Hembusan angin malam yang menusuk kulit membuat Jungkook lagi-lagi merapatkan mantel hangatnya.
Mempercepat langkah, susah payah membawa tumpukan buku tebal di pelukannya.
Jungkook mendengus, bergumam pelan, "Sial, kalau bukan karena ujian kimia mendadak besok, gua enggak akan senekat ini ke perpus."
Jungkook memang bukan remaja kebanyakan, yang tengah malam begini masih nongkrong di luar menikmati, ralat; menghancurkan, masa muda dengan sebotol soju dan sekotak rokok.
Doi sendiri anak yang pintar, masuk SMA berkelas di Seoul dengan program beasiswa. Walau, harus meninggalkan rumah di Busan dan terpaksa nge-kos.
Langkah cowok bersurai hitam legam itu terhenti, matanya mendadak berbinar– memandang anak kucing yang tengah berguling di hadapannya.
anjing, comel banget- kayak gua.
Dikarenakan kokoro Jungkook yang memang nggak kuat dengan makhluk-makhluk lucu, doi langsung membungkuk.
Tangannya cekatan mengelus pucuk kepala kucing, membelainya lembut.
"Halo, kucing manis. Kamu belum bobo? Ini udah malem, lho!"
Seret kaki yang seakan dipaksa berjalan, serta merta aroma alkohol yang langsung menyeruak ke dalam hidung Jungkook.
Jungkook mengernyit, mendongak– sempat bersitatap dengan mata tajam milik cowok yang tengah berjalan oleng dari kejauhan.
Tidak perlu berpikir dua kali, Jungkook sudah dapat mendeskripsikan cowok tersebut, "Mabuk. Miris. Mboh."
Taehyung Arjuna, namanya. Berjalan tersendat dengan kepala pening, disertai mual yang seringkali datang menyerangnya.
Jungkook tadinya berniat ngga peduli. Bukannya rasa simpatinya rendah, cuman dia benci orang mabuk.
Namun, malam itu sepertinya ia harus melawan kebenciannya sendiri.
PIIIPPP!!
Perhatian Jungkook resmi teralihkan, ia menoleh. Membelalak, menemukan Taehyung yang tengah menyusuri jalan raya.
Lalu, berhenti di depan truk besar yang bersiap melahapnya.
sial.
Jungkook berlari mendekat, cekatan menarik Taehyung kembali ke ujung jalanan. Menyisakan bentakan marah dari sang sopir truk.
"Sinting, lo apa-apaan sih?!" seru Jungkook
"Dosa banyak, malah ngincar mati? Mikir goblok, masuk neraka aja lo pake surat undangan!"
Taehyung awalnya hanya menunduk dengan kepala terombang-ambing menghadap ke bawah. Sadar bahwa dia yang diajak berbincang, kini mendongak.
Menampilkan parasnya yang bisa dibilang sempurna dengan rahang yang kokoh dan bibir bergetar.
Bergidik. Telan ludah. Sorot mata Taehyung yang terlihat redup, kini menatapnya lekat.
"Bisa tolong gua?"
Jungkook mengerjap lambat. Tatapan Taehyung tak hanya mengunci matanya, namun juga mengunci rapat mulutnya.
Bahkan, ia tidak berteriak begitu cowok tersebut menyentuhnya.
Mengalungkan tangan melingkari pinggangnya, dengan dagu yang terletak di bahunya.
Cowok itu berbisik, pelan. Dengan aroma alkohol yang amat dibenci Jungkook, di sela nafasnya.
"Tolong— biar gini dulu, sementara doang."
Dan, akal sehat Jungkook mendadak berhenti bekerja untuk tahu mana lagi yang lebih penting. Ujian kimia nya besok, atau keselamatan Taehyung Arjuna.
— [chapter 1 ; mabuk]
angkat tangan yang libur, angkat kaki yang usbn🙆🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
rumah ➸ tk
Fanfiction❝ semesta begitu baik untuk mempertemukan taehyung dengan definisi rumah yang sesungguhnya ❞ [ kth+jjk ] [ semi-baku ] ©cacacoo, 2019.