Chapter 2- Bad Day

41 9 0
                                    

"Athaa!" teriak seorang wanita paruh baya dari belakang rumah. Itu Fika, mama Atha. Atha yang merasa terpanggil pun langsung melesat ke taman belakang rumah.

Atha melihat kegaduhan yang berada di taman belakang rumah. Taman mini kesayangan mamanya rusak dibuat oleh kelima anak anjingnya.

"Athaaa, kamu lihat kan taman mini mama?" tanya Fika dengan nada mematikan. Atha mematung. Ia lupa mengurung kelima anjingnya ke kandang.

"Beresin ini sekarang!" teriak Fika. Tanpa berpikir panjang, Atha langsung mengambil anak anjingnya lalu memasukkan ke kandang.

Ia gemar memelihara anjing. Kelima anjingnya ia beri nama. Ada Nico, Karel, Devan, Dylan dan Juan. Itu nama abangnya sekaligus sahabatnya. Kelima anak anjing itu ia beli dari hasil tabungannya, ditambah hasil rayuan dari Nico.

"Atha, kalau kamu mau kelima anjing kamu hidup, dijaga yaaa" kata Fika masih dengan nada mematikan. "I--iyaa ma. Maafin Atha." jawab Atha menunduk. "Masuk sana, mandi. Biar mama beresin tanaman." kata Fika, Atha pun menurut.

Atha tak langsung mandi. Ia malas mandi kalau hari libur. Biasanya ia mandi hanya sore hari.

"Abang!" sapanya. Ia lalu duduk di sofa samping Karel yang sedang nonton film Thriller. "Dek, kamu kok bau? Habis megang eek anjing?" tanya Karel menjauh, lalu menutup area hidung dan mulutnya.

"Iyaa hehe, habisnya Nico, Karel, Devan, Dylan, sama Juan ngerusakin taman mama. Jadi Atha beresin." jawabnya. "Hah? Perasaan abang gaada ngerusakin taman mama." jawabnya masih menutup hidung dan mulutnya. "Itu nama anak anjing Atha hehe." jawabnya.

"Wah somplak! Abang jual tu anak anjing yaa, seenaknya aja ngasih nama kami untuk nama anjing lo." kata Karel, lalu menimpuk Atha dengan bantal namun tidak mengenai sasaran. Atha langsung kabur dan pergi ke kamarnya.

Ia merogoh ponselnya dari laci rias. Ada satu pesan dari Gina.

Atha, ada diskon sepatu di Mall ni. Buy 1 get 1. Yok couple lagi!

Senyum kebahagiaan terukir di bibir Atha. Dengan cepat ia membalas pesan Regina.

Oke beibh! Gue tunggu di Halte ya.

Atha pun langsung mandi dengan bersemangat.

Ia mengenakan pakaian simple. Hanya kaos polos berwarna pink soft dan celana warna hitam dipadu dengan sendal jalan andalannya, rambut kecoklatanya ia kucir. Ia bukan tipikal cewek yang hobi dandan kalau ke Mall. Katanya, buang-buang duit kalau pake Make up hanya untuk ke Mall.

Ia pun mengambil dompet, ponsel dan ia masukkan ke dalam tas selempangnya. Setelah semua beres, ia turun menemui papa mamanya.

Ia melihat Nugraha, papa nya sedang duduk di sofa tamu membaca koran. Ia pun menghampiri Nugraha.

"Paa, Atha minta izin yaa!" ucapnya lalu ia duduk di samping Nugraha. Nugraha yang sedang membaca koran kini ia menatap Atha.

"Mau kemana?" tanya Nugraha. "Mau ke Mall beli sepatu, Pa. Lagi diskon buy 1 get 1. Atha pergi sama Egi naik bus." rayu nya.

"Sepatu lo banyak! Gausah gayaan ngoleksi sepatu." sambung Dylan yang entah datang dari arah mana. "Sibuk aja lo bang!" jawabnya judes. "Paa boleh ya, ini beli nya pakai uang tabungan Atha. Boleh yaa." rengek Atha.

"Gausah Pa. Lihat aja isi rak sepatu semua isinya punya Atha!" hasut Dylan. Nugraha tampak berpikir.

"Pergilah. Biar nanti papa yang izinin ke mama." kata Nugraha. "Yess! Sayang Papa!" ucapnya, lalu memeluk Nugraha. "Ada mau nya gitu." Sambung Dylan ketus. Atha menjulurkan lidahnya kearah Dylan lalu lari meninggalkan Nugraha dan Dylan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Last Smile For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang