###
Senyum sinisnya samar terlihat di sela-sela rambutnya yang tergerai menutupi sebagian wajahnya. Lengannya terlihat mengucurkan darah segar akibat goresan pisau beberapa detik lalu. Langsung saja ia lap noda darah itu di lengannya agar tidak bercucuran di jalanan dan jejaknya tidak ketahuan. Kemudian sorot matanya beralih ke arah tiga sosok pria berbadan besar yang baru saja dikalahkannya dan mengaduh kesakitan. Perempuan itu berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh di area itu. Segera saja ia mengambil tali dan berjalan kembali ke arah tiga pria tersebut. Tali itu langsung dililitkan ke badan ketiganya yang merintih meminta ampun. Perempuan itu tak menggubris dan fokus mengikat tali dengan kencang agar buruannya tak akan bisa lolos.
"Aam...aampuunn... Lepaskan kami", rintih salah satu dari ketiga pria tersebut.
Perempuan itu pun menunduk. Sambil menjambak salah satu rambut mereka. "Ampun kalian bilang, hah!! Seharusnya kalian membusuk disini!", gertak perempuan itu. "Tapi, aku masih punya hati untuk mengampuni nyawa kalian, dasar pengecut!", lanjutnya.
"Lepaskan kami dasar perempuan busuk!", ujar pria yang lain.
"Hei! Apa kalian bilang? Busuk? Kalianlah yang busuk, bodoh! Oh ya satu lagi, aku tidak mau melihat muka pendosa kalian lagi dihadapanku kalau kalian tidak ingin mati dan katakan pada atasanmu bahwa dia adalah seorang pengecut! sama seperti anak buahnya, mengerti?!", sambil melepas cengkramannya pada rambut pria itu.
Perempuan itu pun berjalan menjauh dan memasuki mobil. Mengendarainya menjauh dari tempat jahanam itu.
###
Bunyi nyaring sepatu high heels terdengar melewati koridor rumah sakit. Langkahnya begitu anggun dan tenang namun tak lamban. Kakinya yang jenjang terlihat kuning langsat dan terawat. Salah satu tangannya yang dibalut perban terlihat dimasukkan ke saku jaket selututnya karena udara cukup dingin malam ini dan tangannya yang bebas terlihat menimang sebuket bunga krisan ungu yang indah. Dari mulutnya terdengar hembusan nafas yang terlampau lirih. Senyum samar terlihat dari bibirnya yang tebal dan merah. Sorot mata hazelnya yang tajam menyawasi keadaan sekitar.
Di saat penghuni rumah sakit sedang terlelap, ia berjalan cepat di kegelapan bagai siluet malam yang berkeliaran tanpa tertangkap kamera pengawas rumah sakit. Kakinya berjalan menuju lift. Pilihannya tepat kali ini, karena ketika malam hari para penghuni tidak melewati lift dan hanya penjaga yang lalu lalang disekitar kompleks rumah sakit. Beberapa saat kemudian lift meluncur ke atas dan sampailah perempuan itu di lantai lima. Pintu lift terbuka dan menampakan sosok anggun yang menggoda. Cepat-cepat ia berjalan setelah terlebih dahulu mengawasi pergerakan kamera pengawas dan sekitar. Tibalah ia di sebuah ruang rawat inap Mawar nomor 11. Segera saja ia masuk perlahan tanpa menimbulkan seseorang yang sedang tertidur pulas didalam menjadi terganggu. Setelah masuk, ia menutup pintu secara perlahan dan menguncinya dari dalam supaya tidak ada orang lain ataupun perawat yang bisa masuk.
Didekatinya seorang ibu yang sedang terbaring lemah di ranjang pesakitan itu. Tubuhnya ringkih dan kulitnya banyak terdapat garis penuaan diumurnya yang sudah cukul tua. Rambut putihnya dibiarkan tergerai panjang. Di dahi kanannya terdapat bekas luka yang telah di perban, begitu pula sekujur tubuhnya yang berisi luka-luka lebam akibat peristiwa mengenaskan yang telah ia alami pagi tadi.
Segera perempuan itu meletakkan buket bunga Krisan yang dibawanya di nakas sebelah ibu tua tersebut tertidur. Salah satu tangannya merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan amplop coklat tebal yang isinya berupa uang. Dilihatnya ibu tua tersebut, tidurnya terlihat pulas mungkin karena efek obat penenang yang diberikan perawat beberapa jam yang lalu. Terkadang tercetak garis halus di area keningnya. Mungkin ia sedang bermimpi buruk. Perempuan itu pun mengusap dahi ibu tua tersebut dengan pelan agar tidak mengganggu tidur lelapnya. Terbitlah senyum samar di bibir perempuan tersebut.
Beberapa saat kemudian, perempuan itu kembali melangkah pergi meninggalkan ibu tua di dalam ruangan sendirian. Kaki jenjangnya melangkah pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan sedikit tergesa. Pandangan matanya selalu mengawasi keadaan sekitar sampai ia benar-benar keluar dari area rumah sakit itu. Setelah tiba di tepi jalanan sepi, ia segera memasuki mobil yang sengaja ia parkir di situ agar tidak ada yang melihatnya. Perempuan cantik itu mulai menghidupkan mesin dan melesat dengan cepat di kegelapan.
####
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Diana
Mystery / ThrillerPERHATIAN!!! Harap bijak dalam memilih bacaan! Miss Diana Ia berjalan di keheningan malam. Ambisinya adalah untuk membalaskan demdam atas kematian orangtuanya. Ia pun terlibat dengan sindikat berbahaya yang sewaktu-waktu bisa menelan dirinya. Namun...