O1

369 42 0
                                    


Terdengar suara gemercik air terdengar dibalik pintu kamar mandi disalah satu rumah yang terbilang cukup besar di daerah perkotaan.

Terdapat seseorang lelaki membuka pintu kamar mandi tersebut dengan tampilan yang segar, ia melangkah kearah ranjang tempat tidurnya dan mengambil tasnya lalu bergegas turun kebawah.

Sampai dibawah netra coklatnya dapat menangkap orang lain yang sedang sarapan di meja makan.
Salah satu di antara mereka menyadari bahwa ia sedang diperhatikan pun menoleh dan tersenyum sangat manis dan melambaikan tangan pada anaknya.

"hey sini sarapan dulu" ucap taeyon kepada anak laki-lakinya tersebut.

"iya ma"

Wonho melangkahkan kakinya menuju ruang makan, dia memilih  kursi kosong depan ibunya duduk.

" oh ya, anak setan itu dimana ma?" tanya wonho sambil mengambil nasi dan beberapa lauk yang tersedia di atas meja makan.

"heh, gitu-gitu juga mama yang ngelahirin ya, secara nggak langsung kamu juga ngatain mama " jawab taeyon tidak terima ia memukul kepala anaknya itu dengan sendok.

"ampun ma, kalo mama mah bidadari" kata wonho agar pukulan mamanya itu dapat berhenti.

"memang " balas taeyon yang mulai luluh akan rayuan anaknya.

Wonho menghela napas lega ketika sang ibu negara berhenti memukulinya, memang sih memukulnya dengan sendok, tetapi jika ibunya memukulnya dengan sekuat tenaga apanya yang tidak sakit coba.

Tiba-tiba seorang datang di ruang makan tersebut, orang itu juga berlari dan langsung duduk di sebelah wonho, ia meraup oksigen dengan sebanyak-banyaknya dan berusaha menetralkan napasnya yang terengah-engah.

"hati-hati dek, nanti kalo kamu jatoh gimana?!"

Ketua keluarga itu pun memperingati putrinya yang mulai meminum segelas susu yang disodorkan oleh taeyon.

"maaf pa" ucapnya dengan nada menyesal.

"yasudah lanjutin makannya, nanti malah berangkatnya kesiangan"

"ashiap"

Wonho menjitak kepala adeknya dengan lumayan kencang, herin hanya dapat mengelus kepalanya dan melayangkan beberapa ucapan protes kepada kakaknya.

"kakak kenapa sih jitak kepala gue, sakit tau, nanti kalo gue gegar otak gimana?"

"bagus dong, biar kebiasaan ngomong kata ashiap lu itu bisa ilang, kesel gue dengernya "

"tega banget "

Herin mencebikkan bibirnya dan melanjutkan acara sarapannya yang tertunda karena kelakuan kurang ajar kakak laki-lakinya itu.

Setelah menyelesaikan sarapan wonho dan herin berpamitan dengan kedua orang tuanya untuk pergi kerumah kakeknya yang lumayan jauh dari perkotaan.

"kalian berdua jangan sampe bikin kakek sama nenek kualahan ngerti!" ucap siwon kepada kedua anaknya.

"ashiap"

"sip pa"

"kalian juga harus bantu kakek sama nenek, jangan cuman main hp terus sama makan doang!"

Taeyon hanya mendapat tatapan datar serta anggukan dari kedua anaknya, bukannya membalas dengan perkataan "iya" atau tersenyum kepadanya, anak kurang ajar memang.

"ya sudah sana kalian berangkat "

Mereka berdua hanya mengangguk dan membuka pintu mobil, ketika mobil sudah mulai berjalan teriakan wonho membuat kedua orang tuanya hanya geleng-geleng kepala akan tingkah laku anaknya yang paling tua tersebut. 

Kémbang desaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang