L I M A (5)

0 0 0
                                    

Syhabil Memasuki rumah Dan di ikuti pemuda yang mengantar syhabil pulang Dan tak lupa mereka berdua mengucapkan salam. Mereka berdua pun berjalan menuju ruang keluarga, dimana kedua orang tua syhabil ayah dan bundanya berada.

"Asalamuallaikum....Bunda Sma ayah ga nyahut abil pas abil pulang ternyata lgh pada asyik ngobrol toh??"
Tanyaku kepada Orang tua ku dan tak lupa mengulangi salam.

"Waalaikumsallam...Hahaha...iya maaf yah ayah sma bunda ga denger soalnya lgh ngobrol"
Jawab ayah sambil tertawa.

"Lohh Fai juga ikut kesini??"
Tanya bunda kepada Laki-Laki yang bernama Fai tersebut.

"Hhh..iya Bunda Fai ikut...sekaligus mau jemput abil"
Jawab fai sambil mendudukan badannya ke sopa yang berada di Depan kedua orang tua syhabil.

"Bunda Ayah abil Ke kamar abil dulu yah..?? Mau beres-Beres dulu"
Ucap syhabil kepada ayah dan bundanya, setelah itu syhabil langsung pergi tanpa mengihkan pandangannya kepada fai.

"Huhhh....Fai Kamu yang sabar yah...abil selalu gitu..tapi kmu juga harus bisa ngebatasin tindakan kmu juga yah...nanti yang ada abil nambah ngelunjak sama kamu"
Ujar ayahnya syhabil sambil menatap fai secara serius.

"Iya Yah...insyallah fai akan berusaha untuk membatasi tindakan fai"
Jawab fai dengan pandangan yang sangat sedih,dan kecewa.

"Kamu jaga baik-baik abil yah fai...dia itu Putri kesayangan bunda satu-satunya soalnya"
Perintah Bunda syhabil kepada Fai.

"Baik bunda Fai akan menjaga Abil dengan baik....karena itu memang sudah tugas fai sebagai suaminya syhabil"
Jawab Fai dengan Nada yang meyakinkan.

Wahhh ternyata kebingungan kalian terungkapkan gayysss...bahwa laki-laki yang bernama Fai itu adalah Suaminya syhabil!!!...

"Ayah Bunda abil pamit pulang yah...titip salam biuat ka ily...maaf gitu abil pulang ga nemuin kaka dulu"
Pamit syhabil kepada kedua orang tuanya.

"Iya...hati-hati yah...inget baik-baik sama suami loh bil!!"
Jawab bunda dengan nada menggoda.

"Bunda Ayah kalo gitu Fai sma Abil Pamit yah...Wassalamualaikum?"
Kata fai sembari mencium telapak tangan kedua mertuanya tersebut dan di ikuti oleh syhabil.


*****************************

Mereka berdua telah sampai di rumah mereka. Syhabil menatap nanar Foto Pernikahannya Dengan Suaminya Yang terpajang Besar Di Kamar mereka berdua.
Ada rasa bahagia bercampur dengan rasa kecewa dan sedih.

"Kamu sudah membereskan pakainmu semua?"
Tiba-tiba suara bariton dari seorang laki-laki membuyarkan lamunan Syhabil,Lantas dia langsung menengok kearah laki-laki tersebut seraya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan laki-laki tersebut.

"Kelihatannya kamu cape, jadi istirahatlah dulu Nanti malam kita akan berbicara, Aku harap kamu mau syhabil"
Ucap laki-laki tersebut dan meninggalkan syhabil di dalam kamar.
Namun tidak berapa lama laki-itu balik lagh ke kamar mereka

"Oh iya satu lagih, Aku akan menunggu kamu di bawah sana selepas kamu beristirahat"
Kata laki-laki tersebut.

"Iya syahdan iya nanti aku turun"
Jawab syhabil kepada suaminya dengan nada kesal.

*******************************

"Apa yang mau kamu bicarakan dengan aku"
Tanya syhabil kepada syahdan yang sedang berada di hadapannya saat ini.

"Bagaimana keadaan kamu saat ini?? Apakah sudah membaik?"
Tanya syahdan dengan alibi mengalihkan arah percakapan mereka.

"Jangan basa-basi Langsung saja pada intinya Fai!!"
Ujar syhabil dengan nada kesalnya.

"Baiklah....Apakah kamu merasa tak di adili dalam pernikahan ini??"
Tanya syahdan dengan begitu serius.

"Entahlah aku merasa bingung saat ini...munkin saya merasa tidak bahagia"
Ucapan syhabil tersebut membuat hati syahdan seperti tertusuk ribuan pisau.

"Apakah kamu menyesal menikah dengan saya???...kareka kekurangan dan penyakit saya??"
Mata syahdan tersirat jelas bahwa dia sangat sulit untuk menucapkan kalimat tersebut terhadap syhabil.

"Saya tidak menyesal dan saya juga tidak menolak kekurangan kamu, tapi saya hanya masih belum siap untuk membanyangkan bahwa sekarang setatus saya telah berubah....dan saya tidak tau harus berbuat apa"
Jelas syhabil dengan kepala menunduk dan nada suaranya terdengar sangat memilukan.

"Baiklah kalau begitu...terima kasih karena kamu menerima pernikahan ini tanpa penyesalan...saya janji, saya akan membuat kamu bahagia Abil"
Ucap syahdan dengan begitu bahagia meskipun hatinya merasa sakit karena tidak mampu membahagiakan istrinya hanya karena penyakitnya yang di saat-saat tertentu bisa membuat syhabil bersedih bahkan sengsara dan merasa sakit.

_________________------------------_______________

@minta saranya yah kaka??
#Hahaha..maaf typho...
#2story

SYHABILDHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang