, entah sudah berapa jenis kalimat gerutuan yang keluar dari bibirnya tanpa ia sadari, tapi yang jelas dirinya tengah dalam keadaan mood yang kurang baik belakangan ini.

Posisi payung hitam yang berada digenggaman, melirik sekilas pada arloji sewarna silver yang terpasang sempurna di lengan kanan, pemuda berambut pirang itu kemudian bergumam, "Dua puluh empat menit." Selama itu dia rela menunggu seseorang di dalam sana yang pasti dia tebak kini tengah bergelung bersama berkas-berkas, sedang dirinya mati-matian menahan luapan dingin karena menunggunya. Dasar si Jeon sok sibuk!

Sembari menghitung detik dan menyamakannya dengan ketukan sol sepatu, membayangkan bagaimana dirinya kini duduk di ruang santai sembari menonton sebaris berita malam dengan ditemani segelas Salted Caramel Mocha Latte. Berandai-andai jikalau dirinya tak harus berada di sini dan membuang waktu berharganya hanya untuk menunggu si Jeon terhormat, ugh menyebalkan! Please, hanya itu yang diinginkanya. Bahkan tanpa sadar ia hampir meneteskan air liur ketika membayangkan rasa pahit bercampur manis di pangkal lidahnya.

"Taehyungie!"

Taehyung---pemuda berjas hitam dengan tampilan surai blonde itu menoleh ke arah sumber suara dengan air muka kelewat masam, dan didapatinya pemuda manis yang dia tunggu berpuluh menit itu tengah berjalan menghampiri dengan cengiran kudanya yang khas. Tak lupa tangannya melambai-lambai dengan wajah bersemangat, yang justru mendapat pelototan tajam dari si pemuda bernama Taehyung.

"Maaf yah sudah membuatmu menunggu lama." Pemuda manis itu berujar pelan, mengusap belakang tengkuk dengan rasa tak enak hati. Sementara Taehyung mendengus sebal, melirik sang lawan bicara yang masih memasang cengiran kuda tanpa dosa; menampilkan deretan rapi gigi putihnya. "Kalau begini terus, aku bisa saja mati karena kedinginan menunggumu!" Taehyung memijat pelipisnya yang mulai berdenyut. "Sudahlah, aku lelah."

Pemuda manis itu--Jungkook--merespon perkataan Taehyung dengan sedikit menekuk bibir serta wajah masam, menghentak-hentakkan kaki dengan rengekan memohon maaf. Ah, jangan lupakan manik kelam Jungkook yang sengaja dibuat berkedip-kedip lucu, sebab tak terima jika permintaan maafnya malah ditolak secara gamblang, sementara yang menyaksikan malah merenggut geli. "Ya Tuhan, hentikan aegyo konyolmu itu atau aku akan membuang sikat gigimu ke dalam kloset begitu sampai di apartemen! Aku tidak akan menerima maafmu. Tidak untuk sekarang." Lantas melipat kedua tangan di depan dada serta dagu sedikit terangkat, menatap Jungkook sekilas yang masih melakukan hal tidak berguna. "Aku bilang hentikan, bodoh! Dengar, bagaimana jika yang bertugas shift malam ini melihatmu bertingkah seperti anak kelinci begini, huh? Ingat umurmu, Jeon Jungkook!"

"Oh, jadi begitu ya, Taehyung-ssi? Asal kau tahu saja ya, seperti apa yang kau katakan tadi, karena aku tahu kok kalau wajahku ini memang kelewat tampan, mau diapa-apakan akan tetap sama sekalipun jika aku terjun dan mendarat dari atas gedung lantai dua puluh, karena wajahku akan tetap sama seperti ini." Jungkook mengangkat satu tangan membentuk tanda peace, menaik-turunkan kedua alis dan memasang senyum kelewat percaya diri.