CHAPTER TWO

19 3 1
                                    

- Apasih. Orang gue cuma sahabat sama dia. -

εїз

Seorang laki-laki sedang mempersiapkan peralatan apa saja yang akan dia bawa kesekolah. Saat didepan cermin pun dia merapikan rambutnya dan menyemprotkan sedikit parfum beraroma coklat ke tubuhnya. Diraihnya HP dengan logo apel itu dan jaket abu-abu kesayangannya. Pandangannya pun menuju kearah meja belajarnya. Disentuhnya barang itu dan dia tersenyum.

Dia pun memakai tas warna abu-abu hitamnya, kaos kaki putih, dan sepatu hitam polos. Setelah dirasa cukup dia keluar dari kamarnya dan menemui orang tuanya sedang di meja makan.

"Pagi , Ma. Papa dimana?" sapanya

"Pagi Kaivan. Dia udah ke kantor dari pagi," jawab mamanya

Selalu.

"Ciee hari ini mau ketemu sama ayang beb," ucap mamanya "Hah siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan Gita, kan?"

"Betah amat sih, bang jadi friendzone," cibir Freya adiknya

"Apasih. Orang gue cuma sahabat sama dia," jawab Kaivan

"Alah sahabat tapi sayang"

"Soktau"

"Gue kenal lo bang"

"Apasih, Frey"

"Udah deh gausah ngelak"

"Gue gak ngelak!"

"Berarti mau kan?"

"Bukan gitu juga!"

"Gakpapa sih, bang. Gue lebih setuju 100% kalo lo sama mbak Gita daripada sama mantan lo itu,"

"Lo tuh-"

"Udah udah sekarang kalian sarapan dan cepetan berangkat daripada telat," potong Mamanya sambil merapikan tasnya dan bangkit berdiri.

"Loh, kok malah mama yang pergi?" tanya Freya

"Iya, mama ada rapat sama ibu-ibu Persit pagi ini,"

"Ohh," jawab Freya sambil melahap rotinya

Selalu.

"Yaudah kalo gitu mama tinggal dulu, ya? Belajar yang bener kalian," ucap mamanya sambil pergi diantar oleh sopir pribadi keluarga mereka

Suasana ruang makan pun terasa hening. Kaivan yang daritadi hanya diam pun melihat kearah Freya. Freya juga sama terdiamnya dengan Kaivan. Kaivan tahu persis apa yang dirasakan oleh Freya.

"Fre, gue berangkat sama temen-temen. Lo dianter Pak Sam sendiri ya?" ucap Kaivan kepada Freya

Freya hanya mengangguk sebagai jawaban dan melanjutkan makannya yang tertunda. Kaivan sangat memaklumi jika Freya dan dirinya tidak bisa seakur dan sedekat keluarga lain. Tentu saja bukan karena Freya membenci Kaivan atau sebaliknya tapi karena sifat dingin yang melekat pada diri mereka.

"Gue berangkat," ucap Freya singkat kepada Kaivan

Kaivan pun hanya menatap kepergian Freya dengan datar. Setelah Freya pergi, Kaivan menerima pesan dari teman-temannya yang sudah ada di depan rumah Kaivan. Dia pun segera mengunci rumahnya kemudian bergegas ke sekolah.

"Woi bro kusut amat lo daritadi,"

"Males gue, Gam, tiba-tiba udah masuk sekolah lagi aja," jawab Kaivan kepada Agam

"Liat mading dulu yok!"

Mereka pun berusaha mencari nama mereka di papan yang sesak orang tersebut. Kaivan diuntungkan karena dia tinggi dan bisa melihat nama dari jarak yang cukup jauh.

XI IPS 2 - 22- Kaivan

XI IPS 1 -4- Anggita Altezza

"Woi bro! Udah balik lu dari Malang?" sapa Aaron

"Kalo gue belum balik gue gak akan disini bego!" jawab Kaivan sambil melihat kearah Aaron sinis

"Apa kabar?" tanya Rey

"Ini lagi baru nanya sekarang! Gue baik, kalian apa kabar? Masih bego apa udah ganti pentium otak?" jawab Kaivan

"Kalo gue sih tetep yang paling waras dari kalian," kata Agam dengan pedenya

"Belom tobat gue Ga, maklum, udah candu banget," kata si playboy Aaron

"Gue baik," ya. Itu Rey

Aaron, Agam, dan Rey adalah sahabat Kaivan. Kaivan mengenal Rey dan Aaron sejak SMP, sedangkan dengan Agam mereka baru dekat saat kelas 10.

Aaron adalah sahabat Kaivan yang sangat playboy dan rusuh. Dia orang yang asik namun jika sudah menyangkut cewek, jiwa buayanya akan keluar dengan sendirinya.

Agam adalah yang paling berisik diantara mereka. Meskipun Kaivan benci mengakui bahwa meskipun agam adalah orang yang sangat dewasa.

Rey adalah orang yang pendiam dan tegas dalam segala hal. Kaivan juga benci mengakui bahwa terkadang Rey terlalu dingin dan galak namun dia adalah orang yang bisa memahami Kaivan dengan baik.

"Kelas lo dimana, Dil?" tanya Agam

"Gue di XI IPS 2, kalian?" jawab Kaivan

"Gue di XI IPS 2 juga! Wah emang jodoh kita, Dil!" ucap Aaron dengan menaik turunkan alisnya

"Tolong, gue tau lo playboy tapi sana playboy ke cewe aja. Gue masih normal," jawab Kaivan

"Gue di XI IPA lah, kan kelasnya cuma ada 1," jawab Rey

"Lah? Gue di XI IPS 1 sendiri? Jahat njir kalian, sakidh hati dedek bang," jawab Agam dan berlagak seperti menangis

"Jijik tau, Gam!"

XI IPS 1. Kaivan teringat oleh gadis itu. Gadis yang sudah mengubah hidup Kaivan. Gadis yang bisa membuat Kaivan merasa Kaivan adalah orang yang diinginkan di dunia ini. Gadis yang selalu bisa menjadi alasan Kaivan kenapa Kaivan bertahan selama ini.

"Nyari siapa, Ga?" tanya Rey mengagetkan Kaivan

"Alah! Kaivan pasti lagi nyari cewek buat kecengan, kan? Tuh ada yang namanya Riana yang cantiknya gak ketulungan bro!" jawab Aaron

"Alah lo, kalo sama cewek aja gercep," ucap Agam

"Daripada lo, disakitin mulu, di php in mulu, mentok cuma dijadiin tempat curhat alias SAMPAHZONE hahahahaha," tawa Aaron dengan puas

"Kampret lo!"

"Gue ga nyari siapa-siapa kok. Udah yuk buruan ke aula mau mulai kan," ucap Kaivan sambil berjalan ke arah aula.

Mata Kaivan menangkap siluet gadis itu sedang tertawa dengan teman-temannya. Hatinya menghangat melihat sosok yang dia cari dalam keadaan baik-baik saja. Dan ketika pandangan mereka bertemu-

'Dia kembali!' ucap batin mereka bersamaan.

εїз

Meisave, 22 March 2019

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 22, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Butterf(lies)εїзWhere stories live. Discover now