Everything just like a dream. Even though i close my eyes, i still feel it. Every day feel so precious.
.
.
.Sudah hampir dua minggu berlalu sejak kejadian di belokan toilet gedung audisi. Sejak saat itu pula dua pemuda yang sama-sama bermarga Park tersebut, akan saling melempar senyum termanis milik masing-masing jika kedua obsidian mereka bertemu pandang. Entah itu Woojin yang tidak sengaja berpapasan saat berkumpul di aula, entah itu Jihoon yang iseng menyusuri koridor asrama saat dirinya susah tidur, atau bahkan saat keduanya menjadi kikuk saat saling memperhatikan dari kejauhan. Satu hal yang pasti bahwa, kedua pemuda ini saling tertarik lebih dari sekedar bertukar pandang atau melempar senyuman.
"Hyung... Jihoonie hyung~" suara manja penuh ageyo itu menyadarkan Jihoon dari acara menulisnya.
"Hm..kenapa?" balas Jihoon singkat tanpa megalihkan fokusnya dari minirecord board yang dikhususkan untuk menulis kegiatan bagi semua peserta.
"Lihat aku dulu!" rengeknya.
Jihoon memutuskan untuk menghentikan aktifitasnya dan menoleh pada namja yang lebih muda dua tahun darinya itu.
"Kenapa Daehwi-ah?" ucap Jihoon pada bocah dihadapannya itu yang tengah mempoutkan bibirnya lucu.
Jika kalian bertanya kenapa Jihoon dan Daehwi bisa akrab? Itu karena pada minggu lalu, Daehwi yang merupakan seorang Centre memilih Jihoon bersama dengan empat orang yang lain menjadi satu team dengannya. Semua peserta ajang pencarian bakat itu menjuluki anggota tim yang dipilih oleh Daehwi dengan sebutan The Avengers. Tim terkuat yang beranggotakan enam orang dengan kemampuan individu yang mengagumkan selain nilai visual.
Daehwi mungkin lebih muda tapi kemampuannya diluar dugaan. Bisa dibilang dia termasuk salah satu jenius. Kemampuan vocal dan dancenya sangat bagus, bahkan saat audisi dirinya juga membeberkan bahwa lagu yang grup mereka tampilkan waktu itu adalah ciptaaannya. Ditambah lagi kepribadian ceria yang dimilikinya hingga membuatnya mudah akrab dengan orang lain.
"Temani aku hyung~" ucapnya manja.
Malam ini Daehwi lagi-lagi memutuskan untuk bermain di kamar Jihoon. Untungnya dua teman sekamar Jihoon sedang izin dengan pihak penyelenggara acara karena ada urusan dengan agensi masing-masing dan besok baru kembali.
"Kemana?" balas Jihoon yang sedikit tidak mengerti dengan permintaan si namja imut itu.
"Bertemu Woojinie hyung." ucap Daehwi dengan intonasi imut khas seorang Lee Daehwi sambil tersenyum.
"Woojin?" tanya Jihoon memastikan. Daehwi mengangguk sambil menatap Jihoon penuh harap.
Jihoon tidak langsung menjawab. Entah kenapa dirinya malah jadi gugup jika tiba-tiba diajak menemui orang yang selalu diberinya senyuman itu. Memang benar jika dirinya ingin mengenal lebih tentang namja berkulit tan dengan tatapan tajam tersebut, tapi tidak harus malam ini, kan?
"Hyuung~ ayoo temani akuu~" rengek Daehwi lagi sambil bergelayut manja di lengan Jihoon.
"Tapi kenapa harus aku?" balas Jihoon menyembunyikan gugupnya.
"Biasanya kau bisa pergi sendiri, atau kau minta ditemani Jinyoung." lanjut Jihoon lagi. Mendengar hal itu Daehwi langsung melepaskan lengan Jihoon dan menatapnya dengan tajam.
"Hyung ini bagaimana sih, Jinyoungie hyung kan penakut. Sejak rumor yang disebar anak-anak asrama dua hari lalu, tidak ada yang berani berkeliaran setelah jam sepuluh malam. Ayolaaahh~ temani aku~" tuturnya yang diakhiri rengekan khas seorang Lee Daehwi sambil bergelayut manja di lengan Jihoon kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEAUTIFUL FAREWELL
Fanfiction"Destiny? Kau percaya akan hal itu?" Pemuda berkulit tan disampingnya itu hanya diam tak menjawab. Masih menatap langit malam yang dipenuhi taburan bintang. "Kau tau, aku pernah membaca hal ini disuatu tempat, katanya jika seseorang yang bertemu den...