Renjun Beloved 3 End

1.4K 110 68
                                    

Hari-hari setelahnya hubungan Chenle dan Renjun semakin dekat. Hal ini semakin menumbuhkan rasa suka yang dimiliki oleh pemuda Huang itu.

Dari semula yang hanya menjadi cinta. Biarkan saja pemuda Huang menganggapi begitu. Karena pemuda manis bermata minimalis adalah cinta pandangan pertamanya.

•••

"Injun ge!" Panggil pemuda pendek berjalan menuju ke arah Renjun.
Senyuman tampannya si Huang terkembang.

"I-iya dek Lele??" Balas Renjun gugup. Tentu saja, karena pemuda manis di hadapannya saat ini mengeluarkan aura pesona yang amat memikat.

"Hehe gege mau ikut gak?"

Sontak pemuda yang biasa memanggil dirinya pangeran China itu kaget dengan kedua belah pihak pipinya yang merona akan ajakan kencan secara tidak langsung.

"M-mau deh, ikut kemana memangnya dek Lele?"

Si sipit tersenyum. Manis sekali Dimata Renjun sang calon bucin.











"Temenin adek Jalan-jalan sama pacar adek, Ningning ya! Soalnya papa sama Lucas ge gak bolehin adek kalau gak ajakin Injun ge pergi juga~"

"MAMA!"

Teriak pemuda tampan itu lalu bangkit dari ranjangnya dengan peluh yang menetes tubuhnya.

Kemudian pintu kamarnya terbuka secara brutal.

"Kamu kenapa sayang??" Tanya wanita dewasa dengan spatula di tangan kanannya.

Renjun menoleh, lalu lelehan air mata memberontak keluar.

"MAMA ENJUN KETIKUNG HIKSS"

•••

Renjun duduk di ruang makan bersama kedua orangtuanya.

Putra tunggal Huang itu tampak tidak berselera menghabiskan sarapan buatan sang mama.

"Dia kenapa?" Tanya tuan Huang ke istrinya. Istrinya tersenyum sambil menatap buah hati mereka.

"Dia patah hati lewat mimpi hmft-" sekuat tenaga nyonya Huang menahan tawa diikuti sang suami.

Renjun menatap nanar orangtuanya. Bersabar bila kisah cintanya dilecehkan seperti itu.

'jika mereka bukan orangtuaku mungkin organ tubuhnya sudah kulelang' batin Renjun Durhaka.

---

"Renjun pergi!" Pamit pemuda Huang itu bangkit dari duduknya setelah menyalami orangtuanya.

"Tidak ingin Baba antar?" Tanya ayahnya yang dibalas gelengan oleh Renjun.

Sebelum keluar dari ruang makan, sang ibu memanggilnya, "Enjun"

Renjun menoleh tidak minat.

Sang mama tersenyum cantik, "Nyatakan secepatnya! Usahamu sudah cukup, jika terlambat kamu bisa ditikung beneran."

Pemuda Huang itu terperangah terhadap yang mamanya lontarkan sempat berburuk sangka bila ibunya cenayang.

Namun ia tepis, ia yakin bila ikatan batin seorang ibu dan anaknya lah yang menjadi penghubung perasaan mereka.

Renjun mengusap tengkuknya yang tidak gatak, "T-terimakasih Mama" -balasnya meski gugup.

•••

Langkah pemuda Huang mempercepat menuju ke tempat tujuannya. Tak lain adalah ruang kelas si lumba-lumba bermata minimalis.

"Permisi. Ada Chenle?" Tanyanya sopan ke salah satu gadis yang tengah berdiri di pintu.

Gadis itu menatap tajam Renjun. Yang ditatap berusaha menjaga sikap meski ia ingin sekali mengumpat saat dengan tidak bersahabatnya gadis itu menjawab.

[Series 3shot] (3)Renjun Beloved BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang