Untuk mencapai impian, cinta dan cita-cita memanglah tak semudah membalikkan telapak tangan. Semuanya butuh proses, benar!...dan aku juga tidak tahu kapan segalanya akan segera menjadi nyata. Bagiku dengan adanya kehidupan yang ku jalani saat ini, itu sudah lebih dari cukup untuk merasakan kebahagiaan. Iyah...sangat sederhana, sesederhana memberikan senyuman pada alam semesta setiap hari. Tak perlu membayar mahal apalagi mengeluarkan berjuta-juta uang agar mendapatkan kebahagiaan di muka bumi. Apakah kalian pun sependapat denganku?, he.hee baiklah...simpan sahaja jawaban itu sebagai rahasiamu dengan sebaik-baik penjaga Rahasia, yang terpenting untuk saat ini ialah bagaimana menjalani waktu dengan penuh bahagia tanpa mengganggu kebahagiaan para makhluq lainnya di dunia. Kalian mungkin lebih ahli dari ku he.ee ^^Hembusan semiliran angin dipantai yang sangat sempurna. Haqqon!, ku rasa aku tak berlebihan yah kan?, hi.hii ^^ . Inilah yang dinamakan meni’mati Anugerah Ilahi tanpa banyak komentar, benar?...semoga kali ini pemikiran kita sama (^_^”)
Awan putih saling berkejar-kejaran, birunya langit memancarkan warna indah dari balik efek pantulan cahaya mentari di pagi hari. Oh...betapa cerahnya. Sesekali ku tulis nama seseorang di pasir putih lembut itu. Belum sempat ku lanjutkan tulisan nama itu, namun ia telah hilang dihapus ombak.
“Ah...ini pertanda tak baik”
Fikir ku terus meresahkan hati. Kembali ku coba menuliskan nama itu lagi, belum sempat ke akhir hurufnya, sang ombak sudah menyapunya dengan deburan kencang.
“aduh! Ada apa ini???”
Ku rasa ini untuk ketiga kalinya aku coba kembali mengukir nama ditepian pantai. Hasilnya tetap sama, sepertinya ombak tak menyukainya. Mungkin nama tersebut bukan yang terbaik untuk diriku dimasa mendatang.
“heumz...sudahlah, lebih baik aku balik saja ke asrama, toh sudah jelas...semuanya juga telah berakhir, hingga ombak pun tak mendukung kisah ku dengan dengan si pemilik nama itu”
Marzia melihat ke arah tangannya yang bergelangkan jam kaukah unik dengan ukiran nama disisi kanannya, jam sudah menunjukkan pukul 09.30 WIB.
“hah!...ternyata lama juga yah aku berdiam diri dipantai ini, mana panasnya mentari kini menyengat kulit lagi..., tak sesejuk dan sesegar tadi, emmzzz baiklah...Assalaamu’alaikum pantai indah ... terima kasih atas jawaban terbaik hari ini, aku pun sependapat dengan mu, esok mari kita berdiskusi kembali jika ku punyai segudang waktu dibalik jadwal padat ku dikampus yah ... in sya Alloh”
Akhir kalam, ku lukis bentuk senyuman di pasir itu...ternyata sang ombak tak menyentuhnya sama sekali, ku rasa untuk kali terakhir ini ia menerimanya, yah terang sahaja ia menerima, sebab air laut kini mulai surut tak seperti tadi pasanggggg ha.haa -(^c^”)/
*****
(“nomor yang anda tuju sedang sibuk!...”). Berkali-kali ku coba untuk menghubungi rekan seperjuangan ku, namun selalu terdengar nada pesan yang sama dari balik HP ku.
“sebenarnya sedang dimana sih Ayesha?!, apa HP nya terjatuh dibawah kolong-kolong tempat tidurnya?, atau mungkin dibawa kabur sang adik yang mulai usil?, atau jangan-jangan??...ahhhh....mumet wesss!!!
Fikiran ku menjadi kacau tak menentu. Ku letakkan HP disisi kiri tempat tidur ku. Berharap nanti akan dihubungi balik oleh rekan ku itu. Mata ku mulai tak tahan lagi, iyah...sejuk udara kipas angin dihadapan ku menyapa lembut, seolah-olah sedang mengelus-ngelus pelupuk mata ku agar aku segera menyapa kelamnya malam. Bismilahirrohman Nirrohiim...(-.-)zzZ
~~~~~
(“tuttttt...trutut!!!!....tututtt...trututt!!!”),
“Assalaamu’alaikum...iyaaah, siapa ini?”
KAMU SEDANG MEMBACA
MUKALLA ANA UHIBB _I'M IN LOVE❤_ (CERPEN)
ContoHembusan semiliran angin dipantai yang sangat sempurna. Haqqon!, ku rasa aku tak berlebihan yah kan?, hi.hii ^^ . Inilah yang dinamakan meni'mati Anugerah Ilahi tanpa banyak komentar, benar?...semoga kali ini pemikiran kita sama (^_^") Awan putih sa...