Fatamorgana

Prolog

Aku bukanlah siapa-siapa, aku hanya seorang pria yang sedang menikmati rasanya jatuh cinta.

Berulang kali aku mengejarmu, berulang kali menyatakan bahwa aku mencintaimu dan berulang kali juga penolakan yang aku dapatkan darimu.

Saat itu, kamu bilang "jangan terlalu mendekat kearahku, nanti kamu terluka"

Saat itu juga, aku tidak percaya dengan kalimat yang kamu lontarkan, sampai aku yakin.

Yaaaa, kamu benar....

Harusnya saat itu, aku tidak memutuskan untuk tetap berjalan kearahmu.

Harusnya saat itu, aku memutuskan untuk mundur dan pergi menjauh darimu.

Hatiku sudah membeku, tatapan matamu, suara indah mu, sentuhan jemarimu seolah mampu mengajakku masuk kedalam dunia fatamorgana tentangmu.

Terlalu pelik perjalanan untuk tetap bersamamu.

Meski pintu hatimu berhasil aku masuki, tapi tak pernah ku sangka masih banyak pintu lainnya yang harus aku temui.

Saat ini, aku hanya mampu menggelar sajadah ku, menengadahkan kedua tangan ku, melakukan negosiasi kepada pemilikku dan memohon untuk diberikan kesempatan bagiku untuk dapat terus bersamamu, menikmati canda tawa denganmu.

Tuhan, izinkan aku untuk tetap berjalan di sampingnya.

~Devan Adi Pratama

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sejak awal, aku sudah memperingatkanmu untuk jangan mendekat kearahku.

Tapi kamu selalu bilang "Tak apa, aku percaya kalau memang Tuhan menakdirkanmu untukku apapun yang terjadi dan sesulit apapun jalannya, kamu tetap bersamaku".

Lantas kalau sudah begitu, apa aku bisa melepasmu pergi sementara kamu sudah menelusuri ruang hatiku yang terdalam.

Meski aku tau pada akhirnya akulah yang egois karena sudah melibatkanmu untuk masuk kedalam lubang luka masa laluku yang seharusnya tidak perlu untuk kamu ketahui.

Tapi aku tetap ingin bersamamu, meski keegoisan memperolokku aku akan selalu mencoba mempertahankanmu berada di sisiku.

Adara Putri Atmaja~