"
Yang baru mulai baca... cerita ini akan aku hapus tgl 1 Juni 2015... jd silkan baca sebelum aku hapus. Terima kasih banyak"Gue deketin elo cuma buat taruhan, ngaca dong mana ada cowok yang mau sama cewek nerd kayak elo."
Cibiran itu diikuti suara-suara lain yang tertawa dan makin mengejekku.
"Kenapa?"
"Kenapa aku?"
"Karena lo cewek aneh, liat aja dandanan lo, mana ada cewek yang datang ke prom night dengan rambut dikuncir kuda begitu, pake baju kegedean, pake make up belepotan. Dan lagi elo tahu nggak sih kalau kacamata kuda elo tuh nganggu banget."
Entah seperti apa ekspresiku sekarang malu, marah atau sedih. Yang pasti aku ingin segera menghilang dari tempat ini. Air mata yang sudah sejak tadi berkumpul di mataku sudah tak sabar ingin keluar. Aku menahan alirannya dengan membuka mata lebar-lebar, berharap air mata itu mau bersabar. Setidaknya keluar bukan di tempat ini.
"Jadi selama ini kamu hanya pura-pura," aku bisa mendengar suaraku bergetar.
"Taruhannya menggiurkan," pria di depanku hanya mengangkat bahunya tak perduli. "Aku hanya perlu menjadikanmu pacarku dan menciummu di sini. Hal yang cukup mudah untuk dilakukan" lanjutnya.
"Jadi selama ini kamu hanya pura-pura," ucapku lagi mengucapkan kata-kata yang sama.
"Ya... Amada Putri Rahadi, kamu masuk ke dalam tipuanku," dia mengucapkannya seraya menampilkan senyum yang selama ini selalu aku sukai. Matanya memandang mataku dengan tatapan yang sekarang sulit aku artikan.
Aku membalikkan badan, aku harus pergi dari tempat ini. Bisa aku rasakan langkah kakiku yang gemetar, keringat dingin bahkan ikut keluar membasahi kulitku. Mata-mata di ruangan ini memandangku dengan pandangan suka cita, beberapa dari mereka bahkan mengejekku secara terbuka.
"Kayaknya dia nggak punya kaca yah di rumah, mana mungkinlah cowok sekeren itu mau sama dia"
"Jadi cewek kepedean sih, sok kecakepan padahal dandanannya aneh gitu,"
Aku berusaha mempercepat langkahku, tapi baik kaki maupun anggota tubuh yang lain tidak ada yang mau diajak bekerja sama. Semuanya kompak seolah berniat membuatku lumpuh. Pintu kokoh ballroom rasanya seperti pintu surga, membuatku ingin secepatnya sampai kesana.
Perjuanganku agar bisa segera keluar dari tempat ini membuahkan hasil. Walaupun waktu yang hanya lima belas menit seakan memakan hampir seluruh waktu hidupku. Gemetar tubuhku semakin hebat, aku ingin segera pulang ke rumah dan masuk ke kamarku. Menangis kencang di sana. Tapi, taksi yang aku tunggu sepertinya ikut bekerja sama dalam kekacauan malam ini.
Aku sudah tak kuat lagi, air mata yang sejak tadi berusaha kubendung, mengalir deras. Aku berusaha agar isakannya tidak terdengar tapi percuma. Sekarang yang aku inginkan hanyalah bisa menangis dengan kencang.
Bapak bohong, tak ada cinta sejati untukku.
Bapak bohong, padahal bapak bilang jika aku mencintai orang dengan sungguh-sungguh maka cinta sejati akan datang padaku.
Bapak bohong, padahal bapak bilang jika aku mencintai seseorang dengan tulus maka cintaku akan tersampaikan padanya.
Bapak bohong....
*****
"Saya terima nikahnya Amada Putri Rahadi binti Budi Rahadi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
Begitu kalimat sakral tersebut diucapkan, rasanya jantungku berhenti berdetak, nafasku sesak dan sekujur tubuhku gemetar. Rasa ini sama seperti dulu, saat hatiku juga begitu tersakiti . Orang yang sama yang telah menyakitiku bertahun-tahun lalu, kini menjadi suamiku. Orang yang harus aku patuhi dan hormati. Orang yang akan menghabiskan sisa hidupnya bersamaku.
Aku tidak perduli tatapan orang-orang yang memandangku sedih. Sekarang aku hanya ingin menangis, tapi bahkan airmataku menolak keluar. Aku ingin segera pergi dari sini, meninggalkan semuanya, melupakan semuanya.
Hatiku berdetak kencang, detakkan yang tidak asing. Detakan yang selama tiga setengah tahun ini selalu menemaniku, detakan sebagai pertanda kehadirannya. Aku mengangkat kepalaku berusaha mencari sosoknya. Lalu tatapan mata kami bertemu, dan di sanalah dia menatapku dengan senyuman yang aku tahu penuh kesedihan.
Aku menyakitinya...
New story... hope you like it
Mars, 28 Desember 2014
Thanks
XOXOtR
KAMU SEDANG MEMBACA
Unintended Choice
RomanceIt started with 3 seconds. When your eyes meet 1 2 3 And the magic begin. You'll fall in love even before your heart realize it. Amada Putri Rahadi, pernah percaya bahwa setiap orang akan punya cinta sejati. Tapi kejadian saat masa SMA membuatnya be...