Dua

27 4 0
                                    

Ketika kita berlari kemudian tersandung dan terjatuh, itu adalah cara tuhan membuat kita belajar. Bahwa meskipun rintangan menjatuhkan kita, kita harus bisa bangkit dan berlari lagi.
-Adhista Lavana

Selama diperjalanan Tara terus menggerutu setelah ia tau bahwa Adhista tadi meninggalkannya hanya demi Abimanyu Alfarizi, sepupu Tara yang dingin seperti es itu.

Sementara itu Adhista tidak menanggapi Tara ia sibuk dengan dunianya sendiri, merecoki Abi.

□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

Abimanyu Alfarizi

Hai Abi!
Abimanyuuuuu
Udah sampai rumah kan Bi?
Halloww Abii
Jangan lupa makan yaaa
Jangan tidur larut malam jugaa
Belajarnya jugaa
Demi masa depan kita
Aku juga akan semangat belajar💪

□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

Tara menoleh ke samping dimana Adhista tengah memainkan ponselnya dan tertawa cekikikan. Tara yang melihat itu dan menyadari sedari tadi Adhista tidak mendengarkannya bersungut marah.

"ADHISTA!!!" Teriak Tara yang langsung membuat ponsel Adhista terlepas dari tangannya

"Astaghfirullahaladzim. Eh copot eh copot" kaget Adhista sambil mengelus dadanya.

"Apaan sih Tar?!" Kesal Adhista sambil mengambil ponselnya yang terjatuh.

"LO ITU NGESELIN TAU NGGAK?! DARI TADI GUA NGOMONG KAGAK LO DENGERIN! DASAR BUCIN." Omel Tara, Adhista hanya memanyunkan bibirnya sambil menoleh ke arah jendela, ia sangat kesal dengan Tara.

Ponsel digengaman Adhista bergetar, ia membukanya.

□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

Abimanyu Alfarizi

Y.

□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□

Hanya jawaban super singkat dari Abi namun mampu membuat Adhista tersenyum begitu lebarnya.

"Nah kan, kumat gilanya." Ujar Tara ketika melihat Adhista yang awalnya cemberut tiba tiba tersenyum begitu lebarnya.

Karena terlalu bahagia Adhista malah tambah melebarkan senyumnya, padahal biasanya ia sudah pasti ngambek dengan Tara.

Ketika mobil Adhista sudah berhenti didepan rumah Tara, Adhista melihat motor yang begitu ia kenali, motor Abi.

Adhista ingin mengahambur masuk ke rumah Tara, tapi  pemilik rumah itu menahannya.

"Yang cool dong, jangan kek cabe giling!" Peringat Tara yang membuat bibir Adhista maju beberapa centi.

Tara melangkah ke bundanya diikuti Adhista.

"Assalamualaikum," salam Tara dan Adhista serempak.

DisappearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang